25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Pembantu Ngaku Dendam Karena Pernah Diperkosa

Foto: PM Ria Waruwu, pembantu yang diduga bunuh anak majikan
Foto: PM
Ria Waruwu, pembantu yang diduga bunuh anak majikan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Air mata Erniati Beru Ginting (42), tak henti-hentinya menetes di pipi. Isak tangis dan raut wajahnya menggambarkan kesedihan yang sangat mendalam. Wajar saja, wanita itu kehilangan Kesya Natani Elia Beru Simanjuntak (2), anak semata wayangnya untuk selamanya. Bocah malang itu dduga tewas dibunuh pembantu sekaligus yang mengasuhnya, Ria Waruwu (18).

Seakan tak percaya begitu cepat kepergiannya, Erniati tak beranjak dari sisi jasad putrinya saat berada di rumah duka, Jalan Jamin Ginting KM 7,5 Gang Saudara No. 3, Kwala Bekala, Medan Tuntungan, Kamis (23/4) pagi.

Kerabat Erniati pun berusaha menenangkannya agar mengikhlaskan kepergian bocah malang itu. Demikian juga dengan Simon Petrus Simanjuntak, ayah korban. Simon tampak pasrah dan terus memandangi jenazah kaku putrinya.

Meski tak berurai air mata, tapi raut wajah Simon terlihat menyimpan duka yang mendalam. Namun, Simon terlihat sedikit lebih tegar dibanding istrinya. Kesedihan juga dirasakan oleh tetangganya yang berdatangan ke rumah duka. “Keysa bangun, bangun, ini oppung. Bangun nak, lihat ini bangun,” ujar pria paruh baya yang merupakan tetangganya.

Sebelumnya, saat diwawancarai di RSUP H Adam Malik Rabu (22/4) malam, Simon menuturkan, ia tak menyangka begitu cepat anak satu-satunya itu telah pergi. Ia pun tak memiliki firasat tentang kepergian putrinya itu.

Ia melanjutkan, Kesya adalah buah hati yang sangat dinanti kelahirannya. Pasalnya, setelah hampir sepuluh tahun menikah, baru dikaruniai anak pada 2012 lalu. “Anak kami ini lahir tepat pada tanggal 12 bulan 12 tahun 2012. Makanya sangat dinanti,” ucap Simon. Menurut Simon, sekira pukul 16.00 WIB ia dihubungi tetangganya, Oji Beru Sembiring bahwa anaknya dan dibawa ke klinik dekat rumah (Klinik Medica-red).

“Saya kan sehari-hari buka kedai di depan Royal Sumatera, jualan gas dan aqua. Tiba-tiba jam 4 sore (16.00), saya ditelepon Oji dan disuruhnya cepat pulang. Sebab, Keysa dibawa ke klinik karena sakit,” ungkapnya. Sesampainya di klinik, kata Simon, ia mendapati anaknya sudah terbujur kaku. “Pas di klinik dibilang sama dokternya, kalau anak saya sudah meninggal. Terkejutlah saya, enggak ada sakit apa-apa kok bisa meninggal,” jelas Simon.

Ia pun mempertanyakan penyebab kematian anaknya kepada dokter di klinik itu. “Sakit apa pak anak saya, kok bisa meninggal? Dijawab dokter, katanya tak bernapas. Lalu, saya curiga menanyakan kepada Ria, pembantu saya. Tapi, si Ria berbelit-beli dan mengaku tidak melakukan apa-apa. Ria bilang, dia tadi main cilukba pakai selimut dan setelah itu menidurkan Kesya. Dan setelah itu sudah tidak bangun-bangun,” jelas Simon yang selanjutnya membawa jenazah anaknya ke rumah duka.

Simon kemudian menghubungi istrinya, Erniati, yang bekerja di pabrik aqua, Daulu, Berastagi, dan keluarganya. Istrinya pun langsung pulang dari tempat kerjanya ke rumah. Lebih lanjut Simon mengatakan, lantaran merasa curiga dan penasaran dengan kematian Keysa, ia pun membawa anaknya ke RSUP H Adam Malik untuk dilakukan otopsi. Namun, sebelum ke rumah sakit, ia membawa pembantunya ke Polsek Delitua untuk mempertanggung jawabkan kematian anaknya. “Setelah dilakukan otopsi, ternyata dokter bilang anak saya meninggal karena kehabisan oksigen. Mungkin meninggal karena tak bernafas ditutup selimut oleh pembatu saya, bisa juga pakai bantal. Soalnya, tidak ada tanda-tanda penganiayaan,” ujar Simon.

Foto: PM Ria Waruwu, pembantu yang diduga bunuh anak majikan
Foto: PM
Ria Waruwu, pembantu yang diduga bunuh anak majikan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Air mata Erniati Beru Ginting (42), tak henti-hentinya menetes di pipi. Isak tangis dan raut wajahnya menggambarkan kesedihan yang sangat mendalam. Wajar saja, wanita itu kehilangan Kesya Natani Elia Beru Simanjuntak (2), anak semata wayangnya untuk selamanya. Bocah malang itu dduga tewas dibunuh pembantu sekaligus yang mengasuhnya, Ria Waruwu (18).

Seakan tak percaya begitu cepat kepergiannya, Erniati tak beranjak dari sisi jasad putrinya saat berada di rumah duka, Jalan Jamin Ginting KM 7,5 Gang Saudara No. 3, Kwala Bekala, Medan Tuntungan, Kamis (23/4) pagi.

Kerabat Erniati pun berusaha menenangkannya agar mengikhlaskan kepergian bocah malang itu. Demikian juga dengan Simon Petrus Simanjuntak, ayah korban. Simon tampak pasrah dan terus memandangi jenazah kaku putrinya.

Meski tak berurai air mata, tapi raut wajah Simon terlihat menyimpan duka yang mendalam. Namun, Simon terlihat sedikit lebih tegar dibanding istrinya. Kesedihan juga dirasakan oleh tetangganya yang berdatangan ke rumah duka. “Keysa bangun, bangun, ini oppung. Bangun nak, lihat ini bangun,” ujar pria paruh baya yang merupakan tetangganya.

Sebelumnya, saat diwawancarai di RSUP H Adam Malik Rabu (22/4) malam, Simon menuturkan, ia tak menyangka begitu cepat anak satu-satunya itu telah pergi. Ia pun tak memiliki firasat tentang kepergian putrinya itu.

Ia melanjutkan, Kesya adalah buah hati yang sangat dinanti kelahirannya. Pasalnya, setelah hampir sepuluh tahun menikah, baru dikaruniai anak pada 2012 lalu. “Anak kami ini lahir tepat pada tanggal 12 bulan 12 tahun 2012. Makanya sangat dinanti,” ucap Simon. Menurut Simon, sekira pukul 16.00 WIB ia dihubungi tetangganya, Oji Beru Sembiring bahwa anaknya dan dibawa ke klinik dekat rumah (Klinik Medica-red).

“Saya kan sehari-hari buka kedai di depan Royal Sumatera, jualan gas dan aqua. Tiba-tiba jam 4 sore (16.00), saya ditelepon Oji dan disuruhnya cepat pulang. Sebab, Keysa dibawa ke klinik karena sakit,” ungkapnya. Sesampainya di klinik, kata Simon, ia mendapati anaknya sudah terbujur kaku. “Pas di klinik dibilang sama dokternya, kalau anak saya sudah meninggal. Terkejutlah saya, enggak ada sakit apa-apa kok bisa meninggal,” jelas Simon.

Ia pun mempertanyakan penyebab kematian anaknya kepada dokter di klinik itu. “Sakit apa pak anak saya, kok bisa meninggal? Dijawab dokter, katanya tak bernapas. Lalu, saya curiga menanyakan kepada Ria, pembantu saya. Tapi, si Ria berbelit-beli dan mengaku tidak melakukan apa-apa. Ria bilang, dia tadi main cilukba pakai selimut dan setelah itu menidurkan Kesya. Dan setelah itu sudah tidak bangun-bangun,” jelas Simon yang selanjutnya membawa jenazah anaknya ke rumah duka.

Simon kemudian menghubungi istrinya, Erniati, yang bekerja di pabrik aqua, Daulu, Berastagi, dan keluarganya. Istrinya pun langsung pulang dari tempat kerjanya ke rumah. Lebih lanjut Simon mengatakan, lantaran merasa curiga dan penasaran dengan kematian Keysa, ia pun membawa anaknya ke RSUP H Adam Malik untuk dilakukan otopsi. Namun, sebelum ke rumah sakit, ia membawa pembantunya ke Polsek Delitua untuk mempertanggung jawabkan kematian anaknya. “Setelah dilakukan otopsi, ternyata dokter bilang anak saya meninggal karena kehabisan oksigen. Mungkin meninggal karena tak bernafas ditutup selimut oleh pembatu saya, bisa juga pakai bantal. Soalnya, tidak ada tanda-tanda penganiayaan,” ujar Simon.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/