30 C
Medan
Sunday, April 28, 2024

PDAM Mati, Air Isi Ulang Laris Manis

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
BELI AIR: Warga Jalan Purwo membeli air isi ulang di depot air untuk keperluan sehari-hari karena air PAM mati, Senin (23/10).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sejak Sabtu (21/10), malam hingga Senin (23/10), air PDAM Tirtanadi tidak mengalir di daerah Kecamatan Delitua, Kecamatan Patumbak, Kecamatan Medan Johor, dan Kecamatan Medan Amplas. Untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, cuci dan kakus (MCK), warga terpaksa membeli air isi ulang.

Tidak mengalirnya air PDAM ini disebabkan terjadinya kerusakan pipa induk berdiameter
1.000 mm di Jalan Stasiun Kereta Api Duren/Jalan Purwo Gang Anyelir, sejak beberapa hari lalu.

Menurut Kepala Sekretaris PDAM Tirtanadi, Jumirin melalui siaran pers menyampaikan, kebocoran pipa transmisi diameter 1.000 mm ini diketahui pada Kamis (19/10) lalu,
namun baru dapat dikerjakan perbaikannya pada Jumat (20/10) malam, itu pun hanya penanggulangan sementara.

Menurut Jumirin, perbaikan terkendala
karena posisi kebocoran berada di bawah
rumah warga, dan material yang dibutuhkan
harus ditempa. Akibat kebocoran tersebut,
katanya, kapasitas produksi IPA Delitua yang normalnya 1.600 liter/detik turun menjadi
1.300 liter/detik.

Selanjutnya, Jumirin menginformasikan
wilayah pelayanan yang mengalami gangguan pelayanan di antaranya Jalan
Medan-Delitua, Jalan Purwo, kawasan
Marendal, Jalan STM, Jalan Sakti Lubis, Jalan Brigjend Katamso, Jalan M Nawi Harahap, Jalan Alfalah, Jalan Garu 1 hingga 6, Jalan Sisingamangaraja, Jalan Halat, Jalan Amaliun, Jalan Laksana, Jalan Japaris, Jalan Puri, Jalan Medan Area Selatan, Jalan AR Hakim, Jalan Sutrisno, dan lainnya.

Budi, warga Jalan Purwo, Gang Anyelir,
Delitua, mengeluhkan kondisi air yang tidak
mengalir ini. Menurutnya, PDAM Tirtanadi
terkesan lamban menangani kebocoran pipa
yang ternyata sudah lama terjadi. “Kami sudah lama melaporkan hal ini ke PDAM
Tirtanadi, tapi baru hari ini dilakukan perbaikan. Kalau sudah begini, masyarakat juga yang kena imbasnya. Mau buang hajat pun bingung, air mati,” katanya.

Erni, penjual lontong di kawasan itu juga
mengakui, dampak dari kebocoran PDAM
Tirtanadi membuat warga resah dan kesusahan untuk mendapatkan air bersih. Jangankan untuk minum, mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya, warga terpaksa membeli air galon atau isi ulang untuk air bersih.

Bahkan beberapa pedagang kecil seperti
penjual lontong dan penjual sayur masak
pun sampai tak berjualan karena air mati.

“Air mati sejak tadi malam. Mau masak
susah, apalagi mau mandi. Bagaimana mau
berjualan? Apa masak nggak pakai air? Lihat
saja, untuk minum dan buang hajat pun tak
bisa. Katanya sampai beberapa hari ini, gawatlah tak jualan kami ini. Padahal tarif air naik dan kalau telat main putus saja. Tapi
kalau sudah begini, masyakarat yang kena
getahnya, nasib… nasib,” keluh Erni.

Hal yang sama dikatakan Bayu, warga Jalan
Air Bersih Medan. “Udah dari kemarin air ngalir. Terpaksa menggunakan air isi ulang,”
ujarnya. Dia mengaku kecewa dengan pelayanan PDAM Tirtanadi. Padahal, tarif air sudah dinaikkan, tapi kinerja perusahaan milik Pemprovsu itu tidak membaik.

Anggota Komisi C DPRD Sumut, Sutrisno

Sutrisno Pangaribuan, ST

Pangaribuan menyebut, kebocoran pipa
transmisi PDAM Tirtanadi IPA Delitua yang
terletak di bawah rumah warga sangat
membingungkan. Sebab, hal tersebut sangat teknis. Sehingga dia menuding perencanaan sistem jaringan PDAM Tirtanadi
bermasalah.

“Muncul dua persepsi, warga.yang menyerobot tanah yang peruntukannya bagi jaringan pipa PDAM, atau malah PDAM yang melakukan penyerobotan terhadap tanah warga,” katanya.

Dia bilang, PDAM Tirtanadi harus menempa terlebih dahulu material yang akan dipergunakan untuk perbaikan. “Penjelasan itu hanya akal- akalan. Jika benar, kegiatan pemeliharaan pipa yang selama ini sering dikerjakan bohong besar. Bagaimana mungkin material yang sama dengan yang rusak, tidak tersedia di pasar? Penjelasan tersebut membuktikan, Tirtanadi tidak memiliki kemampuan teknis untuk mem-
perkirakan setiap permasalahan yang dapat mengganggu sistem perpipaannya,” te-
gasnya. (prn/dik/adz)

Foto: SUTAN SIREGAR/SUMUT POS
BELI AIR: Warga Jalan Purwo membeli air isi ulang di depot air untuk keperluan sehari-hari karena air PAM mati, Senin (23/10).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sejak Sabtu (21/10), malam hingga Senin (23/10), air PDAM Tirtanadi tidak mengalir di daerah Kecamatan Delitua, Kecamatan Patumbak, Kecamatan Medan Johor, dan Kecamatan Medan Amplas. Untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, cuci dan kakus (MCK), warga terpaksa membeli air isi ulang.

Tidak mengalirnya air PDAM ini disebabkan terjadinya kerusakan pipa induk berdiameter
1.000 mm di Jalan Stasiun Kereta Api Duren/Jalan Purwo Gang Anyelir, sejak beberapa hari lalu.

Menurut Kepala Sekretaris PDAM Tirtanadi, Jumirin melalui siaran pers menyampaikan, kebocoran pipa transmisi diameter 1.000 mm ini diketahui pada Kamis (19/10) lalu,
namun baru dapat dikerjakan perbaikannya pada Jumat (20/10) malam, itu pun hanya penanggulangan sementara.

Menurut Jumirin, perbaikan terkendala
karena posisi kebocoran berada di bawah
rumah warga, dan material yang dibutuhkan
harus ditempa. Akibat kebocoran tersebut,
katanya, kapasitas produksi IPA Delitua yang normalnya 1.600 liter/detik turun menjadi
1.300 liter/detik.

Selanjutnya, Jumirin menginformasikan
wilayah pelayanan yang mengalami gangguan pelayanan di antaranya Jalan
Medan-Delitua, Jalan Purwo, kawasan
Marendal, Jalan STM, Jalan Sakti Lubis, Jalan Brigjend Katamso, Jalan M Nawi Harahap, Jalan Alfalah, Jalan Garu 1 hingga 6, Jalan Sisingamangaraja, Jalan Halat, Jalan Amaliun, Jalan Laksana, Jalan Japaris, Jalan Puri, Jalan Medan Area Selatan, Jalan AR Hakim, Jalan Sutrisno, dan lainnya.

Budi, warga Jalan Purwo, Gang Anyelir,
Delitua, mengeluhkan kondisi air yang tidak
mengalir ini. Menurutnya, PDAM Tirtanadi
terkesan lamban menangani kebocoran pipa
yang ternyata sudah lama terjadi. “Kami sudah lama melaporkan hal ini ke PDAM
Tirtanadi, tapi baru hari ini dilakukan perbaikan. Kalau sudah begini, masyarakat juga yang kena imbasnya. Mau buang hajat pun bingung, air mati,” katanya.

Erni, penjual lontong di kawasan itu juga
mengakui, dampak dari kebocoran PDAM
Tirtanadi membuat warga resah dan kesusahan untuk mendapatkan air bersih. Jangankan untuk minum, mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya, warga terpaksa membeli air galon atau isi ulang untuk air bersih.

Bahkan beberapa pedagang kecil seperti
penjual lontong dan penjual sayur masak
pun sampai tak berjualan karena air mati.

“Air mati sejak tadi malam. Mau masak
susah, apalagi mau mandi. Bagaimana mau
berjualan? Apa masak nggak pakai air? Lihat
saja, untuk minum dan buang hajat pun tak
bisa. Katanya sampai beberapa hari ini, gawatlah tak jualan kami ini. Padahal tarif air naik dan kalau telat main putus saja. Tapi
kalau sudah begini, masyakarat yang kena
getahnya, nasib… nasib,” keluh Erni.

Hal yang sama dikatakan Bayu, warga Jalan
Air Bersih Medan. “Udah dari kemarin air ngalir. Terpaksa menggunakan air isi ulang,”
ujarnya. Dia mengaku kecewa dengan pelayanan PDAM Tirtanadi. Padahal, tarif air sudah dinaikkan, tapi kinerja perusahaan milik Pemprovsu itu tidak membaik.

Anggota Komisi C DPRD Sumut, Sutrisno

Sutrisno Pangaribuan, ST

Pangaribuan menyebut, kebocoran pipa
transmisi PDAM Tirtanadi IPA Delitua yang
terletak di bawah rumah warga sangat
membingungkan. Sebab, hal tersebut sangat teknis. Sehingga dia menuding perencanaan sistem jaringan PDAM Tirtanadi
bermasalah.

“Muncul dua persepsi, warga.yang menyerobot tanah yang peruntukannya bagi jaringan pipa PDAM, atau malah PDAM yang melakukan penyerobotan terhadap tanah warga,” katanya.

Dia bilang, PDAM Tirtanadi harus menempa terlebih dahulu material yang akan dipergunakan untuk perbaikan. “Penjelasan itu hanya akal- akalan. Jika benar, kegiatan pemeliharaan pipa yang selama ini sering dikerjakan bohong besar. Bagaimana mungkin material yang sama dengan yang rusak, tidak tersedia di pasar? Penjelasan tersebut membuktikan, Tirtanadi tidak memiliki kemampuan teknis untuk mem-
perkirakan setiap permasalahan yang dapat mengganggu sistem perpipaannya,” te-
gasnya. (prn/dik/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/