28 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

63 Etnis Rohingya Ditemukan Nelayan Aceh

ACEH- Sedikitnya 63 orang etnis muslim Rohingnya, Myanmar, Kamis (28/2) kemarin, ditemukan oleh awak KM Bahari, kapal ikan nelayan asal Kuala Idi Aceh Timur, diperairan Aceh Utara.

Pengungsi Rohingnya terdiri dari laki- laki, perempuan dan anak anak itu, ditemukan dalam  satu boat tak bermesin mengapung di Selat Malaka. Kaum muslim tertindas di negerinya sendiri ini, kemudian dipindahkan ke TPI Kuala Idi.

Menurut pengakuan Abdul Hakim (52) salah seorang pengungsi Rohingnya, mereka mengapung di laut selama 5 hari setelah dari Myanmar ke Thailand 15 hari. “Kami dari Myanmar rencana menuju Malaysia, namun setiba dikawasan perairan Thailand, kami ditangkap, lalu dilepaskan kembali ke laut,” ujar Abdul Hakim dalam bahasa Melayu bercampur bahasa Rohingnya.

Abdul Hakim bersama istri dan 3 anaknya mengatakan,  boat mereka tumpangi tersebut berangkat tanggal 5 Februari 2013 dari Desa Acap, Myanmar menuju Thailand.  Kemudian selama 5 hari dari Thailand,  mereka terapung-apung karena kehabisan bahan bakar dan makanan hingga ditemukan oleh nelayan Idi, KM Bahari.

Begitu sampai, sekitar 1 jam para pengungsi untuk  sementara ditampung di kantor UPTD Perikanan dan Kelautan Aceh Timur guna didata dan diberi bantuan makanan. Setelah para pengungsi ini didata dan diberi makan, pada pukul 22.30 WIB diangkut dengan menggunakan dua bus menuju Kantor Imigrasi Langsa.

Pengungsi tersebut terdiri laki-laki dewasa 39 orang, 10 perempuan dewasa serta anak-anak 14 orang (9 laki-laki dan 5 perempuan), sementara ditampung di Kantor BLK Langsa dan diantar langsung oleh Wakil Bupati Aceh Timur, Syahrul Syama’un, Sekda Drs. Bachrumsyah, MM.
Kapolres Aceh Timur AKBP Muhajir, Sik dan Camat Idi Rayeuk Zulkhaidir, SH, serta SAR Aceh Timur. (yas/jpnn)

ACEH- Sedikitnya 63 orang etnis muslim Rohingnya, Myanmar, Kamis (28/2) kemarin, ditemukan oleh awak KM Bahari, kapal ikan nelayan asal Kuala Idi Aceh Timur, diperairan Aceh Utara.

Pengungsi Rohingnya terdiri dari laki- laki, perempuan dan anak anak itu, ditemukan dalam  satu boat tak bermesin mengapung di Selat Malaka. Kaum muslim tertindas di negerinya sendiri ini, kemudian dipindahkan ke TPI Kuala Idi.

Menurut pengakuan Abdul Hakim (52) salah seorang pengungsi Rohingnya, mereka mengapung di laut selama 5 hari setelah dari Myanmar ke Thailand 15 hari. “Kami dari Myanmar rencana menuju Malaysia, namun setiba dikawasan perairan Thailand, kami ditangkap, lalu dilepaskan kembali ke laut,” ujar Abdul Hakim dalam bahasa Melayu bercampur bahasa Rohingnya.

Abdul Hakim bersama istri dan 3 anaknya mengatakan,  boat mereka tumpangi tersebut berangkat tanggal 5 Februari 2013 dari Desa Acap, Myanmar menuju Thailand.  Kemudian selama 5 hari dari Thailand,  mereka terapung-apung karena kehabisan bahan bakar dan makanan hingga ditemukan oleh nelayan Idi, KM Bahari.

Begitu sampai, sekitar 1 jam para pengungsi untuk  sementara ditampung di kantor UPTD Perikanan dan Kelautan Aceh Timur guna didata dan diberi bantuan makanan. Setelah para pengungsi ini didata dan diberi makan, pada pukul 22.30 WIB diangkut dengan menggunakan dua bus menuju Kantor Imigrasi Langsa.

Pengungsi tersebut terdiri laki-laki dewasa 39 orang, 10 perempuan dewasa serta anak-anak 14 orang (9 laki-laki dan 5 perempuan), sementara ditampung di Kantor BLK Langsa dan diantar langsung oleh Wakil Bupati Aceh Timur, Syahrul Syama’un, Sekda Drs. Bachrumsyah, MM.
Kapolres Aceh Timur AKBP Muhajir, Sik dan Camat Idi Rayeuk Zulkhaidir, SH, serta SAR Aceh Timur. (yas/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/