25 C
Medan
Tuesday, October 8, 2024
spot_img

Eramas Komitmen Lepaskan Petani dari Jerat Pengijon

Cawagubsu Musa Rajekshah mengacungkan satu jari saat berada di pematang sawah di kawasan Padang Lawas, Senin (14/5).

SUMUTPOS.CO – Persoalan petani di Sumatera Utara yang berurusan dengan pengijon, menjadi perhatian pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah (Eramas). Pasangan ini berkomitmen untuk mendukung petani lepas dari jerat itu.

Salah satu kendala yang masih dihadapi petani di Sumut adalah masalah permodalan. Terbatasnya akses ke bank atau lembaga pembiayaan lainnya membuat banyak petani menjatuhkan pilihan pada rentenir yang membuat praktek ijon masih marak.

Praktek ijon ini, membuat petani membayar pinjaman modal dengan hasil pertaniannya tentu sangat miris. Karenanya petani akan  ketergantungan dan semakin jauh dari kata sejahtera. “Praktek ijon ini adalah masalah pertanian kita di Sumut. Hasil pertanian dibeli pemilik uang dengan harga yang sudah ditentukan lebih dulu. Petani harus jual ke pengijon karena sudah meminjam modal atau uang lebih dulu,” kata Ijeck, saat diwawancarai wartawan dalam kampanye di Padang Lawas, Senin (14/5).

Eramas kata Ijeck, berupaya agar petani bisa mandiri dalam mengelola sawah dan hasil pertaniannya. Salah satunya dengan menyediakan akses petani kecil ke dunia perbankan secara adil dan berkelanjutan. “Persoalan di lapangan, petani kita sulit menembus bank. Maka itu, bank daerah milik Pemprov Sumut harus lebih dimaksimalkan dan diandalkan untuk membantu petani nantinya,” kata Ijeck.

Setelah bebas dari pengijon yang kemudian berpraktik seperti rentenir, petani di Sumut diharapkan bisa lebih maksimal dalam mendukung upaya ketahanan pangan di Sumut. “Ketersediaan lahan pertanian juga harus dipertahankan. Pupuk dan benih disesuaikan dengan kebutuhan di satu daerah. Di samping itu, lahan yang ada dan dikelola petani juga harus dijaga agar hasilnya optimal dan petaninya turut sejahtera, tanpa riba,” kata Ijeck.

Ketua DPD Pemuda Tani Indonesia Sumut, Fadly Abdina, menyambut baik komitmen ERAMAS ini. Isu pertanian tidak hanya semata pengelolaan lahan. Tapi juga pengintegrasian sektor pertanian dari hulu hingga hilir, dari penyediaan benih, bibit dan pupuk yg baik serta terjangkau, penyediaan permodalan, penanganan pasca panen hingga penjaminan pasar yang baik buat para petani. “Program Eramas ini untuk menjaga petani dari jerat pengijon sangat realistis. Karena itu memang terjadi di lapangan,” kata Fadly.

Disebutkan Fadly, masyarakat Sumut harus jeli melihat program Calon Gubsu dan Wagubsu untuk memilih pada 27 Juni 2018. “Saya pikir, program kerja Eramas orisinal dan menyentuh ke persoalan di masyarakat Sumut . Bukan duplikasi,” katanya. (rel/adz)

Cawagubsu Musa Rajekshah mengacungkan satu jari saat berada di pematang sawah di kawasan Padang Lawas, Senin (14/5).

SUMUTPOS.CO – Persoalan petani di Sumatera Utara yang berurusan dengan pengijon, menjadi perhatian pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah (Eramas). Pasangan ini berkomitmen untuk mendukung petani lepas dari jerat itu.

Salah satu kendala yang masih dihadapi petani di Sumut adalah masalah permodalan. Terbatasnya akses ke bank atau lembaga pembiayaan lainnya membuat banyak petani menjatuhkan pilihan pada rentenir yang membuat praktek ijon masih marak.

Praktek ijon ini, membuat petani membayar pinjaman modal dengan hasil pertaniannya tentu sangat miris. Karenanya petani akan  ketergantungan dan semakin jauh dari kata sejahtera. “Praktek ijon ini adalah masalah pertanian kita di Sumut. Hasil pertanian dibeli pemilik uang dengan harga yang sudah ditentukan lebih dulu. Petani harus jual ke pengijon karena sudah meminjam modal atau uang lebih dulu,” kata Ijeck, saat diwawancarai wartawan dalam kampanye di Padang Lawas, Senin (14/5).

Eramas kata Ijeck, berupaya agar petani bisa mandiri dalam mengelola sawah dan hasil pertaniannya. Salah satunya dengan menyediakan akses petani kecil ke dunia perbankan secara adil dan berkelanjutan. “Persoalan di lapangan, petani kita sulit menembus bank. Maka itu, bank daerah milik Pemprov Sumut harus lebih dimaksimalkan dan diandalkan untuk membantu petani nantinya,” kata Ijeck.

Setelah bebas dari pengijon yang kemudian berpraktik seperti rentenir, petani di Sumut diharapkan bisa lebih maksimal dalam mendukung upaya ketahanan pangan di Sumut. “Ketersediaan lahan pertanian juga harus dipertahankan. Pupuk dan benih disesuaikan dengan kebutuhan di satu daerah. Di samping itu, lahan yang ada dan dikelola petani juga harus dijaga agar hasilnya optimal dan petaninya turut sejahtera, tanpa riba,” kata Ijeck.

Ketua DPD Pemuda Tani Indonesia Sumut, Fadly Abdina, menyambut baik komitmen ERAMAS ini. Isu pertanian tidak hanya semata pengelolaan lahan. Tapi juga pengintegrasian sektor pertanian dari hulu hingga hilir, dari penyediaan benih, bibit dan pupuk yg baik serta terjangkau, penyediaan permodalan, penanganan pasca panen hingga penjaminan pasar yang baik buat para petani. “Program Eramas ini untuk menjaga petani dari jerat pengijon sangat realistis. Karena itu memang terjadi di lapangan,” kata Fadly.

Disebutkan Fadly, masyarakat Sumut harus jeli melihat program Calon Gubsu dan Wagubsu untuk memilih pada 27 Juni 2018. “Saya pikir, program kerja Eramas orisinal dan menyentuh ke persoalan di masyarakat Sumut . Bukan duplikasi,” katanya. (rel/adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/