31.7 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

18 Tewas 44 Hilang, Dua Anak Medan Selamat

Satu jam kemudian, tim dari Polda Kepri dan TNI AL tiba di lokasi untuk mengevakuasi korban. Hingga berita ini ditulis, tim menemukan 18 orang meninggal, dan 39 orang selamat.

“Jumlah korban yang ditemukan sekarang 57 (meninggal dan selamat), berarti masih ada 44 orang lagi di laut yang nasibnya belum diketahui,” kata Kapolda Kepri, Brigjend Pol Sambudigusdian di RS Bhayangkara, Rabu (2/11) pukul 14.30 WIB.

Menurutnya, korban selamat sebagian mendapat perawatan di RS Bhayangkara Polda Kepri. Antara lain Herman (32), asal Padang Sumatera Barat, Imam Fadoli (39), asal Jawa Timur, Amak Asan (49) asal Lombok dan Hendra (35) asal Medan.

Sedangkan 18 orang sudah ditemukan meninggal dunia dan kini disemayamkan di RS Bhayangkara. Terdiri dari tujuh laki-laki dewasa, 10 perempuan dewasa, dan 1 anak perempuan.

Sedangkan 18 orang sudah ditemukan meninggal dunia dan kini disemayamkan di RS Bhayangkara, diantaranya tujuh laki-laki dewasa, 10 perempuan dewasa, dan 1 anak perempuan.

Foto: Rezza Herdiyanto/Batam Pos 38 TKI ilegal yang selamat langsung diidentifikasi oleh petugas polisi di posko evakuasi korban kapal tengelam di Tanjung Bemban, Nongsa, Rabu (2/11).
Foto: Rezza Herdiyanto/Batam Pos
38 TKI ilegal yang selamat langsung diidentifikasi oleh petugas polisi di posko evakuasi korban kapal tengelam di Tanjung Bemban, Nongsa, Rabu (2/11).

Untuk itu, pencarian masih terus dilakukan baik dengan menggunakan kapal Polair, Bea Cukai, nelayan juga Basarnas. “Kekuatan kita sudah optimal, kita terus berupaya mencari semua korban,” ucapnya.

Dia mengungkapkan bahwa pemilik kapal, yang belakangan diketahui bernama Yanti, diamankan di Batamcenter setelah berupaya melarikan diri ke Singapura bersama keluarganya.

“Dia menyamar, tapi sudah tahu identitas dan kami tangkap. Tekong hasil pemeriksaan kita melarikan diri ke Surabaya,” katanya.

Ditanya terkait penindakan, dia mengklaim telah sering melakukan penindakan terkait kasus serupa. “Beberapa tersangka kan sudah kita amankan,” katanya.

Untuk kasus ini dia mengarahkan untuk ditanyakan ke Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI). “Persoalannya kan mereka datang dari luar ini, berangkatnya dari jalur Batamcenter yang ditangani BNP2TKI, silahkan nanti dikonfirmasi ke BNP2TKI,” katanya.

30 Aparat Diturunkan
Proses evakuasi korban tenggelamnya kapal TKI ilegal di Nongsa, Batam melibatkan 300 petugas. Mereka terdiri anggota kepolisian, TNI, Basarnas, Bea dan Cukai, serta BNP2TKI.

Komandan Kodim 0316/Batam, Letkol Inf Andreas Nanang Dwi dalam kejadian ini turut mengerahkan 40 prajuritnya. Para prajurit ini diperuntukkan untuk membantu evakuasi dan menjaga dua posko.

“Selain membantu evakuasi, kita bantu korban yang selamat di posko,” ujar Andreas, Rabu (2/11).

Untuk korban yang selamat akan ditempatkan di posko ini desa Tanjung Memban, Kampung Tua Nongsa. Sedangkan, untuk korban meninggal disiapkan di posko di Nongsa Point Marina (NPM).

Andreas menambahkan seluruh TKI tersebut berangkat menuju Malaysia melalui jalur resmi. Mereka menggunakan paspor pelancong, dan berada di Malaysia beberapa tahun.

“Mereka di sana (Malaysia) over stay. Jadi pulangnya melalui jalur ilegal,” katanya.

Sementara Kasat Brimob Polda Kepri, Kombes Pol Tory Kristianto, mengungkapkan alasan evakuasi jenazah dari NPM dikarenakan kondisi air laut yang saat itu sedang surut. Sehingga kapal untuk evakuasi korban sulit untuk bersandar.

“Kapal tidak bisa mendarat di sana (Tanjung Memban, red), jadi kita dirikan pos darurat di sini,” ujarnya.

Dalam proses evakuasi ini, Tory memperkirakan 44 korban yang belum ditemukan sudah tenggelam ke dasar laut. (ska/jpg/rng/she/opi/cr13/cr1/jpg/ril)

Satu jam kemudian, tim dari Polda Kepri dan TNI AL tiba di lokasi untuk mengevakuasi korban. Hingga berita ini ditulis, tim menemukan 18 orang meninggal, dan 39 orang selamat.

“Jumlah korban yang ditemukan sekarang 57 (meninggal dan selamat), berarti masih ada 44 orang lagi di laut yang nasibnya belum diketahui,” kata Kapolda Kepri, Brigjend Pol Sambudigusdian di RS Bhayangkara, Rabu (2/11) pukul 14.30 WIB.

Menurutnya, korban selamat sebagian mendapat perawatan di RS Bhayangkara Polda Kepri. Antara lain Herman (32), asal Padang Sumatera Barat, Imam Fadoli (39), asal Jawa Timur, Amak Asan (49) asal Lombok dan Hendra (35) asal Medan.

Sedangkan 18 orang sudah ditemukan meninggal dunia dan kini disemayamkan di RS Bhayangkara. Terdiri dari tujuh laki-laki dewasa, 10 perempuan dewasa, dan 1 anak perempuan.

Sedangkan 18 orang sudah ditemukan meninggal dunia dan kini disemayamkan di RS Bhayangkara, diantaranya tujuh laki-laki dewasa, 10 perempuan dewasa, dan 1 anak perempuan.

Foto: Rezza Herdiyanto/Batam Pos 38 TKI ilegal yang selamat langsung diidentifikasi oleh petugas polisi di posko evakuasi korban kapal tengelam di Tanjung Bemban, Nongsa, Rabu (2/11).
Foto: Rezza Herdiyanto/Batam Pos
38 TKI ilegal yang selamat langsung diidentifikasi oleh petugas polisi di posko evakuasi korban kapal tengelam di Tanjung Bemban, Nongsa, Rabu (2/11).

Untuk itu, pencarian masih terus dilakukan baik dengan menggunakan kapal Polair, Bea Cukai, nelayan juga Basarnas. “Kekuatan kita sudah optimal, kita terus berupaya mencari semua korban,” ucapnya.

Dia mengungkapkan bahwa pemilik kapal, yang belakangan diketahui bernama Yanti, diamankan di Batamcenter setelah berupaya melarikan diri ke Singapura bersama keluarganya.

“Dia menyamar, tapi sudah tahu identitas dan kami tangkap. Tekong hasil pemeriksaan kita melarikan diri ke Surabaya,” katanya.

Ditanya terkait penindakan, dia mengklaim telah sering melakukan penindakan terkait kasus serupa. “Beberapa tersangka kan sudah kita amankan,” katanya.

Untuk kasus ini dia mengarahkan untuk ditanyakan ke Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI). “Persoalannya kan mereka datang dari luar ini, berangkatnya dari jalur Batamcenter yang ditangani BNP2TKI, silahkan nanti dikonfirmasi ke BNP2TKI,” katanya.

30 Aparat Diturunkan
Proses evakuasi korban tenggelamnya kapal TKI ilegal di Nongsa, Batam melibatkan 300 petugas. Mereka terdiri anggota kepolisian, TNI, Basarnas, Bea dan Cukai, serta BNP2TKI.

Komandan Kodim 0316/Batam, Letkol Inf Andreas Nanang Dwi dalam kejadian ini turut mengerahkan 40 prajuritnya. Para prajurit ini diperuntukkan untuk membantu evakuasi dan menjaga dua posko.

“Selain membantu evakuasi, kita bantu korban yang selamat di posko,” ujar Andreas, Rabu (2/11).

Untuk korban yang selamat akan ditempatkan di posko ini desa Tanjung Memban, Kampung Tua Nongsa. Sedangkan, untuk korban meninggal disiapkan di posko di Nongsa Point Marina (NPM).

Andreas menambahkan seluruh TKI tersebut berangkat menuju Malaysia melalui jalur resmi. Mereka menggunakan paspor pelancong, dan berada di Malaysia beberapa tahun.

“Mereka di sana (Malaysia) over stay. Jadi pulangnya melalui jalur ilegal,” katanya.

Sementara Kasat Brimob Polda Kepri, Kombes Pol Tory Kristianto, mengungkapkan alasan evakuasi jenazah dari NPM dikarenakan kondisi air laut yang saat itu sedang surut. Sehingga kapal untuk evakuasi korban sulit untuk bersandar.

“Kapal tidak bisa mendarat di sana (Tanjung Memban, red), jadi kita dirikan pos darurat di sini,” ujarnya.

Dalam proses evakuasi ini, Tory memperkirakan 44 korban yang belum ditemukan sudah tenggelam ke dasar laut. (ska/jpg/rng/she/opi/cr13/cr1/jpg/ril)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/