25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Satu Orang Punya Lima Sumur Minyak

Foto drone, lokasi sumur minyak di Desa Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, Kamis(26/4).
Bastin/Komunitas Aceh Flight Forum/Rakyat Aceh

SUMUTPOS.CO – Wajar jika Pemkab Langkat khawatir jika tragedi meledaknya sumur minyak ilegal di Aceh Timur, terjadi di Langkat. Pasalnya, cukup banyak sumur minyak ilegal yang menjadi mata pencaharian masyarakat di sana. Sumur-sumur minyak ilegal ini tersebar di beberapa desa dan beberapa kecamatan. Hampir setiap rumah tangga di sana menggantungkan hidupnya dari sumur minyak ini. Bahkan ada warga yang memiliki lima sumur.

Meski nyawa menjadi taruhannya, namun masyarakat di sana seolah tidak memperdulikan risiko tersebut. Seperti pada 2012 dan 2013 lalu, belasan orang menjadi korban ledakan sumur minyak ilegal tersebut.

“Hampir setiap warga di sini mata pencariannya dari minyak mentah ini,” kata Yetno (54), warga Kecamatan Tanjungpura, Langkat, Minggu (29/4).

Sepanjang sepengetahuannya, di Kecamatan Tanjungpura, ada beberapa masyarakat desa yang mendulang hasil bumi ini. Diantaranya warga Desa Serapu Api, Pematang Tengah, Teluk Bakung, Pematang Serei, Pantai Cermin, Lalang, dan Pekubuan serta Paya Kerupu. “Kalau di kecamatan ini (Tanjungpura, Red), masyarakatnya banyak yang pekerjaannya menyuling minyak,” jelas pria yang awalnya enggan berkomentar soal sumur minyak ilegal ini kepada Sumut Pos.

Bahkan diakuinya, satu orang sedikitnya memiliki lima sampai sepuluh lubang (sumur) yang mereka bor sendiri untuk mengambil isi perut bumi ini. Dengan kedalaman yang dinilai relatif, mulai dari 6 hingga 10 batang pipa galpanis untuk mencapai minyak. “Saya nggak tahu berapa pastinya jumlah sumur minyak di sini. Soalnya, asal mau saja kita ngebornya, setiap lokasi pasti terdapat sumber minyak. Makanya, warga di sini berlomba-lomba melakukan pengolahan dengan membuat dapur seadanya. Paling sedikit, ada lima sumur setiap orang mengebor di sini,” akunya.

Foto drone, lokasi sumur minyak di Desa Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur, Kamis(26/4).
Bastin/Komunitas Aceh Flight Forum/Rakyat Aceh

SUMUTPOS.CO – Wajar jika Pemkab Langkat khawatir jika tragedi meledaknya sumur minyak ilegal di Aceh Timur, terjadi di Langkat. Pasalnya, cukup banyak sumur minyak ilegal yang menjadi mata pencaharian masyarakat di sana. Sumur-sumur minyak ilegal ini tersebar di beberapa desa dan beberapa kecamatan. Hampir setiap rumah tangga di sana menggantungkan hidupnya dari sumur minyak ini. Bahkan ada warga yang memiliki lima sumur.

Meski nyawa menjadi taruhannya, namun masyarakat di sana seolah tidak memperdulikan risiko tersebut. Seperti pada 2012 dan 2013 lalu, belasan orang menjadi korban ledakan sumur minyak ilegal tersebut.

“Hampir setiap warga di sini mata pencariannya dari minyak mentah ini,” kata Yetno (54), warga Kecamatan Tanjungpura, Langkat, Minggu (29/4).

Sepanjang sepengetahuannya, di Kecamatan Tanjungpura, ada beberapa masyarakat desa yang mendulang hasil bumi ini. Diantaranya warga Desa Serapu Api, Pematang Tengah, Teluk Bakung, Pematang Serei, Pantai Cermin, Lalang, dan Pekubuan serta Paya Kerupu. “Kalau di kecamatan ini (Tanjungpura, Red), masyarakatnya banyak yang pekerjaannya menyuling minyak,” jelas pria yang awalnya enggan berkomentar soal sumur minyak ilegal ini kepada Sumut Pos.

Bahkan diakuinya, satu orang sedikitnya memiliki lima sampai sepuluh lubang (sumur) yang mereka bor sendiri untuk mengambil isi perut bumi ini. Dengan kedalaman yang dinilai relatif, mulai dari 6 hingga 10 batang pipa galpanis untuk mencapai minyak. “Saya nggak tahu berapa pastinya jumlah sumur minyak di sini. Soalnya, asal mau saja kita ngebornya, setiap lokasi pasti terdapat sumber minyak. Makanya, warga di sini berlomba-lomba melakukan pengolahan dengan membuat dapur seadanya. Paling sedikit, ada lima sumur setiap orang mengebor di sini,” akunya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/