28.9 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Fahri Bocorkan Rahasia Bos PKS

Politikus PKS, Fachri Hamzah.
Politikus PKS, Fahri Hamzah.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pemecatan Fahri Hamzah dari keanggotaannya di Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ternyata hasil dari sentimen pribadi Sohibul Iman yang merupakan pimpinannya sendiri. Hal itu diungkapkan Fahri saat menggelar konferensi pers di DPR, Senayan, Jakarta.

Ia menceritakan, sekitar September ketika Sohibul menjadi pimpinan baru PKS‎, ia diundang untuk berdialog. Di situ disampaikanlah keinginan Sohibul sebagai presiden PKS.

“Tentu saya dengar. Salah satunya beliau sarankan saya pakai kopiah. Saya ikuti, ternyata ganteng juga pakai kopiah,” ucapnya mencairkan ketegangan.

‎‎Nah, setelah itu, Sohibul memintanya untuk bertemu kembali. “Dan diminta mundur (dari wakil ketua DPR), tentu buat saya kaget dan ada apa gerangan,” ungkap Fahri.

Ia bertanya-tanya dengan permintaan Sohibul kala itu. ‎”Lalu beliau katakan ini permintaan pribadi antara saya dengan beliau karena beliau pemimpin tertinggi di dalam partai. Saya katakan baiklah karena rahasia pribadi,” ungkap Fahri.

Namun, ia mengaku kala itu meminta waktu untuk memutuskan apakah akan mundur atau tidak sebagai pimpinan DPR. Sebab, yang dimintakan adalah jabatan publik.

Jelas, saat pemilihannya sebagai wakil ketua DPR melibatkan konstituen yang besar di paripurna dan nyatanya ia mendapatkan suara tertinggi di PKS untuk melangkah ke Senayan.

“Masalahnya jabatan ini milik publik, milik negara. Saya bilang kalau saya sudah mantap, semua keputusan saya ambil. Karena itu saya minta waktu, saya dikasih waktu,” bebernya.

Belum juga adanya putusan Fahri untuk mengundurkan diri, tiba-tiba ada pengaduan tentang dirinya kepada Badan Penegak Disiplin Organisasi (BPDO). Dia diadukan lantaran dianggap mengeluarkan pernyataan kontroversial dan kontraproduktif di ranah publik yang tidak sejalan dengan arahan ‎partai. ‎

Politikus PKS, Fachri Hamzah.
Politikus PKS, Fahri Hamzah.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pemecatan Fahri Hamzah dari keanggotaannya di Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ternyata hasil dari sentimen pribadi Sohibul Iman yang merupakan pimpinannya sendiri. Hal itu diungkapkan Fahri saat menggelar konferensi pers di DPR, Senayan, Jakarta.

Ia menceritakan, sekitar September ketika Sohibul menjadi pimpinan baru PKS‎, ia diundang untuk berdialog. Di situ disampaikanlah keinginan Sohibul sebagai presiden PKS.

“Tentu saya dengar. Salah satunya beliau sarankan saya pakai kopiah. Saya ikuti, ternyata ganteng juga pakai kopiah,” ucapnya mencairkan ketegangan.

‎‎Nah, setelah itu, Sohibul memintanya untuk bertemu kembali. “Dan diminta mundur (dari wakil ketua DPR), tentu buat saya kaget dan ada apa gerangan,” ungkap Fahri.

Ia bertanya-tanya dengan permintaan Sohibul kala itu. ‎”Lalu beliau katakan ini permintaan pribadi antara saya dengan beliau karena beliau pemimpin tertinggi di dalam partai. Saya katakan baiklah karena rahasia pribadi,” ungkap Fahri.

Namun, ia mengaku kala itu meminta waktu untuk memutuskan apakah akan mundur atau tidak sebagai pimpinan DPR. Sebab, yang dimintakan adalah jabatan publik.

Jelas, saat pemilihannya sebagai wakil ketua DPR melibatkan konstituen yang besar di paripurna dan nyatanya ia mendapatkan suara tertinggi di PKS untuk melangkah ke Senayan.

“Masalahnya jabatan ini milik publik, milik negara. Saya bilang kalau saya sudah mantap, semua keputusan saya ambil. Karena itu saya minta waktu, saya dikasih waktu,” bebernya.

Belum juga adanya putusan Fahri untuk mengundurkan diri, tiba-tiba ada pengaduan tentang dirinya kepada Badan Penegak Disiplin Organisasi (BPDO). Dia diadukan lantaran dianggap mengeluarkan pernyataan kontroversial dan kontraproduktif di ranah publik yang tidak sejalan dengan arahan ‎partai. ‎

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/