32.8 C
Medan
Saturday, April 27, 2024

Ssst… Hukuman Rahudman Dikurangi Setahun

Foto: Prasetiyo/PM
Mantan Wali Kota Medan, Rahudman Harahap saat disidang di Pengadilan Negeri Medan.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Mahkamah Agung (MA) menyunat hukuman Wali Kota Medan 2010-2015 Rahudman Harahap, dari 5 tahun penjara menjadi 4 tahun penjara, atas kasus korupsi APBD Tapanuli Selatan. Tapi, hukuman Rahudman ditambah 10 tahun penjara, dalam kasus alih fungsi lahan PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Data dirangkum dari website Mahkamah Agung (MA), Senin (22/5), sebelum menjadi Wali Kota Medan, Rahudman menjadi Sekda Tapanuli Selatan sejak 2001. Pada 2004, ia mengajukan pencairan dana tunjangan aparat desa ke kas Pemda.

Ternyata pencairan itu tidak semuanya sampai ke yang berhak. Sebanyak Rp 1,5 miliar di antaranya lari entah ke mana. Atas hal itu, jaksa lalu menyelidikinya dan mendudukkan Rahudman di kursi pesakitan. Pada 15 Agustus 2013, Pengadilan Tipikor Medan membebaskan Rahudman. Jaksa lalu mengajukan kasasi dan dikabulkan.

Majelis yang diketuai Artidjo Alkostar menghukum Rahudman selama 5 tahun penjara. Selain itu, Rahudman juga dihukum membayar kerugian negara Rp 480 juta. Vonis itu juga diketok oleh M Askin dan MS Lumme pada 26 Maret 2014.

Atas hukuman itu, Harudman mengajukan PK dan dikabulkan pada 16 Mei 2016.

“Menyatakan terpidana terbukti secara sah melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama. Menjatuhkan pidana kepada Terpidana oleh karena itu dengan pidana penjara selama 4 tahun dan pidana denda Rp200 juta, dengan ketentuan apabila pidana denda tersebut tidak dibayar maka kepada Terpidana dikenakan pidana pengganti berupa pidana kurungan selama 6 bulan,” kata ketua majelis hakim agung Syarifuddin dengan anggota Syamsul Rakan Chaniago dan Andi Samsan Nganro.

Selain itu, Harudman juga tetap dikenakan uang pengganti Rp 480 juta. Bila tidak mau membayar maka hartanya dirampas.

“Apabila hartanya tidak mencukupi maka diganti pidana penjara selama 1 tahun,” ujar Syarifuddin yang juga Wakil Ketua MA itu.

Setelah kasus APBD Tapanuli Selatan, Rahudman kembali diadili di proses alih fungsi lahan PT KAI saat Rahudman menjadi Wali Kota Medan. Lagi-lagi, Rahudman menang di tingkat pertama.

Tapi di kasasi, Rahudman tak berkutik. Hakim agung Salman Luthan dkk menjatuhkan hukuman 10 tahun penjara kepada Rahudman.

Adapun pengusaha Handoko Lie, dihukum 10 tahun penjara di kasus alih fungsi lahan PT KAI itu. Selain itu, Handoko Lie juga dibebani mengembalikan uang pengganti Rp 185 miliar lebih. Kini, di atas lahan itu berdiri pusat perbelanjaan, hotel dan rumah sakit. (dtn/jpg)

Foto: Prasetiyo/PM
Mantan Wali Kota Medan, Rahudman Harahap saat disidang di Pengadilan Negeri Medan.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Mahkamah Agung (MA) menyunat hukuman Wali Kota Medan 2010-2015 Rahudman Harahap, dari 5 tahun penjara menjadi 4 tahun penjara, atas kasus korupsi APBD Tapanuli Selatan. Tapi, hukuman Rahudman ditambah 10 tahun penjara, dalam kasus alih fungsi lahan PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Data dirangkum dari website Mahkamah Agung (MA), Senin (22/5), sebelum menjadi Wali Kota Medan, Rahudman menjadi Sekda Tapanuli Selatan sejak 2001. Pada 2004, ia mengajukan pencairan dana tunjangan aparat desa ke kas Pemda.

Ternyata pencairan itu tidak semuanya sampai ke yang berhak. Sebanyak Rp 1,5 miliar di antaranya lari entah ke mana. Atas hal itu, jaksa lalu menyelidikinya dan mendudukkan Rahudman di kursi pesakitan. Pada 15 Agustus 2013, Pengadilan Tipikor Medan membebaskan Rahudman. Jaksa lalu mengajukan kasasi dan dikabulkan.

Majelis yang diketuai Artidjo Alkostar menghukum Rahudman selama 5 tahun penjara. Selain itu, Rahudman juga dihukum membayar kerugian negara Rp 480 juta. Vonis itu juga diketok oleh M Askin dan MS Lumme pada 26 Maret 2014.

Atas hukuman itu, Harudman mengajukan PK dan dikabulkan pada 16 Mei 2016.

“Menyatakan terpidana terbukti secara sah melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama. Menjatuhkan pidana kepada Terpidana oleh karena itu dengan pidana penjara selama 4 tahun dan pidana denda Rp200 juta, dengan ketentuan apabila pidana denda tersebut tidak dibayar maka kepada Terpidana dikenakan pidana pengganti berupa pidana kurungan selama 6 bulan,” kata ketua majelis hakim agung Syarifuddin dengan anggota Syamsul Rakan Chaniago dan Andi Samsan Nganro.

Selain itu, Harudman juga tetap dikenakan uang pengganti Rp 480 juta. Bila tidak mau membayar maka hartanya dirampas.

“Apabila hartanya tidak mencukupi maka diganti pidana penjara selama 1 tahun,” ujar Syarifuddin yang juga Wakil Ketua MA itu.

Setelah kasus APBD Tapanuli Selatan, Rahudman kembali diadili di proses alih fungsi lahan PT KAI saat Rahudman menjadi Wali Kota Medan. Lagi-lagi, Rahudman menang di tingkat pertama.

Tapi di kasasi, Rahudman tak berkutik. Hakim agung Salman Luthan dkk menjatuhkan hukuman 10 tahun penjara kepada Rahudman.

Adapun pengusaha Handoko Lie, dihukum 10 tahun penjara di kasus alih fungsi lahan PT KAI itu. Selain itu, Handoko Lie juga dibebani mengembalikan uang pengganti Rp 185 miliar lebih. Kini, di atas lahan itu berdiri pusat perbelanjaan, hotel dan rumah sakit. (dtn/jpg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/