28.9 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Eskavator Rubuhkan Tembok dan Tumbangkan Pohon

Foto: Pran/Sumut Pos Escavator menumbangkan tembok yang dibangun warga di pinggir Sungai Bederah, dan mengeruk sungai sebagai upaya normalisasi aliran sungai, Selasa (20/9/2016).
Foto: Pran/Sumut Pos
Escavator menumbangkan tembok yang dibangun warga di pinggir Sungai Bederah, dan mengeruk sungai sebagai upaya normalisasi aliran sungai, Selasa (20/9/2016).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan (TRTB) Kota Medan kerjasama dengan Dinas Bina Marga dan Muspika setempat, kembali melanjutkan pengerukan Sungai Bederah, Medan Helvetia, Selasa (20/9) di Jalan Asrama Medan.

Kepala Dinas TRTB Medan, Sampurno Pohan sebagai ketua tim terpadu, memimpin langsung pengerukan didampingi Camat Medan Helvetia Drs Edi Mulia Matondang, Kepala Bidang Pengendalian dan Pemanfaatan Ruang Indra Siregar, Kabid Alat Berat dan Kenderaan Dinas Bina Marga Zulkipli.

Eskavator milik Bina Marga Kota Medan merubuhkan tembok sepanjang sekitar 50 meter disepanjang Sungai Bederah. Setelah itu, 3 eskapator Bina Marga melakukan pengorekan sungai sekaligus menumbangkan pohon-pohon yang berada di pinggir maupun ditengah sungai
Sementara penduduk yang berada di sepanjang sungai melakukan pembongkaran rumahnya sendiri, karena telah menerima ganti rugi dari Pemerintah Kota Medan. Pengorekan dan pembersihan tersebut diharapkan dapat menjaga eskosistem Sungai Bederah di masa mendatang.

“Masih kita beri waktu kepada mereka untuk dapat membongkar rumahnya sendiri, agar bongkaran rumah tersebut dapat dimanfaatkan mereka. Padahal kita ingin melakukan kerja maksimal untuk pengorekan Sungai Bederah, karena mereka masih melakukan pembongkaran sehingga kita tidak dapat kerja maksimal hari ini,” ujar Sampurno.

Menurutnya lahan-lahan yang telah diganti rugi oleh Pemko Medan sepanjang Sungai Bederah ini akan dijadikan taman maupun lahan penanaman pohon sebagai resapan air. “Yang jelas tidak bisa jadi tempat hunian,” tegasnya.

Kata dia, pengorekan Sungai Bederah ini akan berlanjut terus dan merupakan salah satu solusi mengurangi genangan air disekitar Medan Helvetia.

“Dan sudah sewajarnya pengorekan ini dilakukan karena sudah puluhan tahun sungai ini tidak pernah mendapat perawatan atau dibersihkan, sehingga banyak pohon-pohon yang tumbuh di pinggir maupun ditengah-tengah sungai dan sudah dangkal,” pungkasnya. (prn/ije)

Foto: Pran/Sumut Pos Escavator menumbangkan tembok yang dibangun warga di pinggir Sungai Bederah, dan mengeruk sungai sebagai upaya normalisasi aliran sungai, Selasa (20/9/2016).
Foto: Pran/Sumut Pos
Escavator menumbangkan tembok yang dibangun warga di pinggir Sungai Bederah, dan mengeruk sungai sebagai upaya normalisasi aliran sungai, Selasa (20/9/2016).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan (TRTB) Kota Medan kerjasama dengan Dinas Bina Marga dan Muspika setempat, kembali melanjutkan pengerukan Sungai Bederah, Medan Helvetia, Selasa (20/9) di Jalan Asrama Medan.

Kepala Dinas TRTB Medan, Sampurno Pohan sebagai ketua tim terpadu, memimpin langsung pengerukan didampingi Camat Medan Helvetia Drs Edi Mulia Matondang, Kepala Bidang Pengendalian dan Pemanfaatan Ruang Indra Siregar, Kabid Alat Berat dan Kenderaan Dinas Bina Marga Zulkipli.

Eskavator milik Bina Marga Kota Medan merubuhkan tembok sepanjang sekitar 50 meter disepanjang Sungai Bederah. Setelah itu, 3 eskapator Bina Marga melakukan pengorekan sungai sekaligus menumbangkan pohon-pohon yang berada di pinggir maupun ditengah sungai
Sementara penduduk yang berada di sepanjang sungai melakukan pembongkaran rumahnya sendiri, karena telah menerima ganti rugi dari Pemerintah Kota Medan. Pengorekan dan pembersihan tersebut diharapkan dapat menjaga eskosistem Sungai Bederah di masa mendatang.

“Masih kita beri waktu kepada mereka untuk dapat membongkar rumahnya sendiri, agar bongkaran rumah tersebut dapat dimanfaatkan mereka. Padahal kita ingin melakukan kerja maksimal untuk pengorekan Sungai Bederah, karena mereka masih melakukan pembongkaran sehingga kita tidak dapat kerja maksimal hari ini,” ujar Sampurno.

Menurutnya lahan-lahan yang telah diganti rugi oleh Pemko Medan sepanjang Sungai Bederah ini akan dijadikan taman maupun lahan penanaman pohon sebagai resapan air. “Yang jelas tidak bisa jadi tempat hunian,” tegasnya.

Kata dia, pengorekan Sungai Bederah ini akan berlanjut terus dan merupakan salah satu solusi mengurangi genangan air disekitar Medan Helvetia.

“Dan sudah sewajarnya pengorekan ini dilakukan karena sudah puluhan tahun sungai ini tidak pernah mendapat perawatan atau dibersihkan, sehingga banyak pohon-pohon yang tumbuh di pinggir maupun ditengah-tengah sungai dan sudah dangkal,” pungkasnya. (prn/ije)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/