SAMOSIR, SUMUTPOS.CO – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengistruksikan kepada sejumlah kementerian terkait untuk menyelesaikan pembangunan jalan lingkar (ringroad) Danau Toba dan Jembatan Tanah Ponggol selesai akhir 2019 mendatang.
Hal tersebut disampaikan Jokowi bersama ibu Iriana, Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Ir H Tengku Erry Nuradi MSi, Ketua TP PKK Sumut Evi Diana Erry dan sejumlah meteri saat mengujungi Desa Wisata Tomok Parsaoran di Desa Simanindo, Kabupaten Samosir, Minggu (21/8) pagi. Rombongan Jokowi disambut Bupati Samosir Rapidin Simbolon dan istri.
Dalam kesempatan itu, Jokowi mengatakan, pembangunan jalan lingkar yang mengililingi Danau Toba akan memudahkan akses dari satu daerah ke daerah lain. Dengan demikian, pertumbuhan Danau Toba menjadi kawasan wisata bertaraf internasional cepat terwujud.
“Saya minta kementerian terkait untuk segera merealisasikan pembangunan jalan lingkar Danau Toba. Kalau jalannya tidak bagus, turis tidak mau datang,” sebut Jokowi.
Jokowi menegaskan, pembangunan jalan lingkar mengelilingi Danau Toba dan pembangunan Jembatan Tanah Ponggol Pangururan dimulai 2017 mendatang.
“Saya memberikan target selama 2 tahun harus sudah selesai. Nantinya pembangunan ini Kita harapkan akan meningkatkat kesejahteraan masyarakat sekitar,” harap Jokowi.
Selain itu, Jokowi juga menginstruksikan kepada Meteri Perhubungan dan kementerian terkait untuk segera merealisasikan penambahan kapal ferry penyeberangan dari pesisir Pulau Sumatera ke Pulau Samosir di tengah Danau Toba.
“Transportasi sangat perlu. Kapal ferry sangat dibutuhkan. Ini akan disiapkan untuk melayani kebutuhan turis, baik local maupun mancanegara,” tambah Jokowi.
Jokowi juga meminta Kementerian terkait untuk melakukan studi untuk mendirikan Akademi Pariwisata (Akpar) di Pulau Samosir, tanpa terkecuali penyiapan SDM dosen.
“Soal ini kita pelajari dulu. Mulai dari lahannya, dosennya dan semua yang terkait pendirian akademi pariwisata di daerah ini,” sebut Jokowi.
Sementara Bupati Samosir Rapidin Simbolon mengatakan, kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian hutan masih rendah ditandai dengan adanya pembakaran lahan di kawasan Danau Toba.
“Kita sudah menangkap empat orang pelaku pembakaran hutan. Kasusnya saat ini sedang di proses hokum. Pemkab Samosir saat ini memprioritaskan program penanaman lahan kritis. Untuk itu, kami berharap pemerintah pusat dan kementerian membantu,” sebutnya.
Rapidin menjelaskan, mata pencarian masyarakat di Kabupaten Samosir 80 persen bergantung pada hasil pertanian. Sementara sarana dan prasarana pengairan yang ada saat ini sangat terbatas. Akibatnya, hasil pertanian tidak maksimal.
“Untuk itu, kami berharap ada solusi penyiapan sarana pengairan. Karena sebagian besar masyarakat Samosir menggantungkan hidup dengan bertani,” harap Rapidin.