31.7 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Hari Ini Pasar Mini Marelan Beroperasi

“Jangan gusur kami. Kalau semua masalah sudah selesai, pasti kami pindah. Sampai saat ini, lapak saya yang lama belum diganti rugi, makanya saya tidak mau pindah,” teriak Dian.

Dikatakan pria berusia 59 tahun ini, dirinya dijanjikan lapak jualan yang lama akan dibayar sebesar Rp7,5 juta. Namun, hingga kini belum juga ada pergantian rugi dari pihak PD Pasar.

“Kami mau aja pindah, tapi gedung baru itu pun belum selesai. Lihatlah semua lapak meja dan kios belum semuanya selesai. Selain itu airnya tidak ada dan tempat pembuangan limbah tak ada,” kata Dian.

Di sela – sela itu, ada sebagian pedagang yang telah diganti rugi lapak, dengan sendirinya memindahkan barang dagangannya ke gedung baru. Proses relokasi terjadi pro dan kontra dari pedagang, PD Pasar tetap memaksa pedagang untuk menempati gedung baru.

“Kalian PD Pasar jangan semena – mena! Kami ini pedagang jangan kalian bodoh – bodohi. Jangan tahu kalian untungnya aja, jangan suka kalian jual beli meja. Apapun ceritanya kami menolak pindah kalau semua masalah belum selesai,” teriak seorang pedagang wanita yang menolak direlokasi.

Seluruh petugas Satpol PP yang berada di lokasi hanya bisa menunggu perintah pembongkaran.Sedangkan alat berat yang disiagakan tidak digunakan, mengingat suasana pedagang masih memanas.

Direktur Operasional PD Pasar, Osman Manalu mengatakan, sebelumnya pihak PD Pasar telah memberitahukan secara lisan maupun tulisan kepada para pedagang agar segera mengosongkan lapak atau membongkar sendiri lapaknya. Ditambah lagi pembongkaran yang dilakukan itu pun atas prakarsa maupun inisiatif para pedagang agar akses masuk menuju Pasar Mini Marelan terbuka lebar.

“Pembongkaran berjalan dengan lancar meski sebelumnya sempat ada penolakan. Namun setelah ditelusuri ternyata yang menolak itu pedagang kaki lima (PKL) yang selama ini berjualan di pinggiran Jalan Marelan Raya. Tapi setelah kita lakukan pendekatan persuasif, termasuk oleh pedagang yang mendukung penuh dilakukannya pembongkaran tidak ada masalah,” kata Osman.

Osman menyebutkan, proses pembongkaran berjalan dengan lancar dimulai sekitar pukul 14.30-17.00 WIB. “Yang membongkar pedagang langsung, kita sifatnya hanya melakukan pengawasan saja, termasuk Satpol PP maupun usnur Muspika Kecamatan Medan Marelan. Begitu pedagang terlihat kesulitan, barulah kita membantu,” ujarnya.

Diutarakan Osman, dengan pembongkaran yang dilakukan akses jalan masuk menuju Pasar Mini Marelan pun kini terbuka lebar. Sebab, sudah banyak kios maupun lapak milik pedagang yang telah dibongkar dan rata dengan tanah. Namun demikian, ada yang belum terbongkar adalah kios milik pedagang yang selama ini berjualan dengan menggunakan mesin serta peralatan yang cukup banyak.

“Jangan gusur kami. Kalau semua masalah sudah selesai, pasti kami pindah. Sampai saat ini, lapak saya yang lama belum diganti rugi, makanya saya tidak mau pindah,” teriak Dian.

Dikatakan pria berusia 59 tahun ini, dirinya dijanjikan lapak jualan yang lama akan dibayar sebesar Rp7,5 juta. Namun, hingga kini belum juga ada pergantian rugi dari pihak PD Pasar.

“Kami mau aja pindah, tapi gedung baru itu pun belum selesai. Lihatlah semua lapak meja dan kios belum semuanya selesai. Selain itu airnya tidak ada dan tempat pembuangan limbah tak ada,” kata Dian.

Di sela – sela itu, ada sebagian pedagang yang telah diganti rugi lapak, dengan sendirinya memindahkan barang dagangannya ke gedung baru. Proses relokasi terjadi pro dan kontra dari pedagang, PD Pasar tetap memaksa pedagang untuk menempati gedung baru.

“Kalian PD Pasar jangan semena – mena! Kami ini pedagang jangan kalian bodoh – bodohi. Jangan tahu kalian untungnya aja, jangan suka kalian jual beli meja. Apapun ceritanya kami menolak pindah kalau semua masalah belum selesai,” teriak seorang pedagang wanita yang menolak direlokasi.

Seluruh petugas Satpol PP yang berada di lokasi hanya bisa menunggu perintah pembongkaran.Sedangkan alat berat yang disiagakan tidak digunakan, mengingat suasana pedagang masih memanas.

Direktur Operasional PD Pasar, Osman Manalu mengatakan, sebelumnya pihak PD Pasar telah memberitahukan secara lisan maupun tulisan kepada para pedagang agar segera mengosongkan lapak atau membongkar sendiri lapaknya. Ditambah lagi pembongkaran yang dilakukan itu pun atas prakarsa maupun inisiatif para pedagang agar akses masuk menuju Pasar Mini Marelan terbuka lebar.

“Pembongkaran berjalan dengan lancar meski sebelumnya sempat ada penolakan. Namun setelah ditelusuri ternyata yang menolak itu pedagang kaki lima (PKL) yang selama ini berjualan di pinggiran Jalan Marelan Raya. Tapi setelah kita lakukan pendekatan persuasif, termasuk oleh pedagang yang mendukung penuh dilakukannya pembongkaran tidak ada masalah,” kata Osman.

Osman menyebutkan, proses pembongkaran berjalan dengan lancar dimulai sekitar pukul 14.30-17.00 WIB. “Yang membongkar pedagang langsung, kita sifatnya hanya melakukan pengawasan saja, termasuk Satpol PP maupun usnur Muspika Kecamatan Medan Marelan. Begitu pedagang terlihat kesulitan, barulah kita membantu,” ujarnya.

Diutarakan Osman, dengan pembongkaran yang dilakukan akses jalan masuk menuju Pasar Mini Marelan pun kini terbuka lebar. Sebab, sudah banyak kios maupun lapak milik pedagang yang telah dibongkar dan rata dengan tanah. Namun demikian, ada yang belum terbongkar adalah kios milik pedagang yang selama ini berjualan dengan menggunakan mesin serta peralatan yang cukup banyak.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/