25.6 C
Medan
Wednesday, May 29, 2024

Pemko Medan Pastikan Pasang Ornamen Kepala Kerbau di Gapura Medan Tuntungan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Protes yang dilayangkan warga Kota Medan, khususnya etnis karo dan warga Kecamatan Medan Tuntungan atas Gapura Batas Kota berbentuk rumah adat karo di Jalan Jamin Ginting, Simpang Tuntungan yang tidak memiliki ornamen ‘kepala kerbau’ namun hanya memiliki ornamen berbentuk ‘tanduk’ pada bagian atas Gapura, direspon langsung oleh Pemerintah Kota Medan.

Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Medan, Endar Sutan Lubis, mengatakan pihaknya telah mengetahui hal itu. Endar pun berjanji, ornamen yang hanya berbentuk tanduk tersebut akan segera diganti.

“Iya, kita sudah mengetahui hal (kritikan) itu. Sudah kita sampaikan kepada pihak pemborongnya supaya oranamen (yang hanya berbentuk tanduk) itu segera diganti. Alhamdulillah, pihak pemborong juga mengaku siap untuk menggantinya,” ucap Endar kepada Sumut Pos, Kamis (23/2/2023).

Bahkan, kata Endar, khusus untuk tanduk kerbau yang akan dipasang pada ornamen berbentuk kepala kerbau tersebut akan menggunakan tanduk kerbau asli.

“Jadi ornamen kepala kerbaunya akan kita pasang di atas gapura itu, lengkap dengan tanduk kerbaunya. Bahkan untuk tanduknya, kita akan gunakan tanduk kerbau asli. Info yang saya dapat, tanduk kerbaunya sudah ada, sudah datang, dan akan segera kita pasang dengan ornamen kepala kerbaunya. Jadi mohon bersabar,” ujarnya.

Dijelaskan Endar, pihaknya hanya mengerjakan Gapura sesuai dengan DED (Detail Engineering Design) yang telah ada. Sejatinya, DED Gapura Batas Kota yang saat ini dibangun di tiga lokasi batas Kota Medan, termasuk Gapura di Simpang Tuntungan, sebelumnya dikerjakan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan yang saat ini telah dilebur.

“Kita kan hanya mengerjakan sesuai DED, sementara DED nya dulu yang buat Dinas Pertamanan. Namun bila perlu direvisi, maka akan tentu akan kita revisi. Seperti ornamen kepala kerbau lengkap dengan tanduknya yang diminta untuk dipasang atas Gapura simpang Tuntungan ini, segera akan kita pasang untuk mengganti ornamen (hanya berbentuk tanduk) yang sudah terpasang saat ini,” jelasnya.

Ditanya kapan Gapura tersebut akan selesai dikerjakan, Endar belum dapat memastikannya. Namun, Dinas Perumahan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Medan telah meminta kepada pihak pemborong untuk segera menyelesaikannya.

“Segera diselesaikan, dalam waktu dekat. Kita mohon kepada masyarakat agar bersabar, sebab sedang dikerjakan sesegera mungkin. Karena kita juga harus memperhatikan kualitas pembangunannya, bukan hanya sekedar selesai dibangun,” tutupnya.

Sebelumnya diberitakan, warga etnis Karo di Kota Medan, memprotes pembangunan Gapura Batas Kota di Kecamatan Medan Tuntungan yang tengah dalam proses revitalisasi. Pasalnya usai direvitalisasi, ornamen ‘kepala kerbau’ berikut tanduknya tidak terlihat di atas Gapura berbentuk rumah adat suku karo tersebut.

Saat ini, gapura dipintu gerbang Kota Medan dengan perbatasan Kabupaten Deli Serdang menuju Kabupaten Karo, tepatnya di Jalan Jamin Ginting Simpang Tuntungan itu, tampak berbeda. Pasalnya, di atas gapura berupa Rumah Adat Karo yang sedang dalam proses penyelesain itu hanya terdapat ornamen berbentuk ‘tanduk’ saja, tanpa ada kepala kerbau layaknya rumah adat karo.

Menanggapi hal ini, Anggota Komisi IV DPRD Medan, Daniel Pinem, meminta Pemerintah Kota (Pemko) Medan melalui Dinas Perkim untuk segera mengganti ornamen yang hanya berbentuk ‘tanduk’ tersebut menjadi ‘kepala kerbau’ lengkap dengan tanduknya di atas gapura berbentuk rumah adat karo tersebut.

“Kita minta agar ornamen di atas Gapura tersebut segera diganti dengan ornamen Kepala Kerbau. Tentunya kalau kelapa kerbau ada tanduknya, bukan cuma tanduk tapi tidak ada kepala kerbau seperti saat ini,” ucap Daniel Pinem kepada Sumut Pos, Rabu (22/3/2023).

Dikatakan Daniel yang juga merupakan tokoh karo di Kota Medan, ornamen tersebut harus segera diganti dengan kepala kerbau. Pasalnya, setiap rumah adat karo memang memiliki ornamen kepala kerbau diatasnya. Rumah adat karo lengkap dengan kepala kerbau itu merupakan identitas diri suku karo.

“Jadi rumah adat karo itu memang harus ada kepala kerbau diatasnya, itulah identitas suku karo. Kalau tidak ada kepala kerbau diatasnya, ya bukan rumah adat karo namanya. Sementara, gapura yang dibangun (di Medan Tuntungan) itu tidak ada kepala kerbau diatasnya. Jadi sekali lagi kita minta agar ornamen yang ada saat ini di atas gapura itu segera diganti dengan ornamen kepala kerbau, agar identitas suku karo tidak hilang dari gapura itu,” ujarnya.

Dijelaskan Daniel yang merupakan Anggota DPRD Medan dari Dapil Medan V (Medan Sunggal, Medan Selayang, Medan Tuntungan, Medan Johor, Medan Polonia, dan Medan Maimun) itu, Guru Patimpus Sembiring Pelawi merupakan pendiri Kota Medan. Sementara, Kecamatan Medan Tuntungan merupakan perbatasan Kota Medan dengan Deliserdang sekaligus pintu masuk dari Kabupaten Karo.

“Kota Medan merupakan kota multi etnis, dan identitas Kota Medan tidak terlepas juga dari suku karo. Identitas-identitas seperti ini tidak boleh hilang, karena ini salah satu kekayaan Kota Medan. Kita harap Dinas Perkim segera menindaklanjuti hal ini,” pungkasnya.(map)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Protes yang dilayangkan warga Kota Medan, khususnya etnis karo dan warga Kecamatan Medan Tuntungan atas Gapura Batas Kota berbentuk rumah adat karo di Jalan Jamin Ginting, Simpang Tuntungan yang tidak memiliki ornamen ‘kepala kerbau’ namun hanya memiliki ornamen berbentuk ‘tanduk’ pada bagian atas Gapura, direspon langsung oleh Pemerintah Kota Medan.

Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Medan, Endar Sutan Lubis, mengatakan pihaknya telah mengetahui hal itu. Endar pun berjanji, ornamen yang hanya berbentuk tanduk tersebut akan segera diganti.

“Iya, kita sudah mengetahui hal (kritikan) itu. Sudah kita sampaikan kepada pihak pemborongnya supaya oranamen (yang hanya berbentuk tanduk) itu segera diganti. Alhamdulillah, pihak pemborong juga mengaku siap untuk menggantinya,” ucap Endar kepada Sumut Pos, Kamis (23/2/2023).

Bahkan, kata Endar, khusus untuk tanduk kerbau yang akan dipasang pada ornamen berbentuk kepala kerbau tersebut akan menggunakan tanduk kerbau asli.

“Jadi ornamen kepala kerbaunya akan kita pasang di atas gapura itu, lengkap dengan tanduk kerbaunya. Bahkan untuk tanduknya, kita akan gunakan tanduk kerbau asli. Info yang saya dapat, tanduk kerbaunya sudah ada, sudah datang, dan akan segera kita pasang dengan ornamen kepala kerbaunya. Jadi mohon bersabar,” ujarnya.

Dijelaskan Endar, pihaknya hanya mengerjakan Gapura sesuai dengan DED (Detail Engineering Design) yang telah ada. Sejatinya, DED Gapura Batas Kota yang saat ini dibangun di tiga lokasi batas Kota Medan, termasuk Gapura di Simpang Tuntungan, sebelumnya dikerjakan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan yang saat ini telah dilebur.

“Kita kan hanya mengerjakan sesuai DED, sementara DED nya dulu yang buat Dinas Pertamanan. Namun bila perlu direvisi, maka akan tentu akan kita revisi. Seperti ornamen kepala kerbau lengkap dengan tanduknya yang diminta untuk dipasang atas Gapura simpang Tuntungan ini, segera akan kita pasang untuk mengganti ornamen (hanya berbentuk tanduk) yang sudah terpasang saat ini,” jelasnya.

Ditanya kapan Gapura tersebut akan selesai dikerjakan, Endar belum dapat memastikannya. Namun, Dinas Perumahan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang Kota Medan telah meminta kepada pihak pemborong untuk segera menyelesaikannya.

“Segera diselesaikan, dalam waktu dekat. Kita mohon kepada masyarakat agar bersabar, sebab sedang dikerjakan sesegera mungkin. Karena kita juga harus memperhatikan kualitas pembangunannya, bukan hanya sekedar selesai dibangun,” tutupnya.

Sebelumnya diberitakan, warga etnis Karo di Kota Medan, memprotes pembangunan Gapura Batas Kota di Kecamatan Medan Tuntungan yang tengah dalam proses revitalisasi. Pasalnya usai direvitalisasi, ornamen ‘kepala kerbau’ berikut tanduknya tidak terlihat di atas Gapura berbentuk rumah adat suku karo tersebut.

Saat ini, gapura dipintu gerbang Kota Medan dengan perbatasan Kabupaten Deli Serdang menuju Kabupaten Karo, tepatnya di Jalan Jamin Ginting Simpang Tuntungan itu, tampak berbeda. Pasalnya, di atas gapura berupa Rumah Adat Karo yang sedang dalam proses penyelesain itu hanya terdapat ornamen berbentuk ‘tanduk’ saja, tanpa ada kepala kerbau layaknya rumah adat karo.

Menanggapi hal ini, Anggota Komisi IV DPRD Medan, Daniel Pinem, meminta Pemerintah Kota (Pemko) Medan melalui Dinas Perkim untuk segera mengganti ornamen yang hanya berbentuk ‘tanduk’ tersebut menjadi ‘kepala kerbau’ lengkap dengan tanduknya di atas gapura berbentuk rumah adat karo tersebut.

“Kita minta agar ornamen di atas Gapura tersebut segera diganti dengan ornamen Kepala Kerbau. Tentunya kalau kelapa kerbau ada tanduknya, bukan cuma tanduk tapi tidak ada kepala kerbau seperti saat ini,” ucap Daniel Pinem kepada Sumut Pos, Rabu (22/3/2023).

Dikatakan Daniel yang juga merupakan tokoh karo di Kota Medan, ornamen tersebut harus segera diganti dengan kepala kerbau. Pasalnya, setiap rumah adat karo memang memiliki ornamen kepala kerbau diatasnya. Rumah adat karo lengkap dengan kepala kerbau itu merupakan identitas diri suku karo.

“Jadi rumah adat karo itu memang harus ada kepala kerbau diatasnya, itulah identitas suku karo. Kalau tidak ada kepala kerbau diatasnya, ya bukan rumah adat karo namanya. Sementara, gapura yang dibangun (di Medan Tuntungan) itu tidak ada kepala kerbau diatasnya. Jadi sekali lagi kita minta agar ornamen yang ada saat ini di atas gapura itu segera diganti dengan ornamen kepala kerbau, agar identitas suku karo tidak hilang dari gapura itu,” ujarnya.

Dijelaskan Daniel yang merupakan Anggota DPRD Medan dari Dapil Medan V (Medan Sunggal, Medan Selayang, Medan Tuntungan, Medan Johor, Medan Polonia, dan Medan Maimun) itu, Guru Patimpus Sembiring Pelawi merupakan pendiri Kota Medan. Sementara, Kecamatan Medan Tuntungan merupakan perbatasan Kota Medan dengan Deliserdang sekaligus pintu masuk dari Kabupaten Karo.

“Kota Medan merupakan kota multi etnis, dan identitas Kota Medan tidak terlepas juga dari suku karo. Identitas-identitas seperti ini tidak boleh hilang, karena ini salah satu kekayaan Kota Medan. Kita harap Dinas Perkim segera menindaklanjuti hal ini,” pungkasnya.(map)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/