29 C
Medan
Monday, April 29, 2024

Pemprov dan BMKG Tekan Angka Korban Bencana Hingga Nol

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), berkomitmen menekan korban bencana alam hingga angka nol atau zero victim. Hal tersebut dapat dicapai melalui sistem peringatan dini dan tindakan dini.

Berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) 2021, Sumut masuk ke kategori sedang, dengan skor 143,83. Meski dalam kategori sedang, sepanjang 2021, bencana hidrometeorologi di Sumut cukup tinggi. Yakni bencana terkait atmosfer, air, dan laut yang mengakibatkan intensitas hujan tinggi, angin kencang, puting beliung, banjir, tanah longsor, kekeringan, serta kebakaran hutan dan lahan.

Tercatat, sepanjang 2021, terjadi 44 kali bencana banjir dan banjir bandang, serta 22 kali tanah longsor. Bencana ini merenggut 27 korban jiwa, 69 orang luka-luka, 3 orang hilang, dan 296 orang terpaksa mengungsi.

“Secara nasional, risiko bencana Sumut di urutan 16. Dan di 2021, banjir bandang serta tanah longsor sudah merenggut banyak nyawa masyarakat. Kita harus berkomitmen menekan korban jiwa sekuat tenaga,” ungkap Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, saat menyampaikan sambutan di Seminar Dinamika Atmosfer Regional Pemprov Sumut di Aula Tengku Rizal Nurdin Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Sudirman Medan, Selasa (12/4).

Edy juga mengingatkan masyarakat, untuk menjaga kelestarian alam. Karena menurutnya, bencana alam terjadi tidak terlepas dari ulah manusia yang merusak lingkungannya. Dengan laju pertumbuhan penduduk 1,28 persen (data BPS), isu kerusakan lingkungan menurutnya akan meningkat.

“Kita harus menjaga alam, maka alam akan menjaga kita, kita harus jaga keseimbangannya. Dan sekarang jumlah penduduk Sumut sudah mencapai sekitar 15 juta jiwa dan terus bertumbuh. Kalau kita tidak memperhitungkan ini, mengabaikan peringatan BMKG, sudah pasti sulit menghindari jatuhnya korban jiwa,” tutur Edy.

Sementara itu, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan, saat ini kebiasaan masyarakat Indonesia dan sebagian besar negara berkembang, kurang peduli dengan peringatan dini dan prakiraan cuaca. Sehingga, jatuhnya korban jiwa sulit dihindari, karena tidak adanya aksi cepat dini.

“Kurang dipedulikan dan tidak mendapat aksi cepat, sehingga bisa berakibat buruk. Sekarang kita berupaya zero victim,” jelasnya, melalui video conference.

Dia juga mengingatkan, pentingnya mitigasi awal pemanasan global, karena pemanasan global memicu kondisi cuaca ekstrem. Cuaca ekstrem menurutnya akan meningkatkan terjadinya bencana hidrometeorologi.

“Kalau tidak kita mitigasi awal, kondisi bisa lebih buruk lagi, panas akan bertambah dan terus bertambah,” beber Dwikorita.

Pada seminar ini, Pemprov Sumut dan BMKG juga menandatangani nota kesepahaman untuk menekan korban jiwa pada bencana alam. Melalui nota kesepahaman ini, sinergi, konektivitas, dan kerja sama yang kuat akan tercipta, sehingga bisa mewujudkan zero victim.

Hadir pada seminar tersebut, Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah 1 Medan Edison Kurniawan, Kepala BPBD Sumut Abdul Haris Lubis, dan OPD terkait. Hadir juga Rektor USU Muryanto Amin, OPD kabupaten/kota se-Sumut secara virtual. (gus/saz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), berkomitmen menekan korban bencana alam hingga angka nol atau zero victim. Hal tersebut dapat dicapai melalui sistem peringatan dini dan tindakan dini.

Berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) 2021, Sumut masuk ke kategori sedang, dengan skor 143,83. Meski dalam kategori sedang, sepanjang 2021, bencana hidrometeorologi di Sumut cukup tinggi. Yakni bencana terkait atmosfer, air, dan laut yang mengakibatkan intensitas hujan tinggi, angin kencang, puting beliung, banjir, tanah longsor, kekeringan, serta kebakaran hutan dan lahan.

Tercatat, sepanjang 2021, terjadi 44 kali bencana banjir dan banjir bandang, serta 22 kali tanah longsor. Bencana ini merenggut 27 korban jiwa, 69 orang luka-luka, 3 orang hilang, dan 296 orang terpaksa mengungsi.

“Secara nasional, risiko bencana Sumut di urutan 16. Dan di 2021, banjir bandang serta tanah longsor sudah merenggut banyak nyawa masyarakat. Kita harus berkomitmen menekan korban jiwa sekuat tenaga,” ungkap Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, saat menyampaikan sambutan di Seminar Dinamika Atmosfer Regional Pemprov Sumut di Aula Tengku Rizal Nurdin Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Sudirman Medan, Selasa (12/4).

Edy juga mengingatkan masyarakat, untuk menjaga kelestarian alam. Karena menurutnya, bencana alam terjadi tidak terlepas dari ulah manusia yang merusak lingkungannya. Dengan laju pertumbuhan penduduk 1,28 persen (data BPS), isu kerusakan lingkungan menurutnya akan meningkat.

“Kita harus menjaga alam, maka alam akan menjaga kita, kita harus jaga keseimbangannya. Dan sekarang jumlah penduduk Sumut sudah mencapai sekitar 15 juta jiwa dan terus bertumbuh. Kalau kita tidak memperhitungkan ini, mengabaikan peringatan BMKG, sudah pasti sulit menghindari jatuhnya korban jiwa,” tutur Edy.

Sementara itu, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan, saat ini kebiasaan masyarakat Indonesia dan sebagian besar negara berkembang, kurang peduli dengan peringatan dini dan prakiraan cuaca. Sehingga, jatuhnya korban jiwa sulit dihindari, karena tidak adanya aksi cepat dini.

“Kurang dipedulikan dan tidak mendapat aksi cepat, sehingga bisa berakibat buruk. Sekarang kita berupaya zero victim,” jelasnya, melalui video conference.

Dia juga mengingatkan, pentingnya mitigasi awal pemanasan global, karena pemanasan global memicu kondisi cuaca ekstrem. Cuaca ekstrem menurutnya akan meningkatkan terjadinya bencana hidrometeorologi.

“Kalau tidak kita mitigasi awal, kondisi bisa lebih buruk lagi, panas akan bertambah dan terus bertambah,” beber Dwikorita.

Pada seminar ini, Pemprov Sumut dan BMKG juga menandatangani nota kesepahaman untuk menekan korban jiwa pada bencana alam. Melalui nota kesepahaman ini, sinergi, konektivitas, dan kerja sama yang kuat akan tercipta, sehingga bisa mewujudkan zero victim.

Hadir pada seminar tersebut, Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah 1 Medan Edison Kurniawan, Kepala BPBD Sumut Abdul Haris Lubis, dan OPD terkait. Hadir juga Rektor USU Muryanto Amin, OPD kabupaten/kota se-Sumut secara virtual. (gus/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/