26.7 C
Medan
Saturday, May 25, 2024

Warga Dipaksa Keluar Zona Merah Sinabung

Alberto Colia Mpd, selaku kepala sekolah menegaskan, tidak akan meliburkan sekolah. “Proses belajar tetap berjalan seperti biasa, meskipun sekolah dipenuhi lumpur. Kondisi ini memang sangat mengganggu, tapi ini sifatnya bencana alam dan tidak bisa kita elakkan,” kata Colia yang mengakui dirinya sedang berada di Dinkes Karo guna meminta bantuan masker untuk para siswanya.

“Akibat hujan lumpur abu vulkanik membuat taman dan bunga yang selama ini dirawat untuk persiapan Adiwiyata tingkat Nasional rusak,” tambahnya.

Demikian juga dengan Dedi Purba, seorang pedagang sayur mayur di Kota Berastagi. Dia juga merasakan surutnya hasil pendapatan penjualan sejak hujan erupsi melanda kota tempatnya berdagang. “Biasanya jam 04.00 WIB pagi kami sudah mengantar barang dagangan untuk dijual ke pasar, akan tetapi akibat hujan lumpur, di tambah lagi hujan dan angin kencang membuat dagangan kami terpuruk, bukan hanya, pembeli juga drastis berkurang sehingga penjualan mengalami penurunan,” tandas Dedi.

Sementara Camat Berastagi, Mirton Ketaren menjelaskan, upayanya untuk meredam kepanikan warga terhadap kondisi lingkungan Kota Berastagi yang tercemar lumpur, akibat dari hujan abu vulkanik, dirinya mengimbau agar warganya tidak melakukan aktivitas jika tidak terlalu penting, dan bila menutup pintu agar debu tidak masuk rumah.

“Untuk sementara kita melakukan penyiraman di wilayah objek-objek wisata terutama kota, dan menghimbau agar masyarakat tidak beraktifitas, dan jika perlu warga menutup pintu agar debu tidak masuk rumah. Saat ini untuk kebutuhan kesehatan pernapasan, sejumlah Masker dengan stok yang ada sudah kita bagi-bagi,” Pungkasnya menutup. (bbs/ral/adz)

Alberto Colia Mpd, selaku kepala sekolah menegaskan, tidak akan meliburkan sekolah. “Proses belajar tetap berjalan seperti biasa, meskipun sekolah dipenuhi lumpur. Kondisi ini memang sangat mengganggu, tapi ini sifatnya bencana alam dan tidak bisa kita elakkan,” kata Colia yang mengakui dirinya sedang berada di Dinkes Karo guna meminta bantuan masker untuk para siswanya.

“Akibat hujan lumpur abu vulkanik membuat taman dan bunga yang selama ini dirawat untuk persiapan Adiwiyata tingkat Nasional rusak,” tambahnya.

Demikian juga dengan Dedi Purba, seorang pedagang sayur mayur di Kota Berastagi. Dia juga merasakan surutnya hasil pendapatan penjualan sejak hujan erupsi melanda kota tempatnya berdagang. “Biasanya jam 04.00 WIB pagi kami sudah mengantar barang dagangan untuk dijual ke pasar, akan tetapi akibat hujan lumpur, di tambah lagi hujan dan angin kencang membuat dagangan kami terpuruk, bukan hanya, pembeli juga drastis berkurang sehingga penjualan mengalami penurunan,” tandas Dedi.

Sementara Camat Berastagi, Mirton Ketaren menjelaskan, upayanya untuk meredam kepanikan warga terhadap kondisi lingkungan Kota Berastagi yang tercemar lumpur, akibat dari hujan abu vulkanik, dirinya mengimbau agar warganya tidak melakukan aktivitas jika tidak terlalu penting, dan bila menutup pintu agar debu tidak masuk rumah.

“Untuk sementara kita melakukan penyiraman di wilayah objek-objek wisata terutama kota, dan menghimbau agar masyarakat tidak beraktifitas, dan jika perlu warga menutup pintu agar debu tidak masuk rumah. Saat ini untuk kebutuhan kesehatan pernapasan, sejumlah Masker dengan stok yang ada sudah kita bagi-bagi,” Pungkasnya menutup. (bbs/ral/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/