25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Ombak Tinggi, Nelayan Tewas Terbelit Jaring

Foto: Redha/PM Warga Desa Ara Payung, Pantai Cermin Serdang Bedagai, Sumut, mengangkut jenazah Herman, nelayan nahas yang tewas di laut saat menjaring udang., Rabu (28/9) malam. Mayatnya ditemukan pada Kamis (29/9) pagi.
Foto: Redha/PM
Warga Desa Ara Payung, Pantai Cermin Serdang Bedagai, Sumut, mengangkut jenazah Herman, nelayan nahas yang tewas di laut saat menjaring udang., Rabu (28/9) malam. Mayatnya ditemukan pada Kamis (29/9) pagi.

SERGAI, SUMUTPOS.CO – Cuaca ekstrem yang melanda Sumatera Utara memakan korban. Seorang nelayan ditemukan tewas saat mencari udang. Mayatnya ditemukan kemarin pagi dengan posisi terbelit jaring.

Adalah Herman (47) nelayan nahas tersebut. Warga Dusun 2, Desa Ara Payung, Pantai Cermin Serdang Bedagai ini tetap saja memaksakan dirinya pergi ke tengah laut untuk menjaring udang. Padahal, Rabu (28/9) malam laut sedang tak ramah. Ombak tinggi. Angin kencang. Hujan pun cukup deras. Tak pelak, korban yang semula ingin menjaring udang malah terjerat jaring hingga mayatnya ditemukan pada Kamis (29/9) pukul 08.00 WIB.

Rabu itu bapak dua anak ini dijemput oleh temannya, Ahmad (51), Safari (36), dan Siman (33). Para tetangga ini mengajak korban menjaring langgai udang di Pantai Kuala Lama sekira pukul 17.30 WIB. “Kami pergi setelah diberikan izin sama istrinya,” terang Ahmad.

Mereka berempat pun menjaring udang di pinggir pantai. Namun, setelah pukul 21.00 WIB, korban menjaring makin ke tengah. Dia sama sekali tidak mendengarkan ajakan ketiga temannya untuk segera pulang. Pun, ajakan agar naik ke darat tak digubris korban.

“Malam hari itu memang cuaca buruk dan ombak besar disertai angin kencang di tengah laut. Kita lihat dari pancaran sinar senter yang ada di kepalanya. Sudah kita panggil, namun dia tidak mendengar. Kami langsung pulang,” jelas Ahmad.

Keluarga yang merasa curiga dengan tidak biasanya korban belum pulang hingga larut malam memutuskan untuk mencari. Bersama tetangga dan nelayan lainnya mereka mencari mulai pukul 22.30 WIB. Namun, usaha itu tak membuahkan hasil. Herman baru ditemukan di perairan jermal berjarak 5 sampai 6 kilometer dari bibir Pantai Kuala Putri pada pukul 08.00 WIB, Kamis (29/9) dengan kondisi terjerat jaring langgai udang.

Kanit Reskrim Mapolsek Pantai Cermin Ipda Syamsul Bahri SE membenarkan penemuan mayat nelayan tersebut. “Mayat sudah kita bawa ke rumah duka dan sudah dikebumikan,” tegas Kanit Reskrim IPDA Syamsul Bahri.

‘’Dia ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa oleh nelayan kapal besar,’’ timpal Kepala Desa Arah Payung, Ahmad Alhadi SH.

Sang Kades menambahkan, Herman tinggal di rumah semipermanen dan beristrikan Ati (36) serta memiliki dua anak. “Dia baru pandai menggnakan jarring sekitar 8 hari belakangan ini, tak dapat kita sangka kalau dia meninggal terjerat jarring,’’ jelasnya.

Sedangkan Anto (33), tetangga korban, menjelaskan Herman sebelumnya adalah petani. Namun, pendapatan sebagai petani tidak mencukupi. ’’Korban orangnya penyabar dan selalu tersenyum. Padahal, dia punya masalah dalam membiayai sekolah anak-anaknya yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP),” ungkapnya di rumah duka saat menanti
waktu tahlilan tiba.

Di sisi lain, Prakirawan BMKG Bandara Kualanamu Desy menyebutkan cuaca di Selat Malaka Bagian Utara memang lumayan ekstrem. Arah angin dari Barat Daya sampai Barat Laut dengan kecepatan 10-20 knot atau 20-40 km per jam. “Tinggi gelombang 2 meter-3,5 meter. Cuaca diprediksi berawan,” sebutnya. (cr-4/man/rbb)

Foto: Redha/PM Warga Desa Ara Payung, Pantai Cermin Serdang Bedagai, Sumut, mengangkut jenazah Herman, nelayan nahas yang tewas di laut saat menjaring udang., Rabu (28/9) malam. Mayatnya ditemukan pada Kamis (29/9) pagi.
Foto: Redha/PM
Warga Desa Ara Payung, Pantai Cermin Serdang Bedagai, Sumut, mengangkut jenazah Herman, nelayan nahas yang tewas di laut saat menjaring udang., Rabu (28/9) malam. Mayatnya ditemukan pada Kamis (29/9) pagi.

SERGAI, SUMUTPOS.CO – Cuaca ekstrem yang melanda Sumatera Utara memakan korban. Seorang nelayan ditemukan tewas saat mencari udang. Mayatnya ditemukan kemarin pagi dengan posisi terbelit jaring.

Adalah Herman (47) nelayan nahas tersebut. Warga Dusun 2, Desa Ara Payung, Pantai Cermin Serdang Bedagai ini tetap saja memaksakan dirinya pergi ke tengah laut untuk menjaring udang. Padahal, Rabu (28/9) malam laut sedang tak ramah. Ombak tinggi. Angin kencang. Hujan pun cukup deras. Tak pelak, korban yang semula ingin menjaring udang malah terjerat jaring hingga mayatnya ditemukan pada Kamis (29/9) pukul 08.00 WIB.

Rabu itu bapak dua anak ini dijemput oleh temannya, Ahmad (51), Safari (36), dan Siman (33). Para tetangga ini mengajak korban menjaring langgai udang di Pantai Kuala Lama sekira pukul 17.30 WIB. “Kami pergi setelah diberikan izin sama istrinya,” terang Ahmad.

Mereka berempat pun menjaring udang di pinggir pantai. Namun, setelah pukul 21.00 WIB, korban menjaring makin ke tengah. Dia sama sekali tidak mendengarkan ajakan ketiga temannya untuk segera pulang. Pun, ajakan agar naik ke darat tak digubris korban.

“Malam hari itu memang cuaca buruk dan ombak besar disertai angin kencang di tengah laut. Kita lihat dari pancaran sinar senter yang ada di kepalanya. Sudah kita panggil, namun dia tidak mendengar. Kami langsung pulang,” jelas Ahmad.

Keluarga yang merasa curiga dengan tidak biasanya korban belum pulang hingga larut malam memutuskan untuk mencari. Bersama tetangga dan nelayan lainnya mereka mencari mulai pukul 22.30 WIB. Namun, usaha itu tak membuahkan hasil. Herman baru ditemukan di perairan jermal berjarak 5 sampai 6 kilometer dari bibir Pantai Kuala Putri pada pukul 08.00 WIB, Kamis (29/9) dengan kondisi terjerat jaring langgai udang.

Kanit Reskrim Mapolsek Pantai Cermin Ipda Syamsul Bahri SE membenarkan penemuan mayat nelayan tersebut. “Mayat sudah kita bawa ke rumah duka dan sudah dikebumikan,” tegas Kanit Reskrim IPDA Syamsul Bahri.

‘’Dia ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa oleh nelayan kapal besar,’’ timpal Kepala Desa Arah Payung, Ahmad Alhadi SH.

Sang Kades menambahkan, Herman tinggal di rumah semipermanen dan beristrikan Ati (36) serta memiliki dua anak. “Dia baru pandai menggnakan jarring sekitar 8 hari belakangan ini, tak dapat kita sangka kalau dia meninggal terjerat jarring,’’ jelasnya.

Sedangkan Anto (33), tetangga korban, menjelaskan Herman sebelumnya adalah petani. Namun, pendapatan sebagai petani tidak mencukupi. ’’Korban orangnya penyabar dan selalu tersenyum. Padahal, dia punya masalah dalam membiayai sekolah anak-anaknya yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP),” ungkapnya di rumah duka saat menanti
waktu tahlilan tiba.

Di sisi lain, Prakirawan BMKG Bandara Kualanamu Desy menyebutkan cuaca di Selat Malaka Bagian Utara memang lumayan ekstrem. Arah angin dari Barat Daya sampai Barat Laut dengan kecepatan 10-20 knot atau 20-40 km per jam. “Tinggi gelombang 2 meter-3,5 meter. Cuaca diprediksi berawan,” sebutnya. (cr-4/man/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/