26.7 C
Medan
Friday, May 24, 2024

Kepling Jangan Banyak Nongkrong

Foto: Triadi Wibowo/Sumut pos
Wakil Wali Kota Medan, Akhyar Nasution.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Kinerja kepala lingkungan (Kepling) se-Kota Medan tengah dalam sorotan Wali Kota Dzulmi Eldin. Sebab selama ini, kepling lebih suka ‘nongkrong’ di kantor kelurahan ketimbang memperhatikan wilayah dan masyarakatnya. Terutama, soal kebersihan lingkungan dari sampah.

Hal ini diakui Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution saat berbincang dengan Sumut Pos, akhir pekan kemarin. “Saya sudah minta izin Pak Wali, bahwa seluruh kepling harus digenjot kerjanya untuk lebih peduli dengan warga dan lingkungannya, daripada banyak duduk di kantor lurah. Pak Wali sudah setuju dan seluruh camat sudah saya instruksikan mengingatkan seluruh keplingnya soal ini, melalui Kabag Tapem,” katanya.

Akhyar mengungkapkan, hal mendasar yang perlu ditekankan camat terhadap seluruh kepling adalah persoalan kebersihan lingkungan. Kepling diwajibkan lebih peduli dengan menyediakan wadah sampah di setiap lingkungan, atau bahkan di depan rumah warga.

“Persoalan sampah di Kota Medan sudah pelik. Jangan lagi ditambahi dengan lingkungan yang kotor. Harus ada wadah yang bisa dikreasikan oleh kepling untuk menaruh sampah, sehingga tidak berserakan,” tegasnya.

Wadah sampah sementara ini, lanjutnya, penting disegerakan kepling sebelum diangkut petugas kebersihan setiap hari. “Kan bisa menggunakan keranjang tempat sayuran kol. Atau dikreasikan seperti apa agar sampah tidak berserak. Karena kalau sampai sampah sudah berserakan, selain menimbulkan bau tak sedap juga bisa masuk ke parit. Alhasil parit menjadi tersumbat dan menyebabkan genangan air,” katanya.

Menurut politisi PDIP ini, sebenarnya jumlah armada pengangkut sampah yang dimiliki Pemko mencukupi, namun kritis. Untuk itu dibutuhkan koordinasi dan sinergitas dari unsur kecamatan, sebelum petugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan datang mengangkut sampah ke seluruh lingkungan. “Wadah yang saya sebutkan tadi kan tidak membutuhkan biaya besar. Masak camat tidak bisa mengupayakan itu saja,” ujarnya.

Dirinya juga menegaskan, akan memberi waktu sampai awal Agustus mendatang. Bahkan, mulai minggu ini akan lebih sering memantau seluruh wilayah menyangkut kebersihan lingkungan. “Kalau saya lihat belum ada perubahan, maka saya langsung ambil tindakan tegas di tempat. Kepling tersebut akan dicopot. Jadi ini tidak main-main. Waktu 2,5 tahun sudah cukup lama,” kata Akhyar.

Foto: Triadi Wibowo/Sumut pos
Wakil Wali Kota Medan, Akhyar Nasution.

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Kinerja kepala lingkungan (Kepling) se-Kota Medan tengah dalam sorotan Wali Kota Dzulmi Eldin. Sebab selama ini, kepling lebih suka ‘nongkrong’ di kantor kelurahan ketimbang memperhatikan wilayah dan masyarakatnya. Terutama, soal kebersihan lingkungan dari sampah.

Hal ini diakui Wakil Wali Kota Medan Akhyar Nasution saat berbincang dengan Sumut Pos, akhir pekan kemarin. “Saya sudah minta izin Pak Wali, bahwa seluruh kepling harus digenjot kerjanya untuk lebih peduli dengan warga dan lingkungannya, daripada banyak duduk di kantor lurah. Pak Wali sudah setuju dan seluruh camat sudah saya instruksikan mengingatkan seluruh keplingnya soal ini, melalui Kabag Tapem,” katanya.

Akhyar mengungkapkan, hal mendasar yang perlu ditekankan camat terhadap seluruh kepling adalah persoalan kebersihan lingkungan. Kepling diwajibkan lebih peduli dengan menyediakan wadah sampah di setiap lingkungan, atau bahkan di depan rumah warga.

“Persoalan sampah di Kota Medan sudah pelik. Jangan lagi ditambahi dengan lingkungan yang kotor. Harus ada wadah yang bisa dikreasikan oleh kepling untuk menaruh sampah, sehingga tidak berserakan,” tegasnya.

Wadah sampah sementara ini, lanjutnya, penting disegerakan kepling sebelum diangkut petugas kebersihan setiap hari. “Kan bisa menggunakan keranjang tempat sayuran kol. Atau dikreasikan seperti apa agar sampah tidak berserak. Karena kalau sampai sampah sudah berserakan, selain menimbulkan bau tak sedap juga bisa masuk ke parit. Alhasil parit menjadi tersumbat dan menyebabkan genangan air,” katanya.

Menurut politisi PDIP ini, sebenarnya jumlah armada pengangkut sampah yang dimiliki Pemko mencukupi, namun kritis. Untuk itu dibutuhkan koordinasi dan sinergitas dari unsur kecamatan, sebelum petugas Dinas Kebersihan dan Pertamanan datang mengangkut sampah ke seluruh lingkungan. “Wadah yang saya sebutkan tadi kan tidak membutuhkan biaya besar. Masak camat tidak bisa mengupayakan itu saja,” ujarnya.

Dirinya juga menegaskan, akan memberi waktu sampai awal Agustus mendatang. Bahkan, mulai minggu ini akan lebih sering memantau seluruh wilayah menyangkut kebersihan lingkungan. “Kalau saya lihat belum ada perubahan, maka saya langsung ambil tindakan tegas di tempat. Kepling tersebut akan dicopot. Jadi ini tidak main-main. Waktu 2,5 tahun sudah cukup lama,” kata Akhyar.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/