25 C
Medan
Monday, October 7, 2024

Poldasu Tetapkan 4 Tersangka Tenggelamnya KM Sinar Bangun

Kapolda Sumut Irjen Pol, Paulus Waterpauw memaparkan penetapan tersangka tenggelamnya KM Sinar Bangun, Senin (25/6).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Siang ini Polda Sumut telah resmi menetapkan tersangka dalam tragedi tenggelamnya Kapal Motor (KM) Sinar Bangun, di Perairan Danau Toba pada 18 Juni 2018 lalu .

Ada empat tersangka yang ditetapkan Poldasu, yaitu Poltak Soritua Sagala (Nakhoda yang juga pemilik kapal), Karnilan Sitanggang (Pegawai Honor Dishub Samosir), Golpa F. Putra (PNS Dinas Perhubungan Kab. Samosir, anggota Kapos Pelabuhan Simanindo), dan Rihad Sitanggang Kepala Bidang Angkutan Sungai dan Danau Perairan (Kabid ASDP).

Kapolda Sumut Irjen Pol, Paulus Waterpauw menjelaskan nahkoda kapal KM Sinar Bangun dijadikan tersangka karena tidak memiliki izin berlayar, dan diduga sengaja membiarkan kapal memuat penumpang melebihi kapasitas.

“Yang bersangkutan (nahkoda) tidak memiliki izin berlayar yang pasti. Kedua, bersangkutan tahu dan bahkan sengaja membiarkan kapal ini memuat melebihi jumlah penumpang kapal yang standarisasi 45 orang penumpang. Ketiga, di dalam syarat kapal ini tidak boleh kendaraan diangkut. Nyatanya diangkut kendaraan kurang lebih 50 sepeda motor,” ujar Kapolda, dalam konferensi pers di Aula Mapolda Sumut, Senin (25/6/2018).

Kapos regulator pelabuhan, ditetapkan tersangka karena dianggap lalai. Dimana, mereka seharusnya mengatur masuknya kelancaran penumpang termasuk mengutip retribusi dan mengawasi kegiatan perkapalan di lokasi. “Harusnya mereka melarang kapal yang mengangkut penumpang lebih dari kapasitas. Selain itu juga mereka tidak menuruti imbauan BMKG yang telah memberikan warning bahwa ada peningkatan cuaca buruk pada tanggal 18 Juni. Mereka telah tahu kapal over kapasitas tapi tetap meminta retribusi,” jelasnya.

Dari data sementara untuk jumlah korban yang sebenarnya, Kapolda menjelaskan ada 199 data korban KM Siane Bangun. Namun baru 125 nama korban yang bisa dipertanggungjawabkan. Sisanya masih dalam tahap klarifikasi kepada pihak keluarga korban dengan petugas Babinkamtibmas dan kepala desa.

“Kami sudah bentuk 8 Satgas polri khusus termasuk DVI Polri yang dikoordinir oleh Kabag Ops dan Dir Binmas. Hasil klarifikasi yang telah kami dapat sementara ini yang terdata sesuai dengan data awal (Antemortem) yang bisa dipertanggungjawabkan oleh pihak rumah sakit ada 125 korban yang terdata dari jumlah 199 laporan yang sudah diklarifikasi jumlah awal,” jelas Kapolda.

Kapolda Sumut Irjen Pol, Paulus Waterpauw memaparkan penetapan tersangka tenggelamnya KM Sinar Bangun, Senin (25/6).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Siang ini Polda Sumut telah resmi menetapkan tersangka dalam tragedi tenggelamnya Kapal Motor (KM) Sinar Bangun, di Perairan Danau Toba pada 18 Juni 2018 lalu .

Ada empat tersangka yang ditetapkan Poldasu, yaitu Poltak Soritua Sagala (Nakhoda yang juga pemilik kapal), Karnilan Sitanggang (Pegawai Honor Dishub Samosir), Golpa F. Putra (PNS Dinas Perhubungan Kab. Samosir, anggota Kapos Pelabuhan Simanindo), dan Rihad Sitanggang Kepala Bidang Angkutan Sungai dan Danau Perairan (Kabid ASDP).

Kapolda Sumut Irjen Pol, Paulus Waterpauw menjelaskan nahkoda kapal KM Sinar Bangun dijadikan tersangka karena tidak memiliki izin berlayar, dan diduga sengaja membiarkan kapal memuat penumpang melebihi kapasitas.

“Yang bersangkutan (nahkoda) tidak memiliki izin berlayar yang pasti. Kedua, bersangkutan tahu dan bahkan sengaja membiarkan kapal ini memuat melebihi jumlah penumpang kapal yang standarisasi 45 orang penumpang. Ketiga, di dalam syarat kapal ini tidak boleh kendaraan diangkut. Nyatanya diangkut kendaraan kurang lebih 50 sepeda motor,” ujar Kapolda, dalam konferensi pers di Aula Mapolda Sumut, Senin (25/6/2018).

Kapos regulator pelabuhan, ditetapkan tersangka karena dianggap lalai. Dimana, mereka seharusnya mengatur masuknya kelancaran penumpang termasuk mengutip retribusi dan mengawasi kegiatan perkapalan di lokasi. “Harusnya mereka melarang kapal yang mengangkut penumpang lebih dari kapasitas. Selain itu juga mereka tidak menuruti imbauan BMKG yang telah memberikan warning bahwa ada peningkatan cuaca buruk pada tanggal 18 Juni. Mereka telah tahu kapal over kapasitas tapi tetap meminta retribusi,” jelasnya.

Dari data sementara untuk jumlah korban yang sebenarnya, Kapolda menjelaskan ada 199 data korban KM Siane Bangun. Namun baru 125 nama korban yang bisa dipertanggungjawabkan. Sisanya masih dalam tahap klarifikasi kepada pihak keluarga korban dengan petugas Babinkamtibmas dan kepala desa.

“Kami sudah bentuk 8 Satgas polri khusus termasuk DVI Polri yang dikoordinir oleh Kabag Ops dan Dir Binmas. Hasil klarifikasi yang telah kami dapat sementara ini yang terdata sesuai dengan data awal (Antemortem) yang bisa dipertanggungjawabkan oleh pihak rumah sakit ada 125 korban yang terdata dari jumlah 199 laporan yang sudah diklarifikasi jumlah awal,” jelas Kapolda.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/