26.7 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Pedagang Tuntut Peresmian Pasar Induk

Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS Ratusan pedagang memadati kantor Pemko Medan saat berunjuk rasa di Jalan Kapt Maulana Medan, Jumat (12/6). Mereka meminta Wali Kota Medan segera meresmikan pasar Induk Medan Tuntungan.
Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS Ratusan pedagang memadati kantor Pemko Medan saat berunjuk rasa di Jalan Kapt Maulana Medan, Jumat (12/6). Mereka meminta Wali Kota Medan segera meresmikan pasar Induk Medan Tuntungan.

MEDAN , SUMUTPOS.CO – Ratusan pedagang pasar induk menggeruduk Kantor Wali Kota Medan di Jalan Kapten Maulana Lubis, Jumat (12/6), dari pukul 09.00 WIB hingga 16.00 WIB . Pedagang menuntut Wali Kota Medan segera meresmikan Pasar Induk di Kelurahan Laucih, Medan Tuntungan. Kemacetan panjang berlangsung akibat aksi pedagang yang memblokir jalan dengan kendaraan mereka.

Aksi pedagang dimulai dari ruas jalan depan Kantor Wali Kota dan DPRD Medan. Puluhan puluhan truk dan mobil pick up yang mengangkut pedagang spontan mengakibatkan kemacetan parah yang meluas ke berbagai ruas jalan protokol dan arteri di kota Medan.

Pantauan Sumut Pos, aksi unjuk rasa itu memacetkan Jalan S Parman, Jalan Nibung Raya, Jalan Mojopahit, Jalan Imam Bonjol, Jalan Diponegoro hingga merembet ke Jalan Pengadilan, Jalan Kapten Maulana Lubis, Jalan Hindu, Jalan Perdana, Jalan Ahmad Yani, seputaran Lapangan Merdeka, dan Jalan Gatot Subroto.

Seakan tak mempedulikan pengendara lain dan menolak bernegosiasi dengan petugas kepolisian dan Dinas Perhubungan, massa terus membentangkan spanduk menuntut Wali Kota Medan segera merresmikan Pasar Induk dan mengosongkan Pasar Sutomo.

Melihat aksi tersebut, Dirut PD Pasar Medan, Beny Harianto Sihotang mendatangi kerumunan pedagang untuk berdiskusi. Namun, upaya Beny untuk bernegosiasi justru ditolak mentah-mentah oleh para pedagang.

“Kalau bicara dengan Dirut PD Pasar tak akan ada hasilnya. Percuma saja. Dia tak berguna juga. Kami mau bertemu dengan Wali Kota Medan,” teriak pedagang bernama BD Ginting lewat pengeras suara.

Setelah bernegosiasi cukup lama, baru sekitar pukul 10.45 Wib, perwakilan pedagang bersedia bertemu Asisten Pemerintahan Kota Medan, Musadad Nasution, Benny Sihotang, dan Kabag Perekonomian Dahnar Siregar di ruang rapat gedung Balai Kota.

Dalam pertemuan yang berlangsung alot, seorang perwakilan pedagang bernama Elisabeth menyampaikan tiga poin tuntutan mereka, yakni relokasi pedagang, peresmian, dan pengadaan trayek angkutan umum. Hanya saja, poin utama tuntutan pedagang adalah proses relokasi yang belum rampung yang masih menyisakan pedagang lain berjualan di Jalan Sutomo.

“Kebijakan Pemko Medan sudah jelas. Di sana (Jalan Sutomo, Red) kan bukan tempat jualan lagi. Tapi kenapa masih ada yang berjualan? Kalau memang bisa, kami pun mau balik ke sana. Kalau begini namanya memecah belah,” kata Elisabeth.

Perwakilan pedagang juga menyesalkan tak terlaksananya rapat yang sedianya berlangsung pada Rabu (10/6) lalu agar masalah relokasi bisa terpecahkan lewat jalan musyawarah. Perwakilan pedagang yang lain mendesak Pemko segera menuntaskan proses pemindahan pedagang secepatnya agar tidak memicu kemarahan para pedagang yang lebih dulu berjualan di Pasar Induk Lauchi.

“Jangan Pemko buat aturan tapi mereka sendiri yang melanggar. Jadi jangan salahkan kami kalau kami pun nggak menaati aturan,” katanya.

Koordinator aksi, Siska Laura yang hadir bersama perwakilan pedagang menagih janji peresmian yang sudah ditunggu-tunggu para pedagang. Peresmian itu diiringi pembukaan trayek angkutan umum menuju lokasi pasar induk yang tergolong sangat minim.

“Bayangkan, cuma ada tiga trayek yang keluar dari Simalingkar lewat hutan-hutan sana. Kami ini jualan jam 10 malam disuruh lewat hutan. Sekarang juga bersihkan kawasan Sutomo. Cukuplah kami magang tiga bulan di sana (Pasar Induk),” katanya.

Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS Ratusan pedagang memadati kantor Pemko Medan saat berunjuk rasa di Jalan Kapt Maulana Medan, Jumat (12/6). Mereka meminta Wali Kota Medan segera meresmikan pasar Induk Medan Tuntungan.
Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS Ratusan pedagang memadati kantor Pemko Medan saat berunjuk rasa di Jalan Kapt Maulana Medan, Jumat (12/6). Mereka meminta Wali Kota Medan segera meresmikan pasar Induk Medan Tuntungan.

MEDAN , SUMUTPOS.CO – Ratusan pedagang pasar induk menggeruduk Kantor Wali Kota Medan di Jalan Kapten Maulana Lubis, Jumat (12/6), dari pukul 09.00 WIB hingga 16.00 WIB . Pedagang menuntut Wali Kota Medan segera meresmikan Pasar Induk di Kelurahan Laucih, Medan Tuntungan. Kemacetan panjang berlangsung akibat aksi pedagang yang memblokir jalan dengan kendaraan mereka.

Aksi pedagang dimulai dari ruas jalan depan Kantor Wali Kota dan DPRD Medan. Puluhan puluhan truk dan mobil pick up yang mengangkut pedagang spontan mengakibatkan kemacetan parah yang meluas ke berbagai ruas jalan protokol dan arteri di kota Medan.

Pantauan Sumut Pos, aksi unjuk rasa itu memacetkan Jalan S Parman, Jalan Nibung Raya, Jalan Mojopahit, Jalan Imam Bonjol, Jalan Diponegoro hingga merembet ke Jalan Pengadilan, Jalan Kapten Maulana Lubis, Jalan Hindu, Jalan Perdana, Jalan Ahmad Yani, seputaran Lapangan Merdeka, dan Jalan Gatot Subroto.

Seakan tak mempedulikan pengendara lain dan menolak bernegosiasi dengan petugas kepolisian dan Dinas Perhubungan, massa terus membentangkan spanduk menuntut Wali Kota Medan segera merresmikan Pasar Induk dan mengosongkan Pasar Sutomo.

Melihat aksi tersebut, Dirut PD Pasar Medan, Beny Harianto Sihotang mendatangi kerumunan pedagang untuk berdiskusi. Namun, upaya Beny untuk bernegosiasi justru ditolak mentah-mentah oleh para pedagang.

“Kalau bicara dengan Dirut PD Pasar tak akan ada hasilnya. Percuma saja. Dia tak berguna juga. Kami mau bertemu dengan Wali Kota Medan,” teriak pedagang bernama BD Ginting lewat pengeras suara.

Setelah bernegosiasi cukup lama, baru sekitar pukul 10.45 Wib, perwakilan pedagang bersedia bertemu Asisten Pemerintahan Kota Medan, Musadad Nasution, Benny Sihotang, dan Kabag Perekonomian Dahnar Siregar di ruang rapat gedung Balai Kota.

Dalam pertemuan yang berlangsung alot, seorang perwakilan pedagang bernama Elisabeth menyampaikan tiga poin tuntutan mereka, yakni relokasi pedagang, peresmian, dan pengadaan trayek angkutan umum. Hanya saja, poin utama tuntutan pedagang adalah proses relokasi yang belum rampung yang masih menyisakan pedagang lain berjualan di Jalan Sutomo.

“Kebijakan Pemko Medan sudah jelas. Di sana (Jalan Sutomo, Red) kan bukan tempat jualan lagi. Tapi kenapa masih ada yang berjualan? Kalau memang bisa, kami pun mau balik ke sana. Kalau begini namanya memecah belah,” kata Elisabeth.

Perwakilan pedagang juga menyesalkan tak terlaksananya rapat yang sedianya berlangsung pada Rabu (10/6) lalu agar masalah relokasi bisa terpecahkan lewat jalan musyawarah. Perwakilan pedagang yang lain mendesak Pemko segera menuntaskan proses pemindahan pedagang secepatnya agar tidak memicu kemarahan para pedagang yang lebih dulu berjualan di Pasar Induk Lauchi.

“Jangan Pemko buat aturan tapi mereka sendiri yang melanggar. Jadi jangan salahkan kami kalau kami pun nggak menaati aturan,” katanya.

Koordinator aksi, Siska Laura yang hadir bersama perwakilan pedagang menagih janji peresmian yang sudah ditunggu-tunggu para pedagang. Peresmian itu diiringi pembukaan trayek angkutan umum menuju lokasi pasar induk yang tergolong sangat minim.

“Bayangkan, cuma ada tiga trayek yang keluar dari Simalingkar lewat hutan-hutan sana. Kami ini jualan jam 10 malam disuruh lewat hutan. Sekarang juga bersihkan kawasan Sutomo. Cukuplah kami magang tiga bulan di sana (Pasar Induk),” katanya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/