29 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Erry Marahi Dirut PDAM

Foto: Prans/Sumut Pos
Warga mengantre mengambil air dari mobil tanki air.

Pada saat kejadian pula, pihaknya sudah riliskan ke media massa pemberitahuan tentang kondisi tersebut. Dan waktu itu pula pipa Delitua masih beroperasi namun dikurangi produksinya dari 1.600 menjadi 1.300, dengan tujuan meski terjadi kebocoran masyarakat tetap bisa mendapat pasokan air. “Nah material yang dibutuhkan secara permanen untuk perbaikan pipa transmisi, harus ditempah. Sambil menunggu pipa raper clam yang dibutuhkan kita melakukan penggalian supaya ketika pipa rapaer clam itu ada dapat langsung kita pasang. Rupanya pada Minggu malam Senin, karena rembesan-rembesan yang bocor menyebabkan tanah lembek, rumah di atas pipa transmisi tersebut runtuh,” katanya.

Amatan Sumut Pos, lokasi pipa induk PDAM Tirtanadi yang bocor berada di tengah pemukiman warga. Namun, tidak ada bangunan yang berdiri di atas tanah pipa di tanam karena warga mengetahui keberadaan pipa itu. Hanya saja, tepat di samping pipa yang ditanam berdiri rumah-rumah sederhana. Karenanya, ketika tanah dikorek, berdampak pada rumah di sekitarnya, hingga tembok rumah roboh.

“Itu rumah milik si Amin. Namun saat ini dikontrakan. Baru satu bulanan orang yang nyewa nempati rumah itu. Namanya belum tahu saya. Tapi kerjanya jual sate. Sebenarnya rumah itu bukan beridiri di atas tanah pipa ditanam. Namun karena dikorek dalam dan posisi sangat dekat, mungkin pondasi tembok ikut tergerus, ” ujar seorang warga sekitar.

Ketika disinggung soal penanaman pipa merupakan lahan milik PT KAI atau lebih dikenal dengan sebutan tanah rel, pria itu mengakuinya. Disebutnya, sejak lama, memang kawasan tersebut sudah dipadati pemukiman. Namun dia mengaku tidak tahu soal administrasi dan status pendirian bangunan di sana. Ketika ditanya batas yang masuk tanah rel, pria itu juga mengaku tidak tahu pasti. Namun disebutnya kalau rumah yang ditempatinya, berjarak 1 rumah dari posisi rel, tidak termasuk tanah rel.

“Rel itu berada pas di belakang rumah di depan rumah saya itu. Habis rumah itu, seharusnya rel. Tapi sekarang ada dua rumah di situ. Setelah dua rumah itu, baru lokasi penanaman pipa, baru rumah yang rubuh temboknya kemarin, ” lanjutnya.

Saat ditanya soal proses perbaikan pipa, menurutnya pada Selasa (24/10) sore pukul 17.30 WIB, perbaikan sudah selesai. Namun, kondisi di lokasi belum kembali seperti semula. Dikatakannya, tanah bekas penggalian masih menumpuk. Begitu juga kayu dan plasik panjang warna merah-putih sebagai tanda dan pembatas, masih terpasang di lokasi. ” Lagian tadi pas para pekerjanya ditanya warga, katanya sudah selesai diperbaiki pipa yang bocor, ” tandasnya. (dik/bal/prn/ain/adz)

Foto: Prans/Sumut Pos
Warga mengantre mengambil air dari mobil tanki air.

Pada saat kejadian pula, pihaknya sudah riliskan ke media massa pemberitahuan tentang kondisi tersebut. Dan waktu itu pula pipa Delitua masih beroperasi namun dikurangi produksinya dari 1.600 menjadi 1.300, dengan tujuan meski terjadi kebocoran masyarakat tetap bisa mendapat pasokan air. “Nah material yang dibutuhkan secara permanen untuk perbaikan pipa transmisi, harus ditempah. Sambil menunggu pipa raper clam yang dibutuhkan kita melakukan penggalian supaya ketika pipa rapaer clam itu ada dapat langsung kita pasang. Rupanya pada Minggu malam Senin, karena rembesan-rembesan yang bocor menyebabkan tanah lembek, rumah di atas pipa transmisi tersebut runtuh,” katanya.

Amatan Sumut Pos, lokasi pipa induk PDAM Tirtanadi yang bocor berada di tengah pemukiman warga. Namun, tidak ada bangunan yang berdiri di atas tanah pipa di tanam karena warga mengetahui keberadaan pipa itu. Hanya saja, tepat di samping pipa yang ditanam berdiri rumah-rumah sederhana. Karenanya, ketika tanah dikorek, berdampak pada rumah di sekitarnya, hingga tembok rumah roboh.

“Itu rumah milik si Amin. Namun saat ini dikontrakan. Baru satu bulanan orang yang nyewa nempati rumah itu. Namanya belum tahu saya. Tapi kerjanya jual sate. Sebenarnya rumah itu bukan beridiri di atas tanah pipa ditanam. Namun karena dikorek dalam dan posisi sangat dekat, mungkin pondasi tembok ikut tergerus, ” ujar seorang warga sekitar.

Ketika disinggung soal penanaman pipa merupakan lahan milik PT KAI atau lebih dikenal dengan sebutan tanah rel, pria itu mengakuinya. Disebutnya, sejak lama, memang kawasan tersebut sudah dipadati pemukiman. Namun dia mengaku tidak tahu soal administrasi dan status pendirian bangunan di sana. Ketika ditanya batas yang masuk tanah rel, pria itu juga mengaku tidak tahu pasti. Namun disebutnya kalau rumah yang ditempatinya, berjarak 1 rumah dari posisi rel, tidak termasuk tanah rel.

“Rel itu berada pas di belakang rumah di depan rumah saya itu. Habis rumah itu, seharusnya rel. Tapi sekarang ada dua rumah di situ. Setelah dua rumah itu, baru lokasi penanaman pipa, baru rumah yang rubuh temboknya kemarin, ” lanjutnya.

Saat ditanya soal proses perbaikan pipa, menurutnya pada Selasa (24/10) sore pukul 17.30 WIB, perbaikan sudah selesai. Namun, kondisi di lokasi belum kembali seperti semula. Dikatakannya, tanah bekas penggalian masih menumpuk. Begitu juga kayu dan plasik panjang warna merah-putih sebagai tanda dan pembatas, masih terpasang di lokasi. ” Lagian tadi pas para pekerjanya ditanya warga, katanya sudah selesai diperbaiki pipa yang bocor, ” tandasnya. (dik/bal/prn/ain/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/