30 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

PKS dan Hanura Berebut Kursi Bekas Erry

Ikrimah mengaku, wakil gubernur nantinya harus bisa membangun chemistry dengan gubernur agar dapat menjalankan roda pembangunan dua setengah tahun ke depan dengan baik. Selain itu, sosok wakil gubernur juga harus mampu menjalin komunikasi dengan lembaga-lembaga lain diantaranya lembaga legislatif , yudikatif, khususnya komunikasi dengan instansi pemerintah pusat agar dapat mempercepat program pembangunan.

“Wakil gubernur jangan sampai jadi bahan politisir oleh pihak-pihak lain,“ katanya tanpa memberikan penjelasan merinci.

Sementara Ketua DPW PKS Sumut, M Hafez menyebutkan, pihaknya sudah membentuk tim yang secara khusus melakukan penjaringan untuk menempati kursi wakil gubernur.

“Tim itu berisikan 12 orang, tim dibagi tiga. Pertama bertugas melakukan komunikasi dengan partai pengusung. Kedua, berkomunikasi dengan nama-nama yang sudah muncul untuk menempati kursi wagubsu. Ketiga, berkomunikasi dengan gubernur defenitif. Meski Ketua tim, saya tidak campuri komunikasi dan lobi-lobi politik,“ ujar Hafez yang ditemui di ruang paripurna DPRD Sumut, Senin (30/5).

Hafez melemparkan senyuman ketika seorang koleganya menjagokan dirinya untuk menempati kursi wakil gubernur. “Itukan bisa-bisa beliau (Ikrimah) saja, lagipula itu pendapat pribadi dan sah-sah saja,“ ungkapnya sembari tersenyum.

DPW PKS Sumut, bilang dia, sebenarnya lebih fokus mencari sosok wakil gubernur dari ekternal partai. “Yang pasti kami ingin menyelesaikan di internal lebih dahulu, mungkin pekan ini tim sudah selesai bekerja. Nama-nama yang dijaring tim akan diserahkan ke DPP untuk dimintai persetujuan, setelah itu barulah berkomunikasi dengan partai pengusung lainnya,“ tegasnya.

Sebelumnya, Ketua Partai Persatuan Nasional  (PPN) Sumut, Edison Sianturi mengakui, kalau partai pengusung pasangan Gatot – Tengku Erry (Ganteng) pada Pilgubsu 2013 lalu sejauh ini belum ada berkomunikasi secara resmi untuk menentukan posisi Wakil Gubernur di sisa masa jabatan 2013-2018.

“Secara resmi belum ada pembahasan khusus,“ kata Edison Sianturi kepada Sumut Pos, Jumat (27/5) lalu.

Edison menyebutkan, ada 6 Partai yang mengusung pasangan Ganteng pada Pilgubsu 2013 lalu diantaranya PKS, Hanura, PPN, PKNU, Patriot serta Nasdem. Hanya saja, PKNU dan Patriot tidak memiliki kursi di DPRD Sumut priode 2009-2014. Sedangkan Nasdem belum menjadi peserta pemilu saat itu.

“Waktu itu PPN hanya satu kursi, jadi kita juga tahu diri. Makanya saat ini sifatnya menunggu, tapi sesuai aturan calon Wagubsu yang diusulkan ke Gubernur nantinya harus mendapatkan dukungan dari seluruh partai pengusung,“ terangnya.

Edison mengatakan, beberapa waktu yang lalu sudah bertemu dengan seluruh pengurus partai pengusung. “Waktu itu kami sepakat hanya silaturahmi, tapi ada juga membahas perihal kursi Wagubsu, akan tetapi tidak mengerucut pada salah satu nama,“ akunya.

Mengenai nama Ketua DPD Hanura Sumut, Zulkifli Efendi Siregar yang belakangan santer diberitakan bakal menjadi calon Wagubsu dianggapnya sebagai sebuah kewajaran.  “Sah-sah saja kalau ada yang mengklaim, apalagi beliau (Zulkifli) juga ketua partai dan pimpinan dewan,“ pungkasnya.

Ikrimah mengaku, wakil gubernur nantinya harus bisa membangun chemistry dengan gubernur agar dapat menjalankan roda pembangunan dua setengah tahun ke depan dengan baik. Selain itu, sosok wakil gubernur juga harus mampu menjalin komunikasi dengan lembaga-lembaga lain diantaranya lembaga legislatif , yudikatif, khususnya komunikasi dengan instansi pemerintah pusat agar dapat mempercepat program pembangunan.

“Wakil gubernur jangan sampai jadi bahan politisir oleh pihak-pihak lain,“ katanya tanpa memberikan penjelasan merinci.

Sementara Ketua DPW PKS Sumut, M Hafez menyebutkan, pihaknya sudah membentuk tim yang secara khusus melakukan penjaringan untuk menempati kursi wakil gubernur.

“Tim itu berisikan 12 orang, tim dibagi tiga. Pertama bertugas melakukan komunikasi dengan partai pengusung. Kedua, berkomunikasi dengan nama-nama yang sudah muncul untuk menempati kursi wagubsu. Ketiga, berkomunikasi dengan gubernur defenitif. Meski Ketua tim, saya tidak campuri komunikasi dan lobi-lobi politik,“ ujar Hafez yang ditemui di ruang paripurna DPRD Sumut, Senin (30/5).

Hafez melemparkan senyuman ketika seorang koleganya menjagokan dirinya untuk menempati kursi wakil gubernur. “Itukan bisa-bisa beliau (Ikrimah) saja, lagipula itu pendapat pribadi dan sah-sah saja,“ ungkapnya sembari tersenyum.

DPW PKS Sumut, bilang dia, sebenarnya lebih fokus mencari sosok wakil gubernur dari ekternal partai. “Yang pasti kami ingin menyelesaikan di internal lebih dahulu, mungkin pekan ini tim sudah selesai bekerja. Nama-nama yang dijaring tim akan diserahkan ke DPP untuk dimintai persetujuan, setelah itu barulah berkomunikasi dengan partai pengusung lainnya,“ tegasnya.

Sebelumnya, Ketua Partai Persatuan Nasional  (PPN) Sumut, Edison Sianturi mengakui, kalau partai pengusung pasangan Gatot – Tengku Erry (Ganteng) pada Pilgubsu 2013 lalu sejauh ini belum ada berkomunikasi secara resmi untuk menentukan posisi Wakil Gubernur di sisa masa jabatan 2013-2018.

“Secara resmi belum ada pembahasan khusus,“ kata Edison Sianturi kepada Sumut Pos, Jumat (27/5) lalu.

Edison menyebutkan, ada 6 Partai yang mengusung pasangan Ganteng pada Pilgubsu 2013 lalu diantaranya PKS, Hanura, PPN, PKNU, Patriot serta Nasdem. Hanya saja, PKNU dan Patriot tidak memiliki kursi di DPRD Sumut priode 2009-2014. Sedangkan Nasdem belum menjadi peserta pemilu saat itu.

“Waktu itu PPN hanya satu kursi, jadi kita juga tahu diri. Makanya saat ini sifatnya menunggu, tapi sesuai aturan calon Wagubsu yang diusulkan ke Gubernur nantinya harus mendapatkan dukungan dari seluruh partai pengusung,“ terangnya.

Edison mengatakan, beberapa waktu yang lalu sudah bertemu dengan seluruh pengurus partai pengusung. “Waktu itu kami sepakat hanya silaturahmi, tapi ada juga membahas perihal kursi Wagubsu, akan tetapi tidak mengerucut pada salah satu nama,“ akunya.

Mengenai nama Ketua DPD Hanura Sumut, Zulkifli Efendi Siregar yang belakangan santer diberitakan bakal menjadi calon Wagubsu dianggapnya sebagai sebuah kewajaran.  “Sah-sah saja kalau ada yang mengklaim, apalagi beliau (Zulkifli) juga ketua partai dan pimpinan dewan,“ pungkasnya.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/