30.7 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Dishub Medan Belum Terapkan e-CCTV

Dikatakan, ada pendapat tentang perilaku pengguna jalan di Kota Medan, yakni hanya menghormati rambu lalu lintas jika jalan raya dijaga petugas. Pola pikir itu, bilangnya, tentu harus diganti karena kesadaran demi keselamatan diri sendiri dan orang lain.

Apalagi, lanjutnya, volume atau jumlah kendaraan di Medan semakin banyak. Jika tidak dibarengi kesadaran, maka kota ini akan semakin semwarut. “Mari sama-sama kita meningkatkan kesadaran berlalu lintas, demi kebaikan bersama,” pungkasnya.

Diketahui, beberapa hari belakangan, masyarakat dikagetkan dengan beredarnya rekaman pelajar yang mengendarai sepeda motor. Orang yang duduk di boncengan, terlihat tidak memakai helm. Seketika terdengar suara memerintahkan pelajar tersebut turun dari kendaraannya. Rekaman itu telah menjadi viral di dunia maya, dan memantik rasa penasaran soal pemakaian CCTV elektronik.

Pengamat transportasi di Sumut, Medis Sejahtera Surbakti mendorong pemda setempat untuk berani membuat trobosan e-Tilang atau e-CCTV seperti yang mulai dilakukan Pemko Surabaya. “Tidak ada salahnya kita meniru yang positif,” katanya.

Kata Medis, sebagai kota besar, Medan sudah selaiknya mengadopsi program seperti ini. Karena salah satu aspek kemajuan suatu daerah, dinilai dari bagusnya jaringan transportasi yang dibangun. “Termasuk penerapan sanksi atas pelanggar aturan. Berkat bantuan teknologi, tentu segalanya akan menjadi mudah. Petugas hanya tinggal memberikan bukti pelanggaran ke rumah si pemilik kenderaan,” katanya.

Namun ada satu hal yang perlu diatur andai kata Medan mengadopsi sistem ini. Di mana memastikan bahwa yang punya kenderaan merupakan pemilik sah. “Contohnya si pemilik kenderaan membeli kenderaan dari orang lain, namun belum melakukan bea balik nama. Agar tidak salah alamat dalam memberikan punishment, hal ini tentu butuh kajian mendalam juga,” katanya. (prn/ila)

 

 

Dikatakan, ada pendapat tentang perilaku pengguna jalan di Kota Medan, yakni hanya menghormati rambu lalu lintas jika jalan raya dijaga petugas. Pola pikir itu, bilangnya, tentu harus diganti karena kesadaran demi keselamatan diri sendiri dan orang lain.

Apalagi, lanjutnya, volume atau jumlah kendaraan di Medan semakin banyak. Jika tidak dibarengi kesadaran, maka kota ini akan semakin semwarut. “Mari sama-sama kita meningkatkan kesadaran berlalu lintas, demi kebaikan bersama,” pungkasnya.

Diketahui, beberapa hari belakangan, masyarakat dikagetkan dengan beredarnya rekaman pelajar yang mengendarai sepeda motor. Orang yang duduk di boncengan, terlihat tidak memakai helm. Seketika terdengar suara memerintahkan pelajar tersebut turun dari kendaraannya. Rekaman itu telah menjadi viral di dunia maya, dan memantik rasa penasaran soal pemakaian CCTV elektronik.

Pengamat transportasi di Sumut, Medis Sejahtera Surbakti mendorong pemda setempat untuk berani membuat trobosan e-Tilang atau e-CCTV seperti yang mulai dilakukan Pemko Surabaya. “Tidak ada salahnya kita meniru yang positif,” katanya.

Kata Medis, sebagai kota besar, Medan sudah selaiknya mengadopsi program seperti ini. Karena salah satu aspek kemajuan suatu daerah, dinilai dari bagusnya jaringan transportasi yang dibangun. “Termasuk penerapan sanksi atas pelanggar aturan. Berkat bantuan teknologi, tentu segalanya akan menjadi mudah. Petugas hanya tinggal memberikan bukti pelanggaran ke rumah si pemilik kenderaan,” katanya.

Namun ada satu hal yang perlu diatur andai kata Medan mengadopsi sistem ini. Di mana memastikan bahwa yang punya kenderaan merupakan pemilik sah. “Contohnya si pemilik kenderaan membeli kenderaan dari orang lain, namun belum melakukan bea balik nama. Agar tidak salah alamat dalam memberikan punishment, hal ini tentu butuh kajian mendalam juga,” katanya. (prn/ila)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/