25.6 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Dua Batak Pegang Pos Penting

Dua Batak, yakni Luhut Binsar Panjaitan dan Darmin Nasution memegang pos penting di kabinet Jokowi.
Dua Batak, yakni Luhut Binsar Panjaitan dan Darmin Nasution memegang pos penting di kabinet Jokowi.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Dua tokoh nasional berdarah Batak dipercaya Presiden Jokowi menempati kursi penting di jajaran Kabinet Kerja. Jenderal (Purn) Luhut Binsar Panjaitan menduduki jabatan Menko Polhukam, sedang Darmin Nasution dipercaya mengendalikan urusan ekonomi sebagai menko perekonomian.

Luhut, pria kelahiran Simargala, Huta Namora, Silaen, Toba Samosir, 1947, itu menggantikan Tedjo Edhy Purdijatno. Sedang Darmin, kelahiran Tapanuli, 21 Desember 1948, menggantikan Sofyan Djalil.

Keduanya dilantik Presiden Jokowi di Istana Negara, kemarin (12/8), bersama empat menteri lainnya yakni Rizal Ramli sebagai Menko Kemaritiman menggantikan Indroyono Soesilo, Thomas Lembong menggantikan Mendag Rahmat Gobel, Sofyan Djalil menggantikan Kepala Bappenas/Menteri PPN Andrinof Chaniago, dan Pramono Anung sebagai Menseskab menggantikan Andi Widjajanto.

Informasi yang digali koran ini, naiknya Luhut ini tak lepas dari kedekatan pribadinya dengan Jokowi, yang diwarnai nego-nego politik. Sumber koran ini cerita, kubu PDI Perjuangan memang ngotot menghendaki agar Andi Widjajanto dicopot. Jokowi rela melepas Andi, dengan syarat Luhut naik posisi dari Kepala Staf Kepresidenan menjadi menko polhukam.

Sekedar diketahui, Luhut dan Andi merupakan satu paket orang dekat Jokowi, yang dianggap banyak perannya menyokong mantan gubernur DKI itu saat pilpres 2014.

Namun, masih kata sumber, di mata kubu PDIP, Luhut dianggap masih dekat dengan Aburizal Bakrie. Kedekatan Luhut dengan Ical itu, oleh Jokowi dimanfaatkan untuk “meredam” suara para politisi Golkar di Senayan. Kubu PDIP memaklumi, namun dengan syarat pos yang ditinggalkan Andi Widjajanto diserahkan ke Pramono Anung. Deal.

Mengenai kedekatan Luhut dengan Jokowi, sumber lain koran ini punya cerita menarik. Luhut merupakan sosok yang disegani Jokowi. “Suatu hari di markas kampanye pilpres di Menteng, dengan enaknya Pak Luhut memanggil Jokowi sambil melambaikan tangannya, “dik, dik”. Jokowi pun mendekat ke Pak Luhut yang lagi duduk, dengan posisi hormat,” cerita sumber.

Mengenai totalitas Luhut saat kampanye pilpres untuk mendukung Jokowi, juga ada cerita menarik. Beberapa saat setelah usai pencoblosan pilpres, Luhut mengerahkan beberapa pesawat untuk menjemput formulir C1 di sejumlah daerah yang dianggap rawan. “Antara lain ke Jawa Timur, formulir C1 dijemput pakai pesawat yang dikerahkan Pak Luhut. Beliau gerak cepat untuk antisipasi adanya gugatan ke MK,” begitu sumber dari kalangan dalam tim kampanye pilpres Jokowi.

Sedang untuk Darmin Nasution, lebih karena kepakarannya di bidang fiskal. Namun, kedekatan mantan Gubernur Bank Indonesia dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, disebut-sebut juga punya andil sehingga dia bisa dipercaya menjadi menko perekonomian.

Digesernya Sofyan Djalil sendiri, juga diwarnai bargaining politik. Wapres Jusuf Kalla semula keberatan, dengan dalih tetap perlu keterwakilan dari Aceh di jajaran kabinet. Akhirnya, Sofyan Djalil yang dikenal sebagai “orangnya” JK itu hanya digeser posisi, menduduki kursi Kepala Bappenas/Menteri PPN.

Dua Batak, yakni Luhut Binsar Panjaitan dan Darmin Nasution memegang pos penting di kabinet Jokowi.
Dua Batak, yakni Luhut Binsar Panjaitan dan Darmin Nasution memegang pos penting di kabinet Jokowi.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Dua tokoh nasional berdarah Batak dipercaya Presiden Jokowi menempati kursi penting di jajaran Kabinet Kerja. Jenderal (Purn) Luhut Binsar Panjaitan menduduki jabatan Menko Polhukam, sedang Darmin Nasution dipercaya mengendalikan urusan ekonomi sebagai menko perekonomian.

Luhut, pria kelahiran Simargala, Huta Namora, Silaen, Toba Samosir, 1947, itu menggantikan Tedjo Edhy Purdijatno. Sedang Darmin, kelahiran Tapanuli, 21 Desember 1948, menggantikan Sofyan Djalil.

Keduanya dilantik Presiden Jokowi di Istana Negara, kemarin (12/8), bersama empat menteri lainnya yakni Rizal Ramli sebagai Menko Kemaritiman menggantikan Indroyono Soesilo, Thomas Lembong menggantikan Mendag Rahmat Gobel, Sofyan Djalil menggantikan Kepala Bappenas/Menteri PPN Andrinof Chaniago, dan Pramono Anung sebagai Menseskab menggantikan Andi Widjajanto.

Informasi yang digali koran ini, naiknya Luhut ini tak lepas dari kedekatan pribadinya dengan Jokowi, yang diwarnai nego-nego politik. Sumber koran ini cerita, kubu PDI Perjuangan memang ngotot menghendaki agar Andi Widjajanto dicopot. Jokowi rela melepas Andi, dengan syarat Luhut naik posisi dari Kepala Staf Kepresidenan menjadi menko polhukam.

Sekedar diketahui, Luhut dan Andi merupakan satu paket orang dekat Jokowi, yang dianggap banyak perannya menyokong mantan gubernur DKI itu saat pilpres 2014.

Namun, masih kata sumber, di mata kubu PDIP, Luhut dianggap masih dekat dengan Aburizal Bakrie. Kedekatan Luhut dengan Ical itu, oleh Jokowi dimanfaatkan untuk “meredam” suara para politisi Golkar di Senayan. Kubu PDIP memaklumi, namun dengan syarat pos yang ditinggalkan Andi Widjajanto diserahkan ke Pramono Anung. Deal.

Mengenai kedekatan Luhut dengan Jokowi, sumber lain koran ini punya cerita menarik. Luhut merupakan sosok yang disegani Jokowi. “Suatu hari di markas kampanye pilpres di Menteng, dengan enaknya Pak Luhut memanggil Jokowi sambil melambaikan tangannya, “dik, dik”. Jokowi pun mendekat ke Pak Luhut yang lagi duduk, dengan posisi hormat,” cerita sumber.

Mengenai totalitas Luhut saat kampanye pilpres untuk mendukung Jokowi, juga ada cerita menarik. Beberapa saat setelah usai pencoblosan pilpres, Luhut mengerahkan beberapa pesawat untuk menjemput formulir C1 di sejumlah daerah yang dianggap rawan. “Antara lain ke Jawa Timur, formulir C1 dijemput pakai pesawat yang dikerahkan Pak Luhut. Beliau gerak cepat untuk antisipasi adanya gugatan ke MK,” begitu sumber dari kalangan dalam tim kampanye pilpres Jokowi.

Sedang untuk Darmin Nasution, lebih karena kepakarannya di bidang fiskal. Namun, kedekatan mantan Gubernur Bank Indonesia dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, disebut-sebut juga punya andil sehingga dia bisa dipercaya menjadi menko perekonomian.

Digesernya Sofyan Djalil sendiri, juga diwarnai bargaining politik. Wapres Jusuf Kalla semula keberatan, dengan dalih tetap perlu keterwakilan dari Aceh di jajaran kabinet. Akhirnya, Sofyan Djalil yang dikenal sebagai “orangnya” JK itu hanya digeser posisi, menduduki kursi Kepala Bappenas/Menteri PPN.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/