26 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Subsidi BBM Tetap Dikurangi

JAKARTA – Pemerintah mengisyaratkan bakal melanjutkan kebijakan pembatasan pemberian subsidi bahan bakar minyak (BBM) dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2013. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, pemerintah perlu membagi alokasi anggaran dengan kebutuhan di sektor lain.

“Kita akan pastikan bahwa porsi subsidi dalam APBN betul-betul harus pas,” kata SBY seusai rapat koordinasi di kantor pusat Pertamina, kemarin (7/8).
Meski pertumbuhan ekonomi kuartal kedua tembus di angka 6,4 persen, namun SBY meyakini capaian tersebut bisa lebih tinggi lagi. “Karena itu harus ada rasio yang baik untuk efisiensi dan mengurangi subsidi,” sambungnya.    SBY belum memberikan gambaran besaran subsidi yang rencananya akan disampaikan dalam penyampaian nota keuangan 16 Agustus mendatang. “Yang jelas, kalau APBN kita terlalu besar disedot untuk subsidi, maka ruang untuk yang lain menjadi sangat kecil,” katanya.

Misalnya untuk kebutuhan infrastruktur yang dinilai masih kurang. Padahal, jika infrastruktur kurang, bisa menghambat investasi. Jika investasi tak bergerak, pertumbuhan tidak tumbuh bagus dan lapangan kerja tidak tercipta.

SBY mengatakan, kebijakan penghematan atau konversi BBM tetap akan dilanjutkan. “Tahun ini kita memang tidak menaikkan BBM, tapi pilih cara yang lain. kecuali ada perubahan (harga minyak) yang sangat luar biasa pada tingkat dunia,” katanya. Menurut SBY, dengan tidak menaikkan harga BBM, maka konsekuensinya adalah volume konsumsi akan naik. Karena itu, dirinya meminta kepada Menteri ESDM Jero Wacik dan Menteri Keuangan Agus Martowardojo untuk bertemu DPR dan mendiskusikan konsekuensi yang harus ditanggung dari tidak naiknya harga BBM. “Ini harus dibicarakan baik-baik,” ujarnya.

Karena opsi kenaikan harga menjadi pilihan terakhir, maka pemerintah akan menempuh berbagai upaya untuk menekan konsumsi BBM subsidi. Misalnya, melalui program penghematan, program pembatasan, maupun konversi dari BBM ke bahan bakar gas (BBG).

Menteri Keuangan Agus Martowardojo menambahkan, saat ini memang sudah ada indikasi subsisi akan membengkak seiring dengan tingginya konsumsi BBM. “Yang jelas kuota 40 juta kiloliter (kl) pasti terlampaui,” katanya.    Karena itu, lanjut Agus, dirinya akan segera bertemu dengan Menteri ESDM Jero Wacik untuk membahas detil proyeksi konsumsi BBM hingga akhir tahun ini. (fal/owi/jpnn)

JAKARTA – Pemerintah mengisyaratkan bakal melanjutkan kebijakan pembatasan pemberian subsidi bahan bakar minyak (BBM) dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2013. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, pemerintah perlu membagi alokasi anggaran dengan kebutuhan di sektor lain.

“Kita akan pastikan bahwa porsi subsidi dalam APBN betul-betul harus pas,” kata SBY seusai rapat koordinasi di kantor pusat Pertamina, kemarin (7/8).
Meski pertumbuhan ekonomi kuartal kedua tembus di angka 6,4 persen, namun SBY meyakini capaian tersebut bisa lebih tinggi lagi. “Karena itu harus ada rasio yang baik untuk efisiensi dan mengurangi subsidi,” sambungnya.    SBY belum memberikan gambaran besaran subsidi yang rencananya akan disampaikan dalam penyampaian nota keuangan 16 Agustus mendatang. “Yang jelas, kalau APBN kita terlalu besar disedot untuk subsidi, maka ruang untuk yang lain menjadi sangat kecil,” katanya.

Misalnya untuk kebutuhan infrastruktur yang dinilai masih kurang. Padahal, jika infrastruktur kurang, bisa menghambat investasi. Jika investasi tak bergerak, pertumbuhan tidak tumbuh bagus dan lapangan kerja tidak tercipta.

SBY mengatakan, kebijakan penghematan atau konversi BBM tetap akan dilanjutkan. “Tahun ini kita memang tidak menaikkan BBM, tapi pilih cara yang lain. kecuali ada perubahan (harga minyak) yang sangat luar biasa pada tingkat dunia,” katanya. Menurut SBY, dengan tidak menaikkan harga BBM, maka konsekuensinya adalah volume konsumsi akan naik. Karena itu, dirinya meminta kepada Menteri ESDM Jero Wacik dan Menteri Keuangan Agus Martowardojo untuk bertemu DPR dan mendiskusikan konsekuensi yang harus ditanggung dari tidak naiknya harga BBM. “Ini harus dibicarakan baik-baik,” ujarnya.

Karena opsi kenaikan harga menjadi pilihan terakhir, maka pemerintah akan menempuh berbagai upaya untuk menekan konsumsi BBM subsidi. Misalnya, melalui program penghematan, program pembatasan, maupun konversi dari BBM ke bahan bakar gas (BBG).

Menteri Keuangan Agus Martowardojo menambahkan, saat ini memang sudah ada indikasi subsisi akan membengkak seiring dengan tingginya konsumsi BBM. “Yang jelas kuota 40 juta kiloliter (kl) pasti terlampaui,” katanya.    Karena itu, lanjut Agus, dirinya akan segera bertemu dengan Menteri ESDM Jero Wacik untuk membahas detil proyeksi konsumsi BBM hingga akhir tahun ini. (fal/owi/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/