30 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Ando: Semua jadi Gelap, Aku Berdoa: Tuhan Yesus!

Ando bersama penumpang lainnya diselamatkan kapal kecil yang kebetulan melintas. Termasuk temannya Sandri ikut selamat. Ia dan Sandri sempat dirawat di puskesmas Tigaras.  Namun karena pasien membludak, dirinya diover ke puskesmas Simanindo, sebelum dirujuk ke RSU Pangururan. Sayang, kedua rekannya yang lain belum diketahui nasibnya.

Setelah dirinya selamat, Ando menghubungi kedua orangtuanya mengunakan hp miliknya yang selamat dari rendaman air. Orangtuanya segera datang menjemputnya dari Pangururan.

Ando bersama Sandri tiba ke rumah, pada Rabu (20/6). Ando langsung disambut keluarga dan para tetangga. Bahkan, Pendeta HKBP di Desa Pardamean turut hadir dan menggelar acara kebaktian ucapan syukur karena dirinya selamat.

Sandri Marianto Sianturi, yang ditemui saat masih dirawat di Simanindo, Selasa lalu menyebutkan, kelebihan muatan dapat dirasakan saat kapal berjalan. Saat itu, dirinya bisa menjangkau permukaan air danau karena posisi lantai kapal tenggelam lebih dalam. “Biasanya dari atas kapal, itu air danau tidak bisa kita jangkau pakai tangan. Tetapi ini, lantai kapal itu dekat dengan air. Berarti ini sudah terlalu banyak muatannya,” katanya.

Selain itu lanjut Sandri, sebelum berangkat dirinya juga sudah mempertanyakan kepada anak buah kapal yang bertugas terkait beban penumpang yang diperkirakan melebihi kapasitas. Namun dirinya hanya mendapat senyum dan jawaban meyakinkan soal keamanan kapal.

“Saya udah tanya, aman nggak ini kalau terlalu banyak muatannya. Tapi dia (awak kapal) cuma senyum aja dan bilang aman, udah biasa sepeti ini’. Apalagi kan sebelumnya (dari Tigaras), seperti ini juga (ramainya), tetapi ombak tidak begitu besar,” sebutnya.

Sementara itu, jika di rumah Ando digelar ibadah ucapan syukur, di kediaman temannya Jonatan Tampubolon (20), di Gang Keluarga di Desa Palu Kemiri, keluarga dan beberapa pengurus gereja, dalam kondisi murung.

Berlin Tampubolona dan Rosana Br Panjaitan, mengaku belum mengetahui kabar berita anaknya. “Saya yakin anak saya selamat dan sehat. Yesus melindungi anak saya. Hanya kepada Yesuslah kami berserah,” bilang Rosana, ibunda Jonatan, menguatkan hati.  (esa/btr/bal/mea/ft)

Ando bersama penumpang lainnya diselamatkan kapal kecil yang kebetulan melintas. Termasuk temannya Sandri ikut selamat. Ia dan Sandri sempat dirawat di puskesmas Tigaras.  Namun karena pasien membludak, dirinya diover ke puskesmas Simanindo, sebelum dirujuk ke RSU Pangururan. Sayang, kedua rekannya yang lain belum diketahui nasibnya.

Setelah dirinya selamat, Ando menghubungi kedua orangtuanya mengunakan hp miliknya yang selamat dari rendaman air. Orangtuanya segera datang menjemputnya dari Pangururan.

Ando bersama Sandri tiba ke rumah, pada Rabu (20/6). Ando langsung disambut keluarga dan para tetangga. Bahkan, Pendeta HKBP di Desa Pardamean turut hadir dan menggelar acara kebaktian ucapan syukur karena dirinya selamat.

Sandri Marianto Sianturi, yang ditemui saat masih dirawat di Simanindo, Selasa lalu menyebutkan, kelebihan muatan dapat dirasakan saat kapal berjalan. Saat itu, dirinya bisa menjangkau permukaan air danau karena posisi lantai kapal tenggelam lebih dalam. “Biasanya dari atas kapal, itu air danau tidak bisa kita jangkau pakai tangan. Tetapi ini, lantai kapal itu dekat dengan air. Berarti ini sudah terlalu banyak muatannya,” katanya.

Selain itu lanjut Sandri, sebelum berangkat dirinya juga sudah mempertanyakan kepada anak buah kapal yang bertugas terkait beban penumpang yang diperkirakan melebihi kapasitas. Namun dirinya hanya mendapat senyum dan jawaban meyakinkan soal keamanan kapal.

“Saya udah tanya, aman nggak ini kalau terlalu banyak muatannya. Tapi dia (awak kapal) cuma senyum aja dan bilang aman, udah biasa sepeti ini’. Apalagi kan sebelumnya (dari Tigaras), seperti ini juga (ramainya), tetapi ombak tidak begitu besar,” sebutnya.

Sementara itu, jika di rumah Ando digelar ibadah ucapan syukur, di kediaman temannya Jonatan Tampubolon (20), di Gang Keluarga di Desa Palu Kemiri, keluarga dan beberapa pengurus gereja, dalam kondisi murung.

Berlin Tampubolona dan Rosana Br Panjaitan, mengaku belum mengetahui kabar berita anaknya. “Saya yakin anak saya selamat dan sehat. Yesus melindungi anak saya. Hanya kepada Yesuslah kami berserah,” bilang Rosana, ibunda Jonatan, menguatkan hati.  (esa/btr/bal/mea/ft)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/