29 C
Medan
Sunday, April 28, 2024

Peluang Rebut 25,4 Persen Suara Ngambang

Foto: Sutan Siregar/Sumut Pos
Pasangan Eramas dan Djoss sebelum debat kandidat Pilgubsu, beberapa waktu lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Lembaga Survei Indo Barometer merilis hasil survey terbaru mereka, tentang elektabilitas dua pasangan calon yang bertarung di Pilkada Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) 2018. Hasilnya, pasangan Djoss (Djarot Syaiful Hidayat-Sihar Sitorus) unggul tipis atas pasangan Eramas (Edy Rahmayadi-Musa Rajeckshah). Meski demikian, kedua paslon masih berpeluang memperebutkan 25,4 persen suara mengambang, yang belum menentukan pilihan.

“Persentase pemilih untuk Djoss 37,8 persen sedangkan Eramas 36,9 persen. 25,4 persen tidak memberikan jawaban,” kata kata Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari, Selasa (12/6).

Qodari menjelaskan, survey ini mereka lakukan terhadap 800 responden pada 33 kabupaten/kota di Sumut, dengan margin error kurang lebih 3,46 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Survey dilakukan pada 26 Mei – 2 Juni 2018. Teknik yang digunakan yakni dengan metode wawancara tatap muka dengan kuesioner.

Keunggulan pasangan Djoss ini, menurut hasil survey, dipengaruhi oleh faktor penilaian masyarakat terhadap masing-masing calon yang maju. Pada dinamika elektabilitas, Djarot Syaiful Hidayat unggul atas Edy Rahmayadi, dengan persentase yang juga tipis. Yakni Djarot 37,0 persen sedangkan Edy 36,1 persen.

Hal yang sama terjadi pada sosok calon wakil mereka, di mana Sihar jauh unggul dibanding Musa Rajekshah. Sihar elektabilitasnya mencapai 34,0 persen, sedangkan Musa Rajekshah 28,5 persen.

“Minimnya persentase hasil survey atas dua pasangan calon ini kemungkinan akan terus berlanjut. Dan pengalaman saya, semakin tipis persentasenya semakin tinggi potensi kerawanan di pilgubsu. Untuk itu, saya mengimbau kepada aparat kepolisian harus benar-benar ekstra waspada nantinya,” katanya.

Terkait debat pertama dan kedua yang dilakukan di Kompas TV dan TVRI oleh KPU, presentase masyarakat yang menonton sangatlah minim.

“Dari hasil survey hanya 4,3 persen warga Sumut yang menonton acara debat kandidat pertama di Kompas TV dan TVRI. Nah, dari mereka yang menonton, sebanyak 67,6 persen menilai pasangan Djoss unggul pada acara debat kandidat tersebut. Sementara, pada debat kandidat kedua di Metro TV, hanya 2,1 persen yang menonton. Dari mereka yang menonton acara debat kandidat, sebanyak 64,7 persen menilai pasangan Djoss unggul,” pungkasnya. (dvs)

Foto: Sutan Siregar/Sumut Pos
Pasangan Eramas dan Djoss sebelum debat kandidat Pilgubsu, beberapa waktu lalu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Lembaga Survei Indo Barometer merilis hasil survey terbaru mereka, tentang elektabilitas dua pasangan calon yang bertarung di Pilkada Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) 2018. Hasilnya, pasangan Djoss (Djarot Syaiful Hidayat-Sihar Sitorus) unggul tipis atas pasangan Eramas (Edy Rahmayadi-Musa Rajeckshah). Meski demikian, kedua paslon masih berpeluang memperebutkan 25,4 persen suara mengambang, yang belum menentukan pilihan.

“Persentase pemilih untuk Djoss 37,8 persen sedangkan Eramas 36,9 persen. 25,4 persen tidak memberikan jawaban,” kata kata Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari, Selasa (12/6).

Qodari menjelaskan, survey ini mereka lakukan terhadap 800 responden pada 33 kabupaten/kota di Sumut, dengan margin error kurang lebih 3,46 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Survey dilakukan pada 26 Mei – 2 Juni 2018. Teknik yang digunakan yakni dengan metode wawancara tatap muka dengan kuesioner.

Keunggulan pasangan Djoss ini, menurut hasil survey, dipengaruhi oleh faktor penilaian masyarakat terhadap masing-masing calon yang maju. Pada dinamika elektabilitas, Djarot Syaiful Hidayat unggul atas Edy Rahmayadi, dengan persentase yang juga tipis. Yakni Djarot 37,0 persen sedangkan Edy 36,1 persen.

Hal yang sama terjadi pada sosok calon wakil mereka, di mana Sihar jauh unggul dibanding Musa Rajekshah. Sihar elektabilitasnya mencapai 34,0 persen, sedangkan Musa Rajekshah 28,5 persen.

“Minimnya persentase hasil survey atas dua pasangan calon ini kemungkinan akan terus berlanjut. Dan pengalaman saya, semakin tipis persentasenya semakin tinggi potensi kerawanan di pilgubsu. Untuk itu, saya mengimbau kepada aparat kepolisian harus benar-benar ekstra waspada nantinya,” katanya.

Terkait debat pertama dan kedua yang dilakukan di Kompas TV dan TVRI oleh KPU, presentase masyarakat yang menonton sangatlah minim.

“Dari hasil survey hanya 4,3 persen warga Sumut yang menonton acara debat kandidat pertama di Kompas TV dan TVRI. Nah, dari mereka yang menonton, sebanyak 67,6 persen menilai pasangan Djoss unggul pada acara debat kandidat tersebut. Sementara, pada debat kandidat kedua di Metro TV, hanya 2,1 persen yang menonton. Dari mereka yang menonton acara debat kandidat, sebanyak 64,7 persen menilai pasangan Djoss unggul,” pungkasnya. (dvs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/