25 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Kemenag Siapkan Rekrutmen Petugas Layanan Lansia, Indonesia Dapat Lampu Hijau Tambah Kuota Haji

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Arab Saudi memberikan lampu hijau tambahan kuota haji untuk Indonesia. Penambahan kuota haji tersebut, bakal diikuti dengan penambahan kuota petugas haji. Tambahan kuota haji sebanyak 10 ribu jemaah, masih memungkinkan selama bisa dipersiapkan dengan baik.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) menyampaikan bahwa tambahan kuota haji maupun petugas tersebut, belum final. “Baru prioritas bila ada kesempatan (tambahan kuota) itu,” katanya, Senin (13/3) malam.

Informasi tambahan kuota tersebut sebelumnya disampaikan Menag Yaqut Cholil Qoumas saat bertemu dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F. Al Rabiah di Jeddah pada Minggu (12/3) waktu setempat. Yaqut menuturkan, salah satu agendanya di Saudi kali ini adalah mengecek langsung perkembangan persiapan layanan haji. “Serta meminta tambahan kuota jemaah haji Indonesia dan petugas,” katanya.

Dua hal tersebut menjadi bahasan utama kedua menteri. Dari hasil pertemuan tersebut, Yaqut mengatakan Indonesia jadi prioritas kerajaan Arab Saudi untuk mendapatkan tambahan kuota jemaah haji. Kepastian tambahan kuota haji tersebut bakal ditetapkan lebih lanjut oleh pemerintah Saudi.

Yaqut lantas menyampaikan tambahan kuota petugas haji, nantinya digunakan untuk memperkuat pelayanan kepada jemaah. Khususnya layanan atau pendampingan kepada jemaah lansia. Pertimbangannya adalah dari 203.320 kuota jemaah haji reguler, sebanyak 64 ribuan diantaranya adalah lansia. “Akan ada rekrutmen khusus untuk pengisian tambahan kuota petugas. Dan ini difokuskan pada penguatan layanan lansia,” tuturnya.

Dia juga menyampaikan soal adanya kemungkinan tambahan petugas haji, pemerintah Indonesia berharap bisa diputuskan sejak awal. Sehingga ada waktu bagi Kemenag untuk mempersiapkan pengisian kuotanya.

Seperti diketahui tahun lalu pemerintah Indonesia sejatinya mendapatkan tambahan kuota haji. Jumlahnya cukup signifikan, yaitu mencapai 10 ribu kursi. Hanya saja tambahan kuota itu tidak bisa diambil oleh Kemenag. Pasalnya kepastian tambahan kuota tersebut ditetapkan Saudi sangat mepet dengan masa pemberangkatan jemaah.

Sementara itu pengamat haji Ade Marfudin mengatakan tambahan kuota sebanyak 10 ribu, seperti tahun lalu, masih memungkikan. “Dengan catatan bisa dipersiapkan dengan baik,” tuturnya.

Dia menekankan intinya jangan sampai kuota tambahan diberikan, tetapi hangus tidak terisi. Ade mengatakan saat ini waktu hingga menjelang pemberangkatan masih cukup panjang. Sehingga masih memungkinkan jika benar ada tambahan kuota jemaah maupun petugas haji. Menurut Ade ketika Indonesia mengajukan tambahan kuota haji, seluruh persiapannya harus dihitung dengan cermat. Termasuk waktu yang tersedia bagi jamaah untuk menyiapkan uang pelunasan.

Sementara, komposisi petugas haji 2023 semakin beragam. Mulai tahun ini, Kemenag bakal merekrut ahli geriatri. Geriatri adalah cabang ilmu kesehatan yang spesifik melayani para lansia. Adanya personel ahli geriatri tersebut, untuk melayani jemaah lansia yang tahun ini cukup banyak jumlahnya.

Adanya formasi ahli geriatri itu disampaikan Menag Yaqut saat memimpin rapat di Madinah kemarin (13/3). “Untuk kesehatan lansia, wajib bertanya kepada ahli geriatri. Jadi kita akan libatkan ahli geriatri,” katanya.

Dia menuturkan banyaknya jumlah lansia, karena haji tahun lalu dibatasi usia jemaah tidak boleh lebih dari 65 tahun. Yaqut mengatakan konsultasi dengan ahli adalah prinsip dari kehati-hatian. Selain itu juga untuk transparansi dan akuntabilitas untuk segala keputusan dan tindakan. Dalam konteks ini keputusan dan tindakan layanan kepada jemaah lansia harus dapat dipertanggungjawabkan.

Menurut dia inovasi dalam pelayanan haji harus terus dilakukan. Baginya inovasi atau perubahan cara berpikir perlu, untuk merespon tantangan yang muncul setiap tahunnya. Dia mengakui tantangan haji tahun ini adalah banyaknya jemaah lansia yang diberangkatkan. (wan/jpg)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Arab Saudi memberikan lampu hijau tambahan kuota haji untuk Indonesia. Penambahan kuota haji tersebut, bakal diikuti dengan penambahan kuota petugas haji. Tambahan kuota haji sebanyak 10 ribu jemaah, masih memungkinkan selama bisa dipersiapkan dengan baik.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) menyampaikan bahwa tambahan kuota haji maupun petugas tersebut, belum final. “Baru prioritas bila ada kesempatan (tambahan kuota) itu,” katanya, Senin (13/3) malam.

Informasi tambahan kuota tersebut sebelumnya disampaikan Menag Yaqut Cholil Qoumas saat bertemu dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq F. Al Rabiah di Jeddah pada Minggu (12/3) waktu setempat. Yaqut menuturkan, salah satu agendanya di Saudi kali ini adalah mengecek langsung perkembangan persiapan layanan haji. “Serta meminta tambahan kuota jemaah haji Indonesia dan petugas,” katanya.

Dua hal tersebut menjadi bahasan utama kedua menteri. Dari hasil pertemuan tersebut, Yaqut mengatakan Indonesia jadi prioritas kerajaan Arab Saudi untuk mendapatkan tambahan kuota jemaah haji. Kepastian tambahan kuota haji tersebut bakal ditetapkan lebih lanjut oleh pemerintah Saudi.

Yaqut lantas menyampaikan tambahan kuota petugas haji, nantinya digunakan untuk memperkuat pelayanan kepada jemaah. Khususnya layanan atau pendampingan kepada jemaah lansia. Pertimbangannya adalah dari 203.320 kuota jemaah haji reguler, sebanyak 64 ribuan diantaranya adalah lansia. “Akan ada rekrutmen khusus untuk pengisian tambahan kuota petugas. Dan ini difokuskan pada penguatan layanan lansia,” tuturnya.

Dia juga menyampaikan soal adanya kemungkinan tambahan petugas haji, pemerintah Indonesia berharap bisa diputuskan sejak awal. Sehingga ada waktu bagi Kemenag untuk mempersiapkan pengisian kuotanya.

Seperti diketahui tahun lalu pemerintah Indonesia sejatinya mendapatkan tambahan kuota haji. Jumlahnya cukup signifikan, yaitu mencapai 10 ribu kursi. Hanya saja tambahan kuota itu tidak bisa diambil oleh Kemenag. Pasalnya kepastian tambahan kuota tersebut ditetapkan Saudi sangat mepet dengan masa pemberangkatan jemaah.

Sementara itu pengamat haji Ade Marfudin mengatakan tambahan kuota sebanyak 10 ribu, seperti tahun lalu, masih memungkikan. “Dengan catatan bisa dipersiapkan dengan baik,” tuturnya.

Dia menekankan intinya jangan sampai kuota tambahan diberikan, tetapi hangus tidak terisi. Ade mengatakan saat ini waktu hingga menjelang pemberangkatan masih cukup panjang. Sehingga masih memungkinkan jika benar ada tambahan kuota jemaah maupun petugas haji. Menurut Ade ketika Indonesia mengajukan tambahan kuota haji, seluruh persiapannya harus dihitung dengan cermat. Termasuk waktu yang tersedia bagi jamaah untuk menyiapkan uang pelunasan.

Sementara, komposisi petugas haji 2023 semakin beragam. Mulai tahun ini, Kemenag bakal merekrut ahli geriatri. Geriatri adalah cabang ilmu kesehatan yang spesifik melayani para lansia. Adanya personel ahli geriatri tersebut, untuk melayani jemaah lansia yang tahun ini cukup banyak jumlahnya.

Adanya formasi ahli geriatri itu disampaikan Menag Yaqut saat memimpin rapat di Madinah kemarin (13/3). “Untuk kesehatan lansia, wajib bertanya kepada ahli geriatri. Jadi kita akan libatkan ahli geriatri,” katanya.

Dia menuturkan banyaknya jumlah lansia, karena haji tahun lalu dibatasi usia jemaah tidak boleh lebih dari 65 tahun. Yaqut mengatakan konsultasi dengan ahli adalah prinsip dari kehati-hatian. Selain itu juga untuk transparansi dan akuntabilitas untuk segala keputusan dan tindakan. Dalam konteks ini keputusan dan tindakan layanan kepada jemaah lansia harus dapat dipertanggungjawabkan.

Menurut dia inovasi dalam pelayanan haji harus terus dilakukan. Baginya inovasi atau perubahan cara berpikir perlu, untuk merespon tantangan yang muncul setiap tahunnya. Dia mengakui tantangan haji tahun ini adalah banyaknya jemaah lansia yang diberangkatkan. (wan/jpg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/