30.6 C
Medan
Friday, May 10, 2024

Terkendala Dana Pengadaan Tanah, Tol Binjai-Langsa Butuh Tambahan Rp636 Miliar

JAKARTA, SUMUTPOS.CO- Proyek jalan tol Binjai-Langsa yang menjadi bagian dari jalur tol Trans Sumatera terhambat. Salah satu kendalanya adalah kekurangan dana untuk pengadaan tanah.

PENGERJAAN: Proyek jalan tol Binjai-Pangkalan Brandan yang merupakan salah satu jalur Tol Trans Sumatera yang menghubungkan Binjai-Langsa.istimewa/sumutpos.

Menurut keterangan tertulis dari Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), salah satu kendala yang terjadi dalam pembangunan dana yang dimiliki PT Hutama Karya (Persero) sebagai Badan Usaha Jalan tol (BUJT) tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan penyelesaian lahan tahun 2021.

“Jalan tol Binjai-Langsa membutuhkan tambahan dana pengadaan tanah sebesar Rp636 miliar sehingga dapat menyelesaikan seksi 1 A pada tahun 2021,” tulis KPPIP dalam keterangan itu, Selasa (28/91).

Untuk itu KPPIP dengan Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) mendorong Bina Marga untuk mengalokasikan penambahan pendanaan untuk pengadaan tanah menggunakan sisa Alokasi Dana yang dimiliki LMAN dengan total Rp3,3 triliun. Sementara dari KPPIP telah memenuhi kebutuhan jalan tol Binjai-Langsa, sehingga diharapkan dapat selesai sesuai dengan rencana.

Diketahui, tol ini merupakan bagian dari pembangunan Jalan tol Trans Sumatera tahap I yang menghubungkan Kota Binjai di Provinsi Sumatera Utara dan kota Langsa di Provinsi Aceh. Direncanakan tol ini memiliki panjang mencapai 130,9 km.

Saat ini progress pembangunan tol ini sudah memasuki tahap konstruksi pada beberapa seksi yakni 1A, ditargetkan dapat selesai beroperasi sebagian pada Desember 2021. Sementara pembangunan seksi lain masih berada pada tahap pembebasan lahan dan tahap perencanaan. Sehingga tol ini dapat beroperasi keseluruhan pada 2024 mendatang.

Menanggapi hal ini, EVP Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya, Tjahjo Purnomo, mengatakan terkait kekurangan dana untuk pengadaan lahan di seksi 1A bukan di ranah perusahaan. Perusahaan telah melakukan koordinasi dengan Kementerian PUPR selaku instansi yang memerlukan tanah. “Sehingga ketika lahan telah bebas, maka proses konstruksi dapat dilakukan,” katanya seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Selasa (28/9).

Tjahjo mengatakan, pada prinsipnya Hutama Karya dapat melaksanakan seluruh tahapan konstruksi jika lahan telah bebas. Untuk diketahui pada tahun 2021, Hutama Karya kembali mengajukan PMN Tahun Anggaran 2021 tahap II senilai Rp9 triliun. Penambahan PMN itu akan digunakan untuk memenuhi sebagian porsi ekuitas pada jalan tol Trans Sumatera. Supaya konstruksi bisa dilanjutkan untuk ruas yang mendapat suntikan. “Salah satunya ruas Binjai – Langsa senilai Rp 1,370 triliun,” katanya.(cnbc)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO- Proyek jalan tol Binjai-Langsa yang menjadi bagian dari jalur tol Trans Sumatera terhambat. Salah satu kendalanya adalah kekurangan dana untuk pengadaan tanah.

PENGERJAAN: Proyek jalan tol Binjai-Pangkalan Brandan yang merupakan salah satu jalur Tol Trans Sumatera yang menghubungkan Binjai-Langsa.istimewa/sumutpos.

Menurut keterangan tertulis dari Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), salah satu kendala yang terjadi dalam pembangunan dana yang dimiliki PT Hutama Karya (Persero) sebagai Badan Usaha Jalan tol (BUJT) tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan penyelesaian lahan tahun 2021.

“Jalan tol Binjai-Langsa membutuhkan tambahan dana pengadaan tanah sebesar Rp636 miliar sehingga dapat menyelesaikan seksi 1 A pada tahun 2021,” tulis KPPIP dalam keterangan itu, Selasa (28/91).

Untuk itu KPPIP dengan Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) mendorong Bina Marga untuk mengalokasikan penambahan pendanaan untuk pengadaan tanah menggunakan sisa Alokasi Dana yang dimiliki LMAN dengan total Rp3,3 triliun. Sementara dari KPPIP telah memenuhi kebutuhan jalan tol Binjai-Langsa, sehingga diharapkan dapat selesai sesuai dengan rencana.

Diketahui, tol ini merupakan bagian dari pembangunan Jalan tol Trans Sumatera tahap I yang menghubungkan Kota Binjai di Provinsi Sumatera Utara dan kota Langsa di Provinsi Aceh. Direncanakan tol ini memiliki panjang mencapai 130,9 km.

Saat ini progress pembangunan tol ini sudah memasuki tahap konstruksi pada beberapa seksi yakni 1A, ditargetkan dapat selesai beroperasi sebagian pada Desember 2021. Sementara pembangunan seksi lain masih berada pada tahap pembebasan lahan dan tahap perencanaan. Sehingga tol ini dapat beroperasi keseluruhan pada 2024 mendatang.

Menanggapi hal ini, EVP Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya, Tjahjo Purnomo, mengatakan terkait kekurangan dana untuk pengadaan lahan di seksi 1A bukan di ranah perusahaan. Perusahaan telah melakukan koordinasi dengan Kementerian PUPR selaku instansi yang memerlukan tanah. “Sehingga ketika lahan telah bebas, maka proses konstruksi dapat dilakukan,” katanya seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Selasa (28/9).

Tjahjo mengatakan, pada prinsipnya Hutama Karya dapat melaksanakan seluruh tahapan konstruksi jika lahan telah bebas. Untuk diketahui pada tahun 2021, Hutama Karya kembali mengajukan PMN Tahun Anggaran 2021 tahap II senilai Rp9 triliun. Penambahan PMN itu akan digunakan untuk memenuhi sebagian porsi ekuitas pada jalan tol Trans Sumatera. Supaya konstruksi bisa dilanjutkan untuk ruas yang mendapat suntikan. “Salah satunya ruas Binjai – Langsa senilai Rp 1,370 triliun,” katanya.(cnbc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/