26.7 C
Medan
Wednesday, May 8, 2024

Jelang Pemilu 2024, DPRD Sumut Peringatkan Seluruh ASN Jaga Netralitas dan Profesionalitas

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ketua DPRD Sumatera Utara, Baskami Ginting, memperingatkan seluruh jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) di Sumatera Utara untuk menjaga netralitas dan menjalankan nilai-nilai profesionalitas menjelang Pemilu 2024.

Dikatakan Baskami, netralitas harus berlaku kepada semua birokrasi yang menjalankan penyelenggaraan pemerintahan, mulai dari Sekretariat Daerah (Setda), Dinas, Badan, Sekretariat DPRD (Setwan), Kecamatan, hingga Kelurahan.

Satu diantaranya video oknum ASN di Disdik Kota Medan yang mengarahkan jajaran ASN untuk mendukung paslon capres-cawapres O2 atas dasar kepentingan tertentu.

Baskami mengemukakan, peringatan kerasnya tersebut menyusul masifnya konten-konten yang berseliweran di media sosial yang menunjukkan oknum ASN memberikan dukungan dan memobilisasi terhadap kandidat tertentu.

“Amanah undang-undang bahwa aparat pemerintahan sebagai pelaksana kebijakan publik, meningkatkan pelayan publik, kekuatan perekat dan pemersatu bangsa, bukan memecah belah masyarakat hanya karena politik praktis,” ucap Baskami, Selasa (16/1/2024).

Baskami menjelaskan, netralitas birokrasi menjadi sorotan tajam bagi seluruh pihak. Bahkan profesionalisme birokrasi, birokrasi yang bebas dari KKN, adanya akuntabilitas dalam pelayanan, netralitas birokrasi, dan sebagainya menjadi tuntutan masyarakat saat ini.

“Saya kira cita-cita kita ini masih jauh. Saya meminta agar semua pihak menjaga tanggung jawabnya. Karenanya, profesionalitas juga ditingkatkan, apabila nantinya menjelang transisi kekuasaan,” ujarnya.

Baskami meminta adanya sanksi berat terhadap oknum birokrasi pemerintahan dan aparat TNI/Polri yang terbukti tidak bersikap netral saat berjalannya ahapan pemilu ini.

“Sanksi itu harus berupa hukuman yang berat sehingga dapat menjadi efek jera sekaligus menyurutkan niat mereka (aparatur pemerintahan) yang ingin melanggar aturan,” katanya.

Baskami juga meminta komitmen Bawaslu, Kementerian Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), Komisi ASN, Kompolnas, Ombudsman dalam menekankan pentingnya netralitas kepada ASN, TNI dan Polri.

“Bawaslu harus diperkuat pengawasannya, juga civil society dan media massa. Kita harus jalankan pemilu secara demokratis. Karena nilai dari sistem demokrasi kita adalah demokratis,” tuturnya.

Menurutnya, tidak boleh ada oknum ASN yang mengadakan kegiatan mengarah kepada keberpihakan pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye.

“Sanksi sesuai undang-undang terdapat ringan, sedang dan berat. Misalnya sanksi adminstratif, penundaan kenaikan pangkat, penurunan pangkat, pembebasan dari jabatan, atau pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS,” pungkasnya. (map/ram)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ketua DPRD Sumatera Utara, Baskami Ginting, memperingatkan seluruh jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) di Sumatera Utara untuk menjaga netralitas dan menjalankan nilai-nilai profesionalitas menjelang Pemilu 2024.

Dikatakan Baskami, netralitas harus berlaku kepada semua birokrasi yang menjalankan penyelenggaraan pemerintahan, mulai dari Sekretariat Daerah (Setda), Dinas, Badan, Sekretariat DPRD (Setwan), Kecamatan, hingga Kelurahan.

Satu diantaranya video oknum ASN di Disdik Kota Medan yang mengarahkan jajaran ASN untuk mendukung paslon capres-cawapres O2 atas dasar kepentingan tertentu.

Baskami mengemukakan, peringatan kerasnya tersebut menyusul masifnya konten-konten yang berseliweran di media sosial yang menunjukkan oknum ASN memberikan dukungan dan memobilisasi terhadap kandidat tertentu.

“Amanah undang-undang bahwa aparat pemerintahan sebagai pelaksana kebijakan publik, meningkatkan pelayan publik, kekuatan perekat dan pemersatu bangsa, bukan memecah belah masyarakat hanya karena politik praktis,” ucap Baskami, Selasa (16/1/2024).

Baskami menjelaskan, netralitas birokrasi menjadi sorotan tajam bagi seluruh pihak. Bahkan profesionalisme birokrasi, birokrasi yang bebas dari KKN, adanya akuntabilitas dalam pelayanan, netralitas birokrasi, dan sebagainya menjadi tuntutan masyarakat saat ini.

“Saya kira cita-cita kita ini masih jauh. Saya meminta agar semua pihak menjaga tanggung jawabnya. Karenanya, profesionalitas juga ditingkatkan, apabila nantinya menjelang transisi kekuasaan,” ujarnya.

Baskami meminta adanya sanksi berat terhadap oknum birokrasi pemerintahan dan aparat TNI/Polri yang terbukti tidak bersikap netral saat berjalannya ahapan pemilu ini.

“Sanksi itu harus berupa hukuman yang berat sehingga dapat menjadi efek jera sekaligus menyurutkan niat mereka (aparatur pemerintahan) yang ingin melanggar aturan,” katanya.

Baskami juga meminta komitmen Bawaslu, Kementerian Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), Komisi ASN, Kompolnas, Ombudsman dalam menekankan pentingnya netralitas kepada ASN, TNI dan Polri.

“Bawaslu harus diperkuat pengawasannya, juga civil society dan media massa. Kita harus jalankan pemilu secara demokratis. Karena nilai dari sistem demokrasi kita adalah demokratis,” tuturnya.

Menurutnya, tidak boleh ada oknum ASN yang mengadakan kegiatan mengarah kepada keberpihakan pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye.

“Sanksi sesuai undang-undang terdapat ringan, sedang dan berat. Misalnya sanksi adminstratif, penundaan kenaikan pangkat, penurunan pangkat, pembebasan dari jabatan, atau pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS,” pungkasnya. (map/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/