31.8 C
Medan
Wednesday, May 8, 2024

Aksi Solidaritas untuk Muslim Rohingya Berlanjut

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Sejumlah warga mengatasnamakan Aliansi Sumut Peduli Rohingya menggelar unjuk rasa di Bundaran Jalan Gatot subroto Medan, Jumat (15/9). Mereka menuntut penghentian kekerasan militer Myanmar terhadap etnis minoritas muslim Rohingya.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aksi solidaritas untuk Muslim Rohingya serta kecaman dan kutukan terhadap Myanmar, terus berlanjut di Kota Medan. Ratusan Umat Islam yang tergabung dalam Aliansi Sumatera Utara Peduli Rohingya menggelar aksi, Jumat (15/9).

Aksi itu dimulai dengan berkumpul di Lapangan Merdeka Medan. Selanjutnya, massa long march menuju lokask aksi, yakni di bundaran majestyk, Jalan Gatot Subroto, Medan Petisah. Dalam aksi itu, massa hanya berorasi secara tertib dan damai, disertai melakukan penggalangan dana dengan menggunakan kotak dan dengan spanduk yang dibentangkan lalu dibawa keliling.

Pantauan Sumut Pos, sejak pukul 14.00 WIB, ratusan Polisi berpakaian lengkap, sudah berkumpul di samping pos Polisi. Sekitar 15 menit kemudian, seluruhnya dibariskan untuk diberi intruksi. Tampak Kabag Ops, AKBP D Sembiring dan Kasat Intelkam Polrestabes Medan, AKBP B Siallagan memimpin ratusan Polisi itu. Tidak lama, sebuah mobil patroli double kabin, datang membawa kerucut lalu lintas warna orange, kemudian kerucut lalu lintas itu disusun sebagai pembatas agar arus lalu lintas tetap dapat jalan.

Sekitar pukul 14.30 WIB, massa aksi mulai berdatangan. Asa yang berjalan kaki, mengendarai sepeda motor dan menumpangi angkutan kota. Setelah tiba, meski belum ada mengkomandoi, terlihat massa aksi langsung mengambil posisi. Khusus para Muslimah, terlihat berdiri sejajar di tepi jalan di depan pos Polisi sambil membentangkan spanduk dan foster bertuliskan save Rohingya dan juga kecaman terhadap Myanmar. Namun, massa aksi yang lebih dulu tiba itu, tidak melakukan orasi.

Pada pukul 15.00 WIB, mobil komando berupa mobil pickup dilengkapi pengeras suara diikuti ratusan massa aksi yang berjalan kaki, tiba di lokasi aksi. Begitu tiba, seruan “Takbir” terus digemakan dari mobil komando, sehingga langsung diisambut mengucapkan “Allahu Akbar” oleh seribuan massa aksi. Terlihat dari massa aksi ada yang sambil mengepal lalu mengangkat tangan kanannya saat bertakbir dan ada yang sambil mengibar-ngibarkan bendera dari masing-masing organisasi, terlihat diantaranya bendera Inisiatif Zakat Indonesia (IZI), PBB, PKS, Yayasan Nurul Azmi, Front Pembela Islam (FPI), PK KAMMI, Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), Rumah Zakat, dan Korsad.

“Kenapa ini terjadi. Karena tidak ada pemimpin kita, tidak ada Khalifah kita. Apa kita mau bersatu,” teriak seorang pemimpin aksi dari mobil komando. Lebih lanjut, terdengar seruan dari mobil komando mengatakan kalau saudara Muslim dibantai, disakiti, harus dibalas. Kemudian, ketika itu terjadi di Myanmar, bukan tidak mungkin akan terjadi juga di Indonesia. Diteriakkan dari arah mobil komando mengatakan, ketika Muslim menjadi minoritas, maka akan dibantai, sehingga Ummat Islam harus bersatu

” Musuh Umat Islam bertebaran. Kita harus rapatkan barisan. Jangan memilih pemimpin yang keislamannya tidak jelas. Ramaikan masjid, ketika kita tidak peduli dengan rumah ibadah kita, kita akan dilecehkan.Di manapun Umat Islam dibantai, kita siap berjihad ke sana,” teriak seorang pemimpin aksi dari atas mobil komando.

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
Sejumlah warga mengatasnamakan Aliansi Sumut Peduli Rohingya menggelar unjuk rasa di Bundaran Jalan Gatot subroto Medan, Jumat (15/9). Mereka menuntut penghentian kekerasan militer Myanmar terhadap etnis minoritas muslim Rohingya.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aksi solidaritas untuk Muslim Rohingya serta kecaman dan kutukan terhadap Myanmar, terus berlanjut di Kota Medan. Ratusan Umat Islam yang tergabung dalam Aliansi Sumatera Utara Peduli Rohingya menggelar aksi, Jumat (15/9).

Aksi itu dimulai dengan berkumpul di Lapangan Merdeka Medan. Selanjutnya, massa long march menuju lokask aksi, yakni di bundaran majestyk, Jalan Gatot Subroto, Medan Petisah. Dalam aksi itu, massa hanya berorasi secara tertib dan damai, disertai melakukan penggalangan dana dengan menggunakan kotak dan dengan spanduk yang dibentangkan lalu dibawa keliling.

Pantauan Sumut Pos, sejak pukul 14.00 WIB, ratusan Polisi berpakaian lengkap, sudah berkumpul di samping pos Polisi. Sekitar 15 menit kemudian, seluruhnya dibariskan untuk diberi intruksi. Tampak Kabag Ops, AKBP D Sembiring dan Kasat Intelkam Polrestabes Medan, AKBP B Siallagan memimpin ratusan Polisi itu. Tidak lama, sebuah mobil patroli double kabin, datang membawa kerucut lalu lintas warna orange, kemudian kerucut lalu lintas itu disusun sebagai pembatas agar arus lalu lintas tetap dapat jalan.

Sekitar pukul 14.30 WIB, massa aksi mulai berdatangan. Asa yang berjalan kaki, mengendarai sepeda motor dan menumpangi angkutan kota. Setelah tiba, meski belum ada mengkomandoi, terlihat massa aksi langsung mengambil posisi. Khusus para Muslimah, terlihat berdiri sejajar di tepi jalan di depan pos Polisi sambil membentangkan spanduk dan foster bertuliskan save Rohingya dan juga kecaman terhadap Myanmar. Namun, massa aksi yang lebih dulu tiba itu, tidak melakukan orasi.

Pada pukul 15.00 WIB, mobil komando berupa mobil pickup dilengkapi pengeras suara diikuti ratusan massa aksi yang berjalan kaki, tiba di lokasi aksi. Begitu tiba, seruan “Takbir” terus digemakan dari mobil komando, sehingga langsung diisambut mengucapkan “Allahu Akbar” oleh seribuan massa aksi. Terlihat dari massa aksi ada yang sambil mengepal lalu mengangkat tangan kanannya saat bertakbir dan ada yang sambil mengibar-ngibarkan bendera dari masing-masing organisasi, terlihat diantaranya bendera Inisiatif Zakat Indonesia (IZI), PBB, PKS, Yayasan Nurul Azmi, Front Pembela Islam (FPI), PK KAMMI, Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), Rumah Zakat, dan Korsad.

“Kenapa ini terjadi. Karena tidak ada pemimpin kita, tidak ada Khalifah kita. Apa kita mau bersatu,” teriak seorang pemimpin aksi dari mobil komando. Lebih lanjut, terdengar seruan dari mobil komando mengatakan kalau saudara Muslim dibantai, disakiti, harus dibalas. Kemudian, ketika itu terjadi di Myanmar, bukan tidak mungkin akan terjadi juga di Indonesia. Diteriakkan dari arah mobil komando mengatakan, ketika Muslim menjadi minoritas, maka akan dibantai, sehingga Ummat Islam harus bersatu

” Musuh Umat Islam bertebaran. Kita harus rapatkan barisan. Jangan memilih pemimpin yang keislamannya tidak jelas. Ramaikan masjid, ketika kita tidak peduli dengan rumah ibadah kita, kita akan dilecehkan.Di manapun Umat Islam dibantai, kita siap berjihad ke sana,” teriak seorang pemimpin aksi dari atas mobil komando.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/