Diakuinya juga, kabar yang diperolehnya, ‘Kakek Sarung’ adalah seorang kakek yang pada 14 Januari 2014 lalu, meninggal di kawasan Stabat. Awalnya, kakek itu kelaparan dan meminta makan tapi tidak diberikan warga. Kakek itu selalu membawa sarung coklat kumal. Dia dicaci dan dihina, sampai akhirnya kakek itu meninggal di Stabat.
Menurutnya, ada juga warga yang mengatakan kalau kakek sarung adalah seorang kakek yang meminta sedekah dari rumah ke rumah. Dia menawarkan kain sarung dengan harga yang murah, dari mulai Rp 5 ribu-Rp 10 ribu. “Ada juga bang yang bilang kakek itu pengemis yang jual kain sarung yang harganya 5 ribu sampai 10ribu bang,” jelasnya.
“Kalau gak mau beli sarungnya, kakek itu marah-marah. Habis itu nangis-nangis dia biar orang mau beli sarungnya, ya orang membeli kain sarungnya itu bisa meninggal karena jadi tumbalnya,” ungkapnya.
Dana mengatakan, terdengar kakek sarung tersebut sedang berada di daerah Sei Mencirim, Kampung Lalang, dan 2 hari yang lalu kakek tersebut sudah berada di daerah Jalan Yos Sudarso, Brayan. “Yang waktu itu ada yang bilang kakek itu lagi di daerah Sei Mencirim, 2 hari yang lalu ada juga yang bilang kakek sarung tersebut sudah sampai di daerah Brayan,” ujarnya.
Pria berkepala plontos ini mengatakan, selain kakek tersebut mempunyai keahlian menghilang, incaran kakek tersebut adalah orang-orang yang dermawan. “Yang di incar kakek itu orang yang suka bersedekah, itu cerita orang-orang bang,” jelasnya.
Sementara itu, Nurida (45) pedagang es tebu, khawatir jika kakek tersebut datang ke rumahnya. “Mau cuma sekedar isu pun saya jadi takut, kalau benar bisa meninggal gara-gara kakek itu, apa gak ngeri itu,” ungkapnya ketakutan.
Ibu beranak 3 ini mengatakan, dirinya mendapat kabar tentang adanya kakek sarung dari anak tetangganya yang menggunakan handphone Blackberry. “Saya dikasih tau sama anak tetangga dekat rumah saya, dia pake hp BB, jadi disuruhnya kami untuk berhati-hati,” jelasnya.
Menurutnya, jika kakek tersebut datang kerumahnya, ia tak akan pernah membukakan pintu rumahnya, agar tidak terjadi apa-apa terhadap dirinya dan keluarganya. “Kalau ada kakek-kakek yang datang kerumahku menawarkan sarung, gak akan mau aku meladeninya, daripada mati aku nanti,” ujarnya ketakutan.(bd/mag3/trg)