31.7 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Kaltim Mulai Bangun Proyek Nuklir

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir – Ilustrasi

SAMARINDA, SUMUTPOS.CO  – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Penprov Kaltim) terus merancang pengganti energi tak terbarukan, seperti batu bara. Melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda), proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) disebut menjadi pilihan tepat pada masa mendatang.

Kepala Balitbangda Kaltim Dwi Nugroho Widayanto mengatakan, ide itu sesuai dengan visi dan misi RPJMD Kaltim 2013–2018. Yakni, mewujudkan daya saing ekonomi yang berkerakyatan berbasis sumber daya alam dan energi terbarukan. PLTN, terang dia, merupakan sumber energi baru pengganti batu bara.

“Balitbangda berpikir jangka panjang. Eutopia dulu kaya seperti kita. Kalau tak punya pemikiran jauh ke depan, bisa bahaya,” ucapnya. Meski demikian, lanjut Dwi, pembangunan PLTN hanya bisa dilakukan jika presiden merestui. Pemprov Kaltim hanya bisa mengusulkan, tapi tak punya kewenangan lebih dari itu.

Hanya, referensi nuklir dianggap penting bagi Kaltim dan Indonesia. “Sekarang krisis energi di mana-mana. PLTN itu sebagai antisipasi. Negara maju di dunia banyak pakai PLTN. Sebab, murah dan aman,” yakinnya.

Karena itu, dia menyarankan, bila ada ide progresif seperti ini, jangan dipertentangkan, tapi membantu menyempurnakan usulan. Memberikan solusinya sehingga ada pemikiran yang baik. Sebab, PLTN ramah lingkungan dan tidak menimbulkan polusi.

Terkait radiasi, Dwi yakin, ada teknologi tinggi yang menangani hal itu. “Kalau (PLTN) berbahaya, tentu negara maju tidak memakai. Semisal Inggris, Rusia, Prancis, dan lainnya. Kita harus berpikir seperti negara maju kalau ingin maju,” ulas dia.

Dia mengakui, biaya pembangunan awal memang cukup mahal. Tapi, secara hitung-hitungan setelah beroperasi, bakal lebih murah dan aman. Selain Kaltim, tutur dia, Aceh juga tertarik dengan nuklir. Jadi, gubernur Aceh mengoordinasi beberapa gubernur di Sumatera untuk bersama-sama membangun PLTN.

“Saya pernah sampaikan hal itu ke gubernur (Awang Faroek Ishak). Misalnya, bangun 2 ribu megawatt. Bisa untuk Kaltim dan Kaltara,” ucap dia.

Dia mengatakan, potensi uranium di Kaltim hingga 300 tahun membentang dari Kubar hingga wilayah Kalimantan Barat (Kalbar). Temuan itu disampaikan Kemenristek. Dwi menyebut, teknologi sudah maju sehingga aman. Terlebih, pembangunannya paling cepat 10 tahun. Jadi, kata dia, pengerjaan sangat berhati-hati.

Penentuan lokasinya pun sangat cermat. Menurut dia, ada dua jenis nuklir yang ramai dibicarakan saat ini. Pertama nuklir untuk senjata, kedua nuklir untuk kesejahteraan. Menurut dia, masyarakat menyangka nuklir ini untuk senjata. Padahal, jenis kedua, ada nuklir yang bisa membangun kesejahteraan rakyat.

“Secara tak sadar, kita naik pesawat kena radiasi. Belanja buah dari luar negeri juga diradiasi supaya awet. Itu aman dikonsumsi. Di rumah sakit berupa laser itu juga radiasi. Selain itu, bisa untuk pertanian dan peternakan,” ungkap Dwi.

Untuk itu, saat ini dibangun Buluminung Nuclear Industry-Science Techno Park (BNISTP). Tepatnya di Buluminung, Penajam, Penajam Paser Utara, Kaltim. Tempat ini akan memproduksi pemanfaatan nuklir untuk kesehatan dan pertanian. Misalnya, pemeliharaan tanaman dengan nuklir supaya tahan hama, berproduksi tinggi, dan kebal penyakit.

“Iradiator itu untuk mematikan bakteri supaya buah tak mudah busuk daripada pakai zat kimia berbahaya. Itu harus dikembangkan di Kaltim,” jelas dia. (fab/jpg/yaa)

 

 

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir – Ilustrasi

SAMARINDA, SUMUTPOS.CO  – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Penprov Kaltim) terus merancang pengganti energi tak terbarukan, seperti batu bara. Melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda), proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) disebut menjadi pilihan tepat pada masa mendatang.

Kepala Balitbangda Kaltim Dwi Nugroho Widayanto mengatakan, ide itu sesuai dengan visi dan misi RPJMD Kaltim 2013–2018. Yakni, mewujudkan daya saing ekonomi yang berkerakyatan berbasis sumber daya alam dan energi terbarukan. PLTN, terang dia, merupakan sumber energi baru pengganti batu bara.

“Balitbangda berpikir jangka panjang. Eutopia dulu kaya seperti kita. Kalau tak punya pemikiran jauh ke depan, bisa bahaya,” ucapnya. Meski demikian, lanjut Dwi, pembangunan PLTN hanya bisa dilakukan jika presiden merestui. Pemprov Kaltim hanya bisa mengusulkan, tapi tak punya kewenangan lebih dari itu.

Hanya, referensi nuklir dianggap penting bagi Kaltim dan Indonesia. “Sekarang krisis energi di mana-mana. PLTN itu sebagai antisipasi. Negara maju di dunia banyak pakai PLTN. Sebab, murah dan aman,” yakinnya.

Karena itu, dia menyarankan, bila ada ide progresif seperti ini, jangan dipertentangkan, tapi membantu menyempurnakan usulan. Memberikan solusinya sehingga ada pemikiran yang baik. Sebab, PLTN ramah lingkungan dan tidak menimbulkan polusi.

Terkait radiasi, Dwi yakin, ada teknologi tinggi yang menangani hal itu. “Kalau (PLTN) berbahaya, tentu negara maju tidak memakai. Semisal Inggris, Rusia, Prancis, dan lainnya. Kita harus berpikir seperti negara maju kalau ingin maju,” ulas dia.

Dia mengakui, biaya pembangunan awal memang cukup mahal. Tapi, secara hitung-hitungan setelah beroperasi, bakal lebih murah dan aman. Selain Kaltim, tutur dia, Aceh juga tertarik dengan nuklir. Jadi, gubernur Aceh mengoordinasi beberapa gubernur di Sumatera untuk bersama-sama membangun PLTN.

“Saya pernah sampaikan hal itu ke gubernur (Awang Faroek Ishak). Misalnya, bangun 2 ribu megawatt. Bisa untuk Kaltim dan Kaltara,” ucap dia.

Dia mengatakan, potensi uranium di Kaltim hingga 300 tahun membentang dari Kubar hingga wilayah Kalimantan Barat (Kalbar). Temuan itu disampaikan Kemenristek. Dwi menyebut, teknologi sudah maju sehingga aman. Terlebih, pembangunannya paling cepat 10 tahun. Jadi, kata dia, pengerjaan sangat berhati-hati.

Penentuan lokasinya pun sangat cermat. Menurut dia, ada dua jenis nuklir yang ramai dibicarakan saat ini. Pertama nuklir untuk senjata, kedua nuklir untuk kesejahteraan. Menurut dia, masyarakat menyangka nuklir ini untuk senjata. Padahal, jenis kedua, ada nuklir yang bisa membangun kesejahteraan rakyat.

“Secara tak sadar, kita naik pesawat kena radiasi. Belanja buah dari luar negeri juga diradiasi supaya awet. Itu aman dikonsumsi. Di rumah sakit berupa laser itu juga radiasi. Selain itu, bisa untuk pertanian dan peternakan,” ungkap Dwi.

Untuk itu, saat ini dibangun Buluminung Nuclear Industry-Science Techno Park (BNISTP). Tepatnya di Buluminung, Penajam, Penajam Paser Utara, Kaltim. Tempat ini akan memproduksi pemanfaatan nuklir untuk kesehatan dan pertanian. Misalnya, pemeliharaan tanaman dengan nuklir supaya tahan hama, berproduksi tinggi, dan kebal penyakit.

“Iradiator itu untuk mematikan bakteri supaya buah tak mudah busuk daripada pakai zat kimia berbahaya. Itu harus dikembangkan di Kaltim,” jelas dia. (fab/jpg/yaa)

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/