26.7 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Petugas Dilempari Batu

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
MELAWAN_Warga yang tinggal di kawasan pinggiran rel melawan ketika bangunan yang ditempatinya dirobohkan petugas gabungan di Jalan Stasiun kereta api lama Belawan, Medan, Kamis (14/9). Kegiatan tersebut terkait rencana pembangunan jalur rel ganda kereta api dari stasiun besar Medan menuju Belawan.

BELAWAN, SUMUTPOS.CO -Penggusuran bangunan warga di sepanjang pinggir rel Jalan Stasiun Kecamatan Medan Belawan, berlangsung ricuh. Kericuhan terjadi ketika petugas yang melakukan penertiban, dilempari batu oleh sejumlah warga, Kamis (14/9) kemarin.

Awalnya, penertiban 149 unit bangunan menggunakan alat berat dengan dikawal petugas Polres Pelabuhan Belawan, Polisi Khusus Kereta Api (Polsuska) dan dibantu puluhan personel Marinir, diwarnai aksi pemblokiran ruas jalan Medan- Belawan.

Warga yang tidak terima, membakar ban sembari berorasi menuding PT KAI tanpa melakukan sosialisasi. Aksi protes ini bubar setelah alat berat (beckho) tiba di lokasi merubuhkan bangunan, hingga membuat warga berlari menuju ke arah rel untuk mencegah kegiatan penertiban.”Kami manusia, bukan binatang. Jangan seenak kalian saja main gusur tanpa ada sosialisasi,” kata Erina, warga di lokasi.

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
MELAWAN_Warga memblokir jalan dengan membakar ban saat petugas gabungan akan merobohkan rumah mereka dikawasan pinggiran rel di Jalan Stasiun Kereta api lama Belawan Medan, Kamis (14/9). Kegiatan tersebut terkait rencana pembangunan jalur rel ganda kereta api dari stasiun besar Medan menuju Belawan.

Suasana yang tampak memanas, langsung diamankan petugas. Warga pun diminta untuk menjauh dan tidak menghalangi upaya penertiban tersebut. Sekitar pukul 13.00 WIB, dari arah permukiman warga sekelompok remaja melempari aparat keamanan dengan batu.”Hentikan pembongkaran ini, kalau tidak kami bakar,” teriak beberapa remaja dari seberang rel kereta api.

Melihat amukan warga, aparat keamanan pun mengejar. Para remaja yang melempari batu petugas, berhamburan melarikan diri. Setelah situasi aman, alat berat kembali melanjutkan pembongkaran bangunan.

Warga yang hanya pasrah, akhirnya hanya bisa melihat satu per satu bangunan diratakan alat berat. Sebagian dari mereka ada juga menggerutu dengan kata-kata cacian ditujukan kepada pihak PT KAI.”Tak ada rasa kemanusian kalian, demi proyek 300 ruko. Kami disuruh pindah, tapi cuma dikasih uang bongkar Rp1,5 juta. Apa itu layak,” teriak seorang wanita dengan emosi.

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
MELAWAN_Alat berat terlihat merobohkan bangunan yang beridir dikawasan pinggiran rel di Jalan Stasiun kereta api lama Belawan Medan, Kamis (14/9). Kegiatan tersebut terkait rencana pembangunan jalur rel ganda kereta api dari stasiun besar Medan menuju Belawan.

Manager Humas PT KAI (Persero) Divre I Sumut M Ilud Siregar mengungkapkan, penertiban tahap pertama bangunan di sepanjang pinggir rel Jalan Stasiun, Belawan, karena selama ini warga bermukim di lahan aset milik perusahaan kereta api.

“Penertiban dilakukan karena PT KAI sedang mengembangkan sistem angkutan, dan upaya optimalisasi aset,” katanya.

Menurut, Ilud jumlah seluruh bangunan yang berada di pinggir rel kereta api tersebut sekitar 149 unit, dan di antaranya sebanyak 142 unit telah dikosongkan oleh warga. Sementara, sisanya 7 unit lagi masih dihuni karena mereka menolak digusur.”Sosialisasi ke warga ada, untuk ganti rugi memang tidak ada karena itu aset PT KAI. Kalau ada warga yang tetap bertahan, kita gusur paksa,” tegas, Ilud.(rul/ila)

 

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
MELAWAN_Warga yang tinggal di kawasan pinggiran rel melawan ketika bangunan yang ditempatinya dirobohkan petugas gabungan di Jalan Stasiun kereta api lama Belawan, Medan, Kamis (14/9). Kegiatan tersebut terkait rencana pembangunan jalur rel ganda kereta api dari stasiun besar Medan menuju Belawan.

BELAWAN, SUMUTPOS.CO -Penggusuran bangunan warga di sepanjang pinggir rel Jalan Stasiun Kecamatan Medan Belawan, berlangsung ricuh. Kericuhan terjadi ketika petugas yang melakukan penertiban, dilempari batu oleh sejumlah warga, Kamis (14/9) kemarin.

Awalnya, penertiban 149 unit bangunan menggunakan alat berat dengan dikawal petugas Polres Pelabuhan Belawan, Polisi Khusus Kereta Api (Polsuska) dan dibantu puluhan personel Marinir, diwarnai aksi pemblokiran ruas jalan Medan- Belawan.

Warga yang tidak terima, membakar ban sembari berorasi menuding PT KAI tanpa melakukan sosialisasi. Aksi protes ini bubar setelah alat berat (beckho) tiba di lokasi merubuhkan bangunan, hingga membuat warga berlari menuju ke arah rel untuk mencegah kegiatan penertiban.”Kami manusia, bukan binatang. Jangan seenak kalian saja main gusur tanpa ada sosialisasi,” kata Erina, warga di lokasi.

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
MELAWAN_Warga memblokir jalan dengan membakar ban saat petugas gabungan akan merobohkan rumah mereka dikawasan pinggiran rel di Jalan Stasiun Kereta api lama Belawan Medan, Kamis (14/9). Kegiatan tersebut terkait rencana pembangunan jalur rel ganda kereta api dari stasiun besar Medan menuju Belawan.

Suasana yang tampak memanas, langsung diamankan petugas. Warga pun diminta untuk menjauh dan tidak menghalangi upaya penertiban tersebut. Sekitar pukul 13.00 WIB, dari arah permukiman warga sekelompok remaja melempari aparat keamanan dengan batu.”Hentikan pembongkaran ini, kalau tidak kami bakar,” teriak beberapa remaja dari seberang rel kereta api.

Melihat amukan warga, aparat keamanan pun mengejar. Para remaja yang melempari batu petugas, berhamburan melarikan diri. Setelah situasi aman, alat berat kembali melanjutkan pembongkaran bangunan.

Warga yang hanya pasrah, akhirnya hanya bisa melihat satu per satu bangunan diratakan alat berat. Sebagian dari mereka ada juga menggerutu dengan kata-kata cacian ditujukan kepada pihak PT KAI.”Tak ada rasa kemanusian kalian, demi proyek 300 ruko. Kami disuruh pindah, tapi cuma dikasih uang bongkar Rp1,5 juta. Apa itu layak,” teriak seorang wanita dengan emosi.

SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
MELAWAN_Alat berat terlihat merobohkan bangunan yang beridir dikawasan pinggiran rel di Jalan Stasiun kereta api lama Belawan Medan, Kamis (14/9). Kegiatan tersebut terkait rencana pembangunan jalur rel ganda kereta api dari stasiun besar Medan menuju Belawan.

Manager Humas PT KAI (Persero) Divre I Sumut M Ilud Siregar mengungkapkan, penertiban tahap pertama bangunan di sepanjang pinggir rel Jalan Stasiun, Belawan, karena selama ini warga bermukim di lahan aset milik perusahaan kereta api.

“Penertiban dilakukan karena PT KAI sedang mengembangkan sistem angkutan, dan upaya optimalisasi aset,” katanya.

Menurut, Ilud jumlah seluruh bangunan yang berada di pinggir rel kereta api tersebut sekitar 149 unit, dan di antaranya sebanyak 142 unit telah dikosongkan oleh warga. Sementara, sisanya 7 unit lagi masih dihuni karena mereka menolak digusur.”Sosialisasi ke warga ada, untuk ganti rugi memang tidak ada karena itu aset PT KAI. Kalau ada warga yang tetap bertahan, kita gusur paksa,” tegas, Ilud.(rul/ila)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/