31.7 C
Medan
Sunday, May 26, 2024

Ibadah Wukuf, Jamaaf Jangan Berdiam Diri

AFP PHOTO / FAYEZ NURELDINE
Para peziarah Muslim melemparkan batu ke pilar saat ritual “Jamarat”, rajam setan, di Mina di dekat kota suci Mekah, pada tanggal 15 Oktober 2013.

PADANG ARAFAH, SUMUTPOS.CO – Seperti biasa, saat seluruh jamaah haji menjalankan ibadah wukuf di Padang Arafah, jamaah akan mendapatkan pesan khutbah Arafah oleh rombongan Amirulhaj. Rencananya, mantan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Abdul Jamil bertindak sebagai khatib.

Jamil mengatakan, tema khutbah yang dia bawakan berjudul “Nilai-Nilai Kemanusiaan Ibadah Haji untuk Meningkatkan Kualitas Keagamaan serta Tanggung Jawab Sosial”. Mantan Rektor UIN Walisongo Semarang itu bakal menyampaikan ke-221 ribu jamaah Indonesia, bahwa dalam ibadah Wukuf di Padang Arafah, hendaknya tidak sekadar berdiam. “Tetapi sebaiknya jamaah merenungi makna dan isyarat ajaran kemanusiaan dalam pelaksanaan ibadah haji,” jelasnya.

Kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sepulang dari Arab Saudi. Dia menjelaskan, ketika mengenakan ihram dan diikat dengan sejumlah larangan, itu ada makna tersendiri. Yakni dalam hidup ada masanya untuk berubah menjadi lebih baik.

Kemudian larangan tidak menggunakan wewangian selama ihram, mengisaratkan supaya umat Islam tidak terikat pada hal-hal ornamental. “Bahkan terkadang untuk mengejar hal-hal ornamental itu, umat Islam sampai lupa diri,” jelasnya.

Lalu larangan membunuh, bahkan mematahkan tumbuhan saat ihram, menandakan supaya menjadi pribadi yang menjaga ekologi dan ekosistem. Supaya dapat hidup bersama alam dengan simbang dan harmonis.

Sekretaris Komisi Fatwa MUI sekaligus rombongan Amirulhaj Asrorun Niam Sholeh menjelaskan, soal ibadah tarwiyah. Ibadah tarwiyah adalah pergerakan jamaah dari Makkah menuju Mina pada 8 Dzulhijjah (30/8). Asrorun mengatakan kebijakan resmi pemerintah Indonesia, jelang wukuf jamaah haji dimobilisasi dari Makkah langsung ke Arafah. Tidak mampir untuk bermalam di Mina dahulu.

Asrorun menjelaskan tidak semua jamaah Indonesia langsung ke Arafah. Catatan dari panitia haji ada 16 ribu jamaah yang memilih mengikuti ibadah tarwiyah atau singgah di Mina dahulu. Dia menegaskan bahwa tarwiyah adalah sunah. Sementara wukuf adalah rukun haji. Jangan sampai karena mengejar tarwiyah, jamaah haji tidak bisa ikut wukuf. ’’Alasan pemerintah Indonesia tidak tarwiyah untuk memudahkan menggerakkan jamaah dari Makkah ke Arafah,’’ katanya.

Pengamat haji Dadi Darmadi menuturkan, setiap tahun tentu ada saja jamaah yang ingin mengikuti tarwiyah. ’’Ibadah sunah sekecil apapun, kalau sudah di Arab Saudi itu ingin dilakukan oleh jamaah,’’ tuturnya. Dia berharap kalaupun pemerintah tidak menerapkan tarwiyah, sebaiknya dijelaskan sejak manasik di tanah air. Sehingga tidak ada rasa kecewa dari jamaah haji.

Menurut Dadi di lapangan banyak jamaah yang lebih menuruti petunjuk dari pembimbing KBIH ketimbang arahan dari pemerintah. Sehingga jika ada pembimbing KBIH yang menyarankan ikut tarwiyah, jamaah rombongannya akan ikut semuanya.

Dia berharap jamaah juga memaklumi pemerintah Indonesia. Keputusan tidak melayani tarwiyah diambil bukan tanpa pertimbangan. Dadi mengatakan jika 221 ribu jamaah mengambil rute Makkah lalu bermalam ke Mina dahulu, bisa kewalahan saat mengejar waktu wukuf. ’’Kalau dalam waktu normal dari Makkah ke Arafah bisa 15 menit. Tetapi saat puncak haji bisa delapan jam. Jadi riskan jika seluruh jamaah harus ke Mina (tarwiyah, red) dahulu,’’ paparnya.(wan/jpg/ain/bal/adz)

AFP PHOTO / FAYEZ NURELDINE
Para peziarah Muslim melemparkan batu ke pilar saat ritual “Jamarat”, rajam setan, di Mina di dekat kota suci Mekah, pada tanggal 15 Oktober 2013.

PADANG ARAFAH, SUMUTPOS.CO – Seperti biasa, saat seluruh jamaah haji menjalankan ibadah wukuf di Padang Arafah, jamaah akan mendapatkan pesan khutbah Arafah oleh rombongan Amirulhaj. Rencananya, mantan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Abdul Jamil bertindak sebagai khatib.

Jamil mengatakan, tema khutbah yang dia bawakan berjudul “Nilai-Nilai Kemanusiaan Ibadah Haji untuk Meningkatkan Kualitas Keagamaan serta Tanggung Jawab Sosial”. Mantan Rektor UIN Walisongo Semarang itu bakal menyampaikan ke-221 ribu jamaah Indonesia, bahwa dalam ibadah Wukuf di Padang Arafah, hendaknya tidak sekadar berdiam. “Tetapi sebaiknya jamaah merenungi makna dan isyarat ajaran kemanusiaan dalam pelaksanaan ibadah haji,” jelasnya.

Kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sepulang dari Arab Saudi. Dia menjelaskan, ketika mengenakan ihram dan diikat dengan sejumlah larangan, itu ada makna tersendiri. Yakni dalam hidup ada masanya untuk berubah menjadi lebih baik.

Kemudian larangan tidak menggunakan wewangian selama ihram, mengisaratkan supaya umat Islam tidak terikat pada hal-hal ornamental. “Bahkan terkadang untuk mengejar hal-hal ornamental itu, umat Islam sampai lupa diri,” jelasnya.

Lalu larangan membunuh, bahkan mematahkan tumbuhan saat ihram, menandakan supaya menjadi pribadi yang menjaga ekologi dan ekosistem. Supaya dapat hidup bersama alam dengan simbang dan harmonis.

Sekretaris Komisi Fatwa MUI sekaligus rombongan Amirulhaj Asrorun Niam Sholeh menjelaskan, soal ibadah tarwiyah. Ibadah tarwiyah adalah pergerakan jamaah dari Makkah menuju Mina pada 8 Dzulhijjah (30/8). Asrorun mengatakan kebijakan resmi pemerintah Indonesia, jelang wukuf jamaah haji dimobilisasi dari Makkah langsung ke Arafah. Tidak mampir untuk bermalam di Mina dahulu.

Asrorun menjelaskan tidak semua jamaah Indonesia langsung ke Arafah. Catatan dari panitia haji ada 16 ribu jamaah yang memilih mengikuti ibadah tarwiyah atau singgah di Mina dahulu. Dia menegaskan bahwa tarwiyah adalah sunah. Sementara wukuf adalah rukun haji. Jangan sampai karena mengejar tarwiyah, jamaah haji tidak bisa ikut wukuf. ’’Alasan pemerintah Indonesia tidak tarwiyah untuk memudahkan menggerakkan jamaah dari Makkah ke Arafah,’’ katanya.

Pengamat haji Dadi Darmadi menuturkan, setiap tahun tentu ada saja jamaah yang ingin mengikuti tarwiyah. ’’Ibadah sunah sekecil apapun, kalau sudah di Arab Saudi itu ingin dilakukan oleh jamaah,’’ tuturnya. Dia berharap kalaupun pemerintah tidak menerapkan tarwiyah, sebaiknya dijelaskan sejak manasik di tanah air. Sehingga tidak ada rasa kecewa dari jamaah haji.

Menurut Dadi di lapangan banyak jamaah yang lebih menuruti petunjuk dari pembimbing KBIH ketimbang arahan dari pemerintah. Sehingga jika ada pembimbing KBIH yang menyarankan ikut tarwiyah, jamaah rombongannya akan ikut semuanya.

Dia berharap jamaah juga memaklumi pemerintah Indonesia. Keputusan tidak melayani tarwiyah diambil bukan tanpa pertimbangan. Dadi mengatakan jika 221 ribu jamaah mengambil rute Makkah lalu bermalam ke Mina dahulu, bisa kewalahan saat mengejar waktu wukuf. ’’Kalau dalam waktu normal dari Makkah ke Arafah bisa 15 menit. Tetapi saat puncak haji bisa delapan jam. Jadi riskan jika seluruh jamaah harus ke Mina (tarwiyah, red) dahulu,’’ paparnya.(wan/jpg/ain/bal/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/