27.8 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Warga Dipaksa Keluar Zona Merah Sinabung

Foto: Pardy/PM Gunung Sinabung mengeluarkan semburan awan panas dengan jarak luncur 4 ribu meter, Jumat (26/8/2016).
Foto: Pardy/PM
Gunung Sinabung mengeluarkan semburan awan panas dengan jarak luncur 4 ribu meter, Jumat (26/8/2016).

BERASTAGI, SUMUTPOS.CO – Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, terus bergemuruh. Kolom erupsi letusan sampai terlihat warga di Kota Medan, yang jaraknya cukup jauh dari Kabupaten Karo, Jumat (26/8/2016). Kolom erupsi Gunung Sinabung terlihat dari sejumlah sudut Kota Medan, termasuk hingga titik terjauh di kawasan Belawan. Kolom letusan terlihat begitu jelas seiring cerahnya cuaca di Medan.

Satgas penanganan bencana Gunung Sinabung memberi peringatan agar warga tidak mendekati Sinabung dalam radius lima kilometer. Peringatan itu dikeluarkan karena sejak Selasa (23/8) dan Rabu (24/8), aktivitas Gunung Sinabung terus meningkat. Hal itu berdasarkan pengamatan seismic dari tremor amax Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Sinabung.

Kepala Pos PPGA Sinabung, Armen Putra mengatakan, penumpukan kubah lava yang sudah mencapai 2,6 juta kubik berpotensi guguran awan panas bisa mencapai sejauh lima kilometer.

“Selain awan panas, terjadi juga peningkatan gempa hybrid, sehingga yang kita takutkan kubah lava semakin besar bisa runtuh dan melenceng dari jalurnya sejauh tujuh kilometer,” jelas Armen, Jumat (26/8).

Dia juga mengimbau masyarakat yang bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar dingin.

Sementara, Dansatgas penanganan Sinabung Letkol Infanteri Agustatius Sitepu mengatakan, petugas memaksa warga meninggalkan zona merah Sinabung. “Kami ingatkan dan paksa warga keluar zona merah. Kalau nanti ada sesuatu terjadi, seperti meninggal dunia karena tersapu awan panas, yang rugi tentu kita semua,” katanya.

Untuk mengoptimalkan larangan masuk zona merah, Satgas membentuk dua kelompok. Kelompok pertama berjaga di jalur Kecamatan Payung dan Tiganderket dipimpin Komandan Koramil Tiganderket. Sedangkan jalur kedua di Kecamatan Namanteran.

Dia juga mengatakan, pihaknya akan menyebarkan imbauan kapada masyarakat melalui surat edaran yang akan dibagikan di setiap masyarakat. “Terutama kepada sembilan kepala Desa yang warganya masih berada di posko-posko. Begitu juga kepada warga empat desa yang masuk zona lima kilometer seperti Gurukunayan, Gamber, Kutatonggal dan Berastepu. Jangan sampai memasuki desa dengan alasan apapun, sebab aktivitas Sinabung terus meningkat dan masih berstatus awas,” kata Agustatius.

Sementara, dampak erupsi yang terjadi , Jumat (26/8) kemarin, kota wisata Berastagi diguyur hujan vulkanik dan disusul hujan pasir selama 3 jam lebih. Akibatnya, segala aktivitas terkendala dan terganggu, seperti pedagang, pertokoan, angkutan umum dan pribadi juga wisatawan. Dan Imbasnya juga mengarah ke aktivitas belajar-mengajar di SMAN Berastagi. Guna membersihkan gedung dan taman-taman, sekolah melibatkan siswa beserta guru- guru.

Foto: Pardy/PM Gunung Sinabung mengeluarkan semburan awan panas dengan jarak luncur 4 ribu meter, Jumat (26/8/2016).
Foto: Pardy/PM
Gunung Sinabung mengeluarkan semburan awan panas dengan jarak luncur 4 ribu meter, Jumat (26/8/2016).

BERASTAGI, SUMUTPOS.CO – Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, terus bergemuruh. Kolom erupsi letusan sampai terlihat warga di Kota Medan, yang jaraknya cukup jauh dari Kabupaten Karo, Jumat (26/8/2016). Kolom erupsi Gunung Sinabung terlihat dari sejumlah sudut Kota Medan, termasuk hingga titik terjauh di kawasan Belawan. Kolom letusan terlihat begitu jelas seiring cerahnya cuaca di Medan.

Satgas penanganan bencana Gunung Sinabung memberi peringatan agar warga tidak mendekati Sinabung dalam radius lima kilometer. Peringatan itu dikeluarkan karena sejak Selasa (23/8) dan Rabu (24/8), aktivitas Gunung Sinabung terus meningkat. Hal itu berdasarkan pengamatan seismic dari tremor amax Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Sinabung.

Kepala Pos PPGA Sinabung, Armen Putra mengatakan, penumpukan kubah lava yang sudah mencapai 2,6 juta kubik berpotensi guguran awan panas bisa mencapai sejauh lima kilometer.

“Selain awan panas, terjadi juga peningkatan gempa hybrid, sehingga yang kita takutkan kubah lava semakin besar bisa runtuh dan melenceng dari jalurnya sejauh tujuh kilometer,” jelas Armen, Jumat (26/8).

Dia juga mengimbau masyarakat yang bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar dingin.

Sementara, Dansatgas penanganan Sinabung Letkol Infanteri Agustatius Sitepu mengatakan, petugas memaksa warga meninggalkan zona merah Sinabung. “Kami ingatkan dan paksa warga keluar zona merah. Kalau nanti ada sesuatu terjadi, seperti meninggal dunia karena tersapu awan panas, yang rugi tentu kita semua,” katanya.

Untuk mengoptimalkan larangan masuk zona merah, Satgas membentuk dua kelompok. Kelompok pertama berjaga di jalur Kecamatan Payung dan Tiganderket dipimpin Komandan Koramil Tiganderket. Sedangkan jalur kedua di Kecamatan Namanteran.

Dia juga mengatakan, pihaknya akan menyebarkan imbauan kapada masyarakat melalui surat edaran yang akan dibagikan di setiap masyarakat. “Terutama kepada sembilan kepala Desa yang warganya masih berada di posko-posko. Begitu juga kepada warga empat desa yang masuk zona lima kilometer seperti Gurukunayan, Gamber, Kutatonggal dan Berastepu. Jangan sampai memasuki desa dengan alasan apapun, sebab aktivitas Sinabung terus meningkat dan masih berstatus awas,” kata Agustatius.

Sementara, dampak erupsi yang terjadi , Jumat (26/8) kemarin, kota wisata Berastagi diguyur hujan vulkanik dan disusul hujan pasir selama 3 jam lebih. Akibatnya, segala aktivitas terkendala dan terganggu, seperti pedagang, pertokoan, angkutan umum dan pribadi juga wisatawan. Dan Imbasnya juga mengarah ke aktivitas belajar-mengajar di SMAN Berastagi. Guna membersihkan gedung dan taman-taman, sekolah melibatkan siswa beserta guru- guru.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/