26 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 3776

KPCPEN dan Pemkab Dairi Gelar Webinar Vaksin Aman Masyarakat Sehat

WEBINAR: KPCPEN, Kementerian Kominfo dan Pemkab Dairi gelar edukasi publik vitual melalui webinar.

DAIRI, SUMUTPOS.CO- Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI serta Pemerintah Kabupaten Dairi gelar edukasi publik virtual melalui web seminar (webinar), dengan tema ‘Vaksin Aman, Masyarakat Sehat’, Kamis (26/11).

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Dairi Rahmat Syah Munthe dan Kepala Dinas Kesehatan Dairi, dr Ruspal Simarmata hadir sebagai narasumber. Mewakili KPCPEN, Yahya Fahri mengatakan, serangkaian webinar dilaksanakan untuk menyampaikan berbagai informasi guna membangun pemahaman yang benar dan kepercayaan kepada penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.

“Webinar untuk mengajak seluruh masyarakat secara bersama-sama mewujudkan kesehatan pulih menuju ekonomi bangkit,” ucapnya.

Sementara itu, dr Ruspal Simarmata mengatakan, pemahaman masyarakat tentang bahaya Covid-19, sudah tinggi. Masyarakat juga memahami dengan adanya vaksinasi dapat meningkatkan imunitas tubuh dan mampu menangkal penyebaran corona.

Disebutnya, Pemkab Dairi telah melakukan berbagai tahapan persiapan untuk imunisasi, diantaranya penetapan sasaran penerima vaksin Covid-19. Pemberian imunisasi diberikan oleh dokter, perawat/  bidan di fasilitas pelayanan kesehatan. Juga akan mengikuti protokol kesehatan.

Sementara Rahmat Syah Munthe menuturkan, bahwa dalam penanganan pandemi Covid-19, tidak hanya sedang melawan virusnya, namun juga melawan hoaks tentang corona. Sesuai data Kementrian Kominfo, lanjutnya, sebanyak 1.230 isu hoaks terkait dengan Covid-19 per 17 November 2020 yang beredar luas di media sosial. Hoaks menyebar lebih banyak diperoleh dari media sosial sebanyak 92,4 persen, aplikasi chat 62,8 persen serta situs web sebanyak 34,9 persen.

Ia mengajak masyarakat Dairi, untuk melawan penyebaran hoaks serta bijak menggunakan media sosial dan lainnya. Sehingga ruang publik tidak disisi informasi hoaks. Sehingga penanganan pandemi bisa berjalan dengan baik. (rud/ram)

Banjir Semangkin Meluas, Sekitar 10 Ribu Rumah Terendam

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Banjir yang sebelumnya merendam Kota Tebingtinggi pada Jumat (27/11) dengan jumlah 3.583 merendam rumah warga di Lima Kecamatan yang ada di Kota Tebingtinggi, dengan kembali diguyur hujan deras di wilayah Kabupaten Simalungun, kini banjir yang sempat surut beberapa jam, pagi tadi, Sabtu (28/11) sekitar pukul 05.00 wib, banjir kiriman kembali merendam seluruh Tebingtinggi, rumah yang terendam banjir diperkirakan mencapai 10 ribu lebih.

Kantor Mapolsek di Jalan Gunung Lauser Kota Tebingtinggi kondisi terendam banjir.

Kepala BPBD Kota Tebingtinggi Wahid Sitorus ketika ditemui di Kantor BPBD di Jalan Gunung Lauser hanya terpaku melihat derasnya air memasuki kompleks Perumahan BP7 Jalan Gunung Lauser, Kecamatan Rambutan, Kota Tebingtinggi, bahkan kantor Mapolsek Rambutan yang berada tepat disamping kantor BPBD, sudah dimasuki air dengan kedalaman 60 centimeter, bahkan juga tempat posko yang sudah dibagun di halaman Mapolsek Rambutan terendam air sementara Mapolsek Rambutan tidak bisa melayani masyarakat.

“Kita belum fokus melakukan pendataan, Kira bersama pihak kepolisian dan TNI masih memantau perkembangan air serta melakukan evakuasi kepada warga terjebak banjir,” jelas Kepala BPBD Wahid Sitorus.

Sambung Wahid, saat kondisi banjir kiriman Sungai Padang semangkin meluas, hampir 65 persen wilayah Kota Tebingtinggi kondisi teremdam air, diperkirakan ketinggian air mencapai ketinggian antara satu meter hingga limapuluh centimeter, bahkan beberapa akses jalan ditutup karena tidak bisa dilalui oleh kenderaan baik roda dua dan roda empat.

“Hampir sepuluh ribu rumah yang terendam air di lima kecamatan yang ada di Kota Tebingtinggi. Kira berharap kepada warga untuj tetap waspada, karena jika diwilayah hulu sungai masih diguyur hujan deras, kemungkinan banjir akan lebih besar lagi,” paparnya.

Amatan Koran ini, beberapa ruas jalan yang masih ditutup dan tidak bisa dilintasi oleh kenderaan karena kedalaman air mencapai paha orang dewasa adalah Jalan Sudirman, Japan Letda Sujono, Jalan Gunung Lauser, Jalan AMD San Jalan Ir H Juanda Kota Tebingtinggi. Sedangkan lalulintas menuju Pematang Siantar dialihkan melalui Jalan Imam Bonjol Kota Tebingtinggi.

Sampai berita ini diturunkan, tanda tanda surut air belum ada. Salah seorang warga yang tinggal do Kompleks BP7 Jalan Gunung Lauser Kota Tebigtinggi, Isnah (54) mengaku bahwa air mulai masuk kedalam rumahnya pagi sekira pukul 08.00 WIB, saat banjir kemarin rumahnya belum terendam banjir, tapi pagi ini sudah masuk kedalam rumah. Dikatakannya, banjir ini paling terbesar selama10 tahun lebih.

“Kita berharap banjir cepat surut, karena saat ini warga untuk makan susah, kondisi rumah sudah terendam air. Semuanya basah dan tidak bisa dipergunakan,” bilangnya. (ian)

Keterangan Foto:

  1. Kantor Mapolsek di Jalan Gunung Lauser Kota Tebingtinggi kondisi terendam banjir.
  2. Jalan Ir Hj Juanda Kota Tebingtinggi tidak bisa dilalui kenderaan.
  3. Kompleks Perumahan BP7 tampak direndam banjir kiriman.

Pemerintah Siapkan 500 Hektar untuk Porang di Sumut

MEDAN, SUMUTPOS.CO- Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian menyiapkan bantuan kepada petani Porang dengan luas lahan mencapai 500 hektar di Sumatera Utara. Karena, tanaman umbi-umbian itu memiliki potensi besar dan mampu menjadi salah satu andal ekspor dari Sumut.

“Tahun ini, bantuan dari Pemerintah Pusat untuk (bibit) Porang di Sumut untuk lahan sekitar 500 hektar,” ungkap Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Belawan kepada wartawan di Medan, Hasrul, Jumat (27/11).

Hasrul mengatakan untuk lahan Porang itu, disiapkan di Kabupaten Tapanuli Selatan, Kota Padang Sidempuan, Kabupaten Langkat dan Kota Binjai. Dengan miliki potensi pertanian yang besar. Namun tidak didukung perencanaan dan manajemen yang baik.

Untuk bibit porang ditanami petani di Sumut, bukan hasil produksi sendiri. Melainkan dikirim dari Pulau Jawa. Dengan ini, Pemerintah Pusat akan turun membantu para petani porang di provinsi ini.

“Selama ini, saya tanya-tanya (petani) dari Sumut ini. Beberapa masih mengambil bahan baku dari luar (Jawa). Jadi, bukan diproduksi dari sini (Sumut),” tutur Hasrul.

Untuk di Sumut hanya memiliki ribuan pohon porang saja, yang tersebar di Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kota Padang Sidempuan.”Yang terbesar itu, di Tapanuli Selatan, Padangsidempuan baru ditanam 6 ribu pohon saja,” ungkap Hasrul.

Untuk memproduksi porang dengan kualitas terbaik. Menurut Hasrul harus memiliki manajemen dan perencanaan pertanian yang baik juga. Hal itu, harus keikutsertaan Pemerintah Daerah di dalam membantu dan mengedukasi petani Porang tersebut.

“Kita harapkan juga, ada petani-petani milenial memproduksi porang sehingga tidak beli dari luar. Karena, orang Sumut ini banyak uangnya. Pengusahanya banyak, tapi belum dilakukan manajemen dengan baik,” sebut Hasrul.

Komoditas Porang asal Sumut ini, lari manis di pasar internasional. Balai Besar Karantina Pertanian Belawan mencatat pada tahun 2020 ini, ekspor porang terus mengalami peningkatkan drastis dan mencapai 701 ton dengan nilai barang Rp 18,6 miliar.

Porang ini, diekspor ke negara China, Thailand dan Vietnam melalui Pelabuhan Belawan, Kota Medan. Jadi, Porang menjadi salah satu komiditas pangan andalan dari Sumatera Utara. Karena, pertumbuhan pengiriman porang ke luar negeri terus meningkat dibanding pada tahun 2019, sebanyak 8,8 ton dengan nilai barng Rp 93 juta.

“Porang kita diekspor sampai saat ini, sudah mencapai Rp 18,6 miliar. Ini menjadi produk salah satu alternatif ekspor,” tandas Hasrul. (gus/ram)

Proyek Pengendalian Banjir Sungai Sibundong di Humbahas Sudah Tambal Sulam

Telan Biaya Rp9 Miliar

PEMBANGUNAN: Proyek pembangunan pengendalian banjir Sungai Sibundong menelan biaya Rp9 miliar disoal lantaran pembangunannya sudah mulai retak dan sudah tambal sulam.

HUMBAHAS, SUMUTPOS.CO- Proyek pembangunan pengendalian banjir Sungai Sibundong Desa Bonanionan Kecamatan Dolok Sanggul Kabupaten Humbang Hasundutan, dipertanyakan warga, karena proses pembangunan dari Balai Wilayah Sungai Sumatera II Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR) yang minim pengawasan sehingga bangunannya itu sudah terlihat retak dan tambal sulam. Padahal, bangunan itu menelan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) senilai Rp9 miliar.

Salah seorang warga bermarga Munte menilai bahwa proyek pembangunan pengendali banjir Sungai Sibundong itu tidak akan bertahan lama.Sehingga membuat dirinya menjadi resah melihat kualitas pembangunan tersebut.

“Sayang sekali kalau egak bagus kualitasnya sementara sumber dananya dari APBN. Sebagai warga, kami melihat sedikit aneh kenapa sampai begitu proses pembangunannya,” kata Munte, Kamis (26/11).

Terpisah, Kepala Desa Bonanionan Antoni Simamora membenarkan adanya proyek pembangunan pengendalian banjir sungai Sibundong.

Dikatakannya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR) melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera II Direktorat Jenderal Sumber Daya Air menggelontorkan anggaran itu untuk pencegahan banjir.

Dan itu, merupakan hal yang positif, apalagi dapat menjadi ikon wisata.

“Cuman supaya bisa dinikmati masyarakat dan jangka panjangnya bisa digunakan, apa salahnya yang kurang bagus kita suruh untuk dibaguskan. Itu pada prinsipnya, karena kita memang enggak pernah tahu tentang proyek,” tandas Antoni melalui via telepon.

Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Humbang Hasundutan, Marsono Simamora menyayangkan jika benar pengerjaan proyek pembangunan pengendalian banjir itu tidak beres.

“Ini akan menjadi PR kita dan nanti akan kita panggil pihak PUPR setempat karena pasti dalam pekerjaan proyek itu ada pemberitahuan ke mereka,” tandas Politisi Partai Nasdem ini. (des/ram)

Kembangkan Usaha Kerajinan Lidi Lewat Teknologi

KEMBANGKAN: Dosen Polmed mengembangkan usaha kerajinan lidi di Desa Tanjung Morawa-A, Kecamatan Tanjung Morawa, Deli Serdang, lewat penerapan teknologi tepat guna baru-baru ini.

DELISERDANG SUMUTPOS.CO- Usaha kerajinan lidi secara umum masih belum berkembang pesat. Padahal, usaha yang menghasilkan produksi kerajinan lidi tersebut masih dapat dikembangkan lagi salah satunya lewat penerapan teknologi.

Menurut Dosen Politeknik Negeri Medan (Polmed), Wiwinta Sutrisno ST MT, berdasarkan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan terhadap pengrajin lidi di Desa Tanjung Morawa- A, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, baru-baru ini, jenis usaha kecil menengah (UKM) ini memiliki potensi pasar yang cukup lumayan karena produk yang dihasilkan bernilai jual tinggi. Produk kerajinan tersebut, seperti jam dinding, bingkai seni, tikar kayu, lampu aroma terapi, tempat pulpen, vas bunga dan lainnya.

“Usaha kerajinan ini mulai berdiri sejak 2016 sampai sekarang, dengan omset perbulannya hingga Rp10 jutaan. Namun, saat ini banyak tawaran yang datang untuk meminta pembuatan kerajinan ukir,” ungkap Wiwinta didampingi anggota tim pengabdian, Nisfan Bahri ST MT dan Abdul Rahman SE Ak MSi, Jumat (27/11).

Lanjut Wiwinta, permintaan kerajinan ukir itu merupakan peluang dan potensi pengembangan usaha. Akan tetapi, karena tidak memiliki peralatan sehingga permintaan tersebut ditolak. “Oleh karena itu, guna menangkap peluang dan potensi usaha tersebut maka dilakukan upaya sebagai solusi yaitu dengan penerapan teknologi tepat guna. Upaya ini dengan merancang dan membuat peralatan berupa Mesin CNC ukir yang dibutuhkan, serta sekaligus melatih bagaimana mengoperasionakannya,” terang dia.

Dikatakannya, Mesin CNC ukir ini sangat mudah digunakan untuk menghasilkan produk-produk unik, bahkan hampir tidak memerlukan kemampuan khusus di bidang permesinan. Namun demikian, perlu penambahan kreasi baru dan ragam jenis produk yang dihasilkan agar semakin menarik. “Dengan penerapan teknologi tepat guna, jumlah dan ragam kerajinan lidi yang dihasilkan bertambah. Di samping itu, pendapatan juga demikian karena sebelumnya penghasilan perbulan hingga Rp10 jutaan kini sampai Rp15 jutaan,” imbuhnya.

Abdul Rahman SE Ak MSi selaku anggota tim pengabdian menambahkan, pengrajin lidi juga perlu diberikan pelatihan membuat laporan keuangan. Sebab pencatatan atau pembukuan masih sederhana. “Pembukuan belum dilanjutkan ke proses siklus akuntansi berikutnya untuk menjadikan laporan keuangan. Untuk itu, perlu diberikan pelatihan guna membuat laporan keuangan,” ujarnya. (ris/ram)

Runtung Ukir Sejarah USU, Antarkan Universitas Duduki Peringkat 501-550 Asia University Ranking

Rektor USU Prof Runtung Sitepu

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Di ujung masa kepemimpinannya, Prof Runtung Sitepu terus membawa Universitas Sumatera Utara (USU) mengukir prestasi. Baik di tingkat nasional maupun internasional. Terakhir, kampus yang beralamat di Jalan dr Mansyur Medan ini, masuk sebagai 500 universitas terbaik di Asia, dari pengakuan Asia University Ranking.

Rektor USU Prof Runtung Sitepu

“USU sudah masuk ke dalam peringkat 501-550 Asia University Ranking Berarti seluruh tugas dari rektorat pimpinan periode 2016-2021, sudah melebihi kontrak kinerja,” ungkap Runtung, Jumat (27/11).

Runtung menjadi Rektor USU Periode 2016-2021, dan berakhir masa jabatannya pada 21 Januari 2021 mendatang. Dia pun menjalani tugas dengan segudang prestasi yang diraih bersama jajarannya. Prestasi ini, sangat membanggakan dan untuk pertama kali dalam sejarah USU, masuk dalam Asia University Ranking.

“Dan saat ini USU sedang bekerja keras masuk dalam pemeringkatan QS University Rangking, dan itu sedang dikerjakan. Komponen penilaiannya lebih dari Asia, dan bersaing dengan seluruh perguruan tinggi yang ada di dunia,” beber Runtung lagi.

Runtung mengatakan, capaian ini berkat kerja sama semua jajarannya, serta kerja cerdas civitas akademika USU. Selain itu, dia mengungkapkan, tahun ini 2 dosen USU masuk dalam ilmuwan top dunia, yakni Prof Mahyudin KM Nasution (Wakil Rektor 3 USU) Bidang Pengabdian Masyarakat, serta Prof Binsar Ambarita.

“Jadi ada 2 dosen kami yang masuk ke dalam 2 persen ilmuwan top dunia dari Indonesia. Tentu ini sangat membanggakan juga bagi kita semua, walaupun ada teman-teman dari perguruan tinggi negeri lain lebih dari 2, ada yang saya lihat sampai 5 dosen. Ini juga merupakan kebanggaan bagi USU, serta masyarakat Sumut, karena kita menunjukkan, kita juga tidak jauh ketinggalan dari teman-teman perguruan tinggi terkemuka, terutama di Pulau Jawa,” tegasnya.

Kemudian prestasi lainnya, USU terpilih dalam Penganugerahan Keterbukaan Informasi Publik, yang diumumkan Wakil Presiden Republik Indonesia pada 25 November 2020 lalu, dengan kategori Cukup Informatif.

“Kategori informasi ini adalah yang pertama, tapi ada lebih tinggi lagi. Namun, kami sudah cukup bangga dengan pertama masuk dengan kategori sebagai cukup informatif. Jadi 3 hal ini adalah prestasi dari seluruh civitas akademika USU,” pungkas Runtung. (gus/saz)

Teks Foto

BAGUS SP/SUMUT POS

Rektor USU Prof Runtung Sitepu

20 Jurnalis Ikut Turnamen Percasi Dairi

Turnamen Catur Antar Wartawan

DIABADIKAN: Ketua Percasi Dairi, Nasib Marudur Sihombing, Ketua KONI, Halim Lumbanbatu, Kabid Pemuda dan Olahraga, Mangaranap Manik serta para jurnalis juara turnamen catur antar wartawan di Gedung Balai Budaya Sidikalang, Jumat (27/11).

DAIRI, SUMUTPOS.CO- Sebanyak 20 orang jurnalis dari berbagai media cetak dan elektronik, ikut meramaikan turnamen catur antar wartawan se kabupaten Dairi yang diselenggarakan Percasi Dairi. Turnamen catur dibuka Kepala Bidang (Kabid) Pemuda dan Olahraga pada Dinas Pariwisata, Kebudayaan Pemuda dan Olahraga, Mangaranap Manik di Balai Budaya Sidikalang,  Jumat (27/11).

Hadir Ketua Percasi yang juga Ketua fraksi Nasdem DPRD Dairi, Nasib Marudur Sihombing. Ketua Panitia turnamen, Yehuda Samosir melaporkan, jumlah peserta 20 orang merupakan jurnalis media cetak dan online yang bertugas di wilayah Dairi.

“Total hadiah uang disedikan panitia sebanyak Rp8,5 juta yakni Juara 1 sebesar Rp3 juta, Juara 2 Rp 2 juta, Juara 3 Rp1 juta, Juara 4 Rp750 ribu dan Peringkat 5-10 masing-masing mendapat Rp300 ribu, dan Juara 1-4 mendapat piala,” ucap Yehuda.

Yehuda mengatakan, pembiayaan turnamen bersumber dari proposal, sumbagan donatur serta bantuan dari KONI Dairi.

Ditambahkan Yehuda, seyogianya kegiatan ini dilaksanakan pada, 9-10 November 2020, memperingati hari Pahlawan. Namun, pada tanggal dimaksud ada agenda di Gedung Balai budaya serta kesibukan Ketua Percasi. 

Ketua Percasi Dairi, Nasib Marudur Sihombing mengatakan, selaku Ketua Percasi menyampaikan apresiasi yang setinggi-tinginya kepada wartawan sudah ikut metamaikan turnamen dimaksud. Nasib menegaskan, pertandingan ini bukan hanya meraih yang terbaik.

Tetapi event ini menunjukkan kepada masyarakat Dairi bahwa wartawan memiliki talenta catur. Selain bertalenta catur, wartawan juga memiliki kekompakan.

“Kita harapkan ke depan, kegiatan ini sekaligus mencari atlit yang dapat diandalkan ketika ada even nasional dan intetnasional untuk membawa nama harum Dairi khususnya dikalangan jurnalis,” ungkapnya.

Sementara itu,  Kabid Pemuda dan Olahraga, Mangaranap Manik juga mengapresiasi penyelenggaraan turnamen catur antar wartawan.

Mangaranap juga mengapresiasi Percasi Dairi telah  menyelenggarakan turnamen catur antar wartawan. Mangaranap yang juga Sekretaris KONI Dairi menyebut, sebenarnya banyak kegiatan yang akan dilakukan.

“Tetapi, karena pandemi corona virus disiase 2019, anggaran direfocusing sehingga kegiatan dimaksud tidak bisa kita laksanakan, ucapnya.

Di acara penutupan, Ketua KONI Dairi, Halim Lumbanbatu menyampaikan, apa yang dihasilkan hari ini menjadi atlit baru bagi kita. KONI Dairi terus mendukung atlit catur Dairi. Kepada pemenang hari ini, agar terus mengasah kemampuan supaya lebih bagus lagi.

Dalam turnamen catur antar wartawan, Juara 1 diraih Mohammad Lamin Silalahi, Juara 2 Kristo Situmorang, Juara 3 diraih Pendi Sihombing dan Juara harapan 1 diraih Manutur Naipospos. (rud/ram)

Disparbud Langkat Ajak Komunitas Sepeda Gelorakan Cinta Museum

BERSAMA: Kabid Seni dan Budaya Disparbud Langkat, Muslihin (tiga dari kiri) foto bersama dengan komunitas sepeda Minion di Museum Daerah, Tanjungpura.
 

STABAT, SUMUTPOS.CO-Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Langkat terus gencar mengenalkan Museum Daerah mereka yang berada di Tanjungpura. Kali ini, Disparbud Langkat menggandeng komunitas sepeda jenis minion.

 Tujuannya, untuk mengenalkan kepada masyarakat tentang Museum Daerah Langkat. Juga mengajak, mencintai dan mengembangkan gedung peninggalan sejarah Kesultanan Langkat yang dibangun pada tahun 1905 lalu.

 Selain komunitas sepeda, Disparbud Langkat juga melibatkan tokoh masyarakat, forkopimcam, mahasiswa hingga tokoh pemuda. “Kegiatan ini merupakan sebagai bentuk sosialisasi dan gerakan cinta museum. Tujuannya untuk memberi edukasi, menumbuhkan kecintaan dan minat generasi muda kepada Museum Daerah Langkat sekaligus nilai sejarahnya,” kata Kepala Bidang Seni dan Budaya Disparbud Langkat, Muslihin, Kamis (26/11).

 “Semoga, kegiatan ini menambah pengetahuan masyarakat terkhusus generasi muda dalam mengetahui nilai-nilai sejarah Langkat,” sambungnya.

 Nilai sejarah terhadap Museum Daerah Langkat cukup kental. Selain berdekatan dengan Masjid Azizi Tanjungpura, isi Museum Daerah Langkat yang merupakan gedung bekas Balai Kerapatan Kesultanan Langkat ini menyimpan, merawat dan mengenalkan aneka ragam benda koleksi.

 Seperti Galeri Babussalam terdiri dari Kitab Suci Alquran berukuran besar dengan tulisan tangan Hakkah karya H Abdul Kadir Ahmadi, tulisan kaligrafi, kentong tuan guru masa I Syekh H Abdul Wahab yang dibuat muridnya pada tahun 1917, hingga foto-foto Tuan Guru Babussalam dari pertama sampai sekarang ini. Kemudian Galeri T Amir Hamzah, Galeri Jawa, Karo, Melayu dan Perjuangan.

 Galeri Perjuangan dimaksud terdapat duplikat perlengkapan senjata, sepeda ontel hingga lampu semprong tempo dulu. Juga ada duplikat Singgasana Kesultanan Langkat, miniatur Istana Darussalam, Kesultanan Langkat, Rumah T Amir Hamzah, Adat Banjar, Mandailing hingga miniatur peta perjuangan. Kini Museum Daerah Langkat sudah ditetapkan sebagai Cagar Budaya berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata.

 Sementara, Ketua Asosiasi Museum Indonesia Daerah Sumut, Sri Hartini menjadi narasumber pada kesempatan ini. Dia menilai, cagar budaya tersebut terlihat bangunannya masih asli.

 Karenanya, dia menilai, banyak peran penting museum tersebut. Tak hanya sebagai sarana pendidikan, juga menjadi wadah edukasi dan menarik wisatawan berkunjung usai mengunjungi Masjid Azizi Tanjungpura.

 “Anak-anak muda harus memanfaatkan ini sebagai sarana untuk mengetahui nilai nilai sejarah yang terkandung,” kata dia.

 Sri sudah berpengalaman sekitar 17 tahun mengelola Museum Daerah Provinsi Sumut. Bahkan setelah pensiun, Sri juga masih tetap berkarir di Museum Perkebunan Indonesia.

 Dia mengajak, agar seluruh masyarakat untuk dapat rutin menggelar sejumlah pertemuan di Museum Daerah Langkat. “Harapannya, agar barang-barang sejarah di Museum Daerah Langkat dapat bertambah, demi menarik minat masyarakat untuk berkunjung,” pungkasnya. (ted)

Terapkan Prokes 3M, Merdeka Walk Sediakan Belasan Wastafel Plus Sabun

CUCI TANGAN: Pengunjung mencuci tangan di wastafel yang disediakan, sebelum memasuki kawasan Merdeka Walk, Jumat (27/11).
CUCI TANGAN: Pengunjung mencuci tangan di wastafel yang disediakan, sebelum memasuki kawasan Merdeka Walk, Jumat (27/11).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Beroperasi kembali sejak New Normal pada Juni 2020 lalu, manajemen pusat kuliner, Merdeka Walk, yang berada di Lapangan Merdeka Medan, konsisten menerapkan protokol kesehatan (prokes) pencegahan penularan Covid-19.

CUCI TANGAN: Pengunjung mencuci tangan di wastafel yang disediakan, sebelum memasuki kawasan Merdeka Walk, Jumat (27/11).
CUCI TANGAN: Pengunjung mencuci tangan di wastafel yang disediakan, sebelum memasuki kawasan Merdeka Walk, Jumat (27/11).

Hingga Jumat (27/11), pusat makanan yang berisi puluhan gerai makanan ini -mulai dari menu Barat, Asia, hingga lokal- tetap menyediakan belasan wastafel tempat mencuci tangan di sejumlah titik masuk.

“Ada belasan titik wastafel yang kami sediakan. Semua lengkap dengan sabun,” ungkap Ardi, petugas keamanan Merdeka Walk, yang ditemui di pintu masuk depan Kantor Pos Besar Medan, Jumat (27/11). Wastafel tersebut, semua dioperasikan menggunakan kaki.

Di pintu masuk, juga didirikan banner berisi imbauan-imbauan pencegahan penularan Covid-19. Isinya, pengunjung wajib memakai masker, wajib cek suhu tubuh, jaga jarak, dan cuci tangan. Wastafel tersedia tak hanya di titik-titik masuk dan keluar, tapi juga di berbagai titik depan gerai makanan.

Selain itu, Manajemen Merdeka Walk disiplin mengecek suhu tubuh para pengunjung dengan thermogun di beberapa pintu masuk.

“Jika di atas 37,3 derajat celsius, dilarang masuk ke sini. Kami juga menerapkan jaga jarak, dengan meminta para pemilik gerai makanan menjaga jarak meja-meja dan kursi, minimal 1-2 meter. Para pengunjung juga wajib memakai masker,” beber Ardi.

Menurut Ardi, belum pernah ada pelanggaran jaga jarak sejak Merdeka Walk dibuka, dan new normal diberlakukan.

Pantauan di lapangan, setiap pengunjung dengan kesadaran sendiri langsung mencuci tangan sebelum masuk dan setelah keluar Merdeka Walk. Posisi duduk juga diatur sekitar 2 meter antar meja. Pengunjung pun disiplin mengenakan masker. Sementara para pelayan restoran, selain mengenakan masker, juga mengenakan faceshield. Di setiap restoran, tersedia hand sanitizer yang dapat digunakan para pengunjung secara gratis.

“Merasa lebih aman dan nyamanlah,” tutur Ety Wahyuni, seorang pengunjung Merdeka Walk, saat ditanya Sumut Pos.

Dia mengaku senang, menikmati kuliner di Merdeka Walk, karena menunya cocok dengan lidahnya.

“Sempat tutup di awal pandemi, merasa kehilangan juga. Sekarang dengan suasana new normal, senang dan nyaman melihat berbagai fasilitas prokes tersedia dekat dalam jangkauan. Gampang mau cuci tangan, hand sanitizer. Tentu tetap jaga jarak dan pakai masker,” cetusnya seraya tersenyum.

Ety juga mengatakan, warga Kota Medan tidak perlu khawatir ke Merdeka Walk, asalkan displin menerapkan prokes 3M.

“Asyik nongkong di sini, sembari menikmati kuliner, suasananya juga cocok untuk silaturahim dengan teman atau urusan lobi-lobi dengan mitra kerja,” pungkasnya. (mea/saz)

Bea Cukai Gerebek Pabrik Miras Ilegal di Medan Area, Kerugian Negara Capai Rp360,94 Juta

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai TMP B Medan bersama Detasemen Polisi Militer (Denpom) 1/5 Medan, menggerebek satu pabrik dan toko produksi minuman keras (miras) ilegal di Kecamatan Medan Area, Kota Medan.

Kepala Bea Cukai TMP B Medan, Dadan Farid, Jumat (27/11), mengatakan, terungkapnya pabrik minuman mengandung etil alkohol (MMEA) ilegal ini, berdasarkan informasi dari masyarakat. Pihaknya bersama petugas dari Denpom 1/5 melakukan penggerebekan ke satu toko penjualan miras di Jalan Bulan Medan.

“Kami gerebek Kamis (26/11) lalu. Dari hasil penggerebakan, kami temukan botol miras dengan merek Samsu Putih dan Bola Dunia, dengan Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai (NPPBKC) tidak sesuai,” ungkap Dadan di Kantor Bea Cukai TMP B Medan.

Berdasarkan penggerebekan di toko tersebut, pihaknya melakukan pengembangan ke pabrik produksi miras ilegal di Kecamatan Medan Area. Dari pabrik tanpa izin itu, ditemukan 645 botol, satu jeriken berisi 30 liter, 5 jeriken berisi 25 liter yang diduga siap dikemas, miras ilegal golongan B sebanyak 550 botol, dan jeriken berisi 30 liter, satu jeriken berisi 25 liter, serta bahan produksi lainnya.

“Dari penggerebekan ini, potensi kerugian negara yang dihasilkan dari penindakan sebesar Rp44.145.400. Produksi miras ilegal sudah berlangsung sejak 2019 lalu.

Kami perkirakan untuk produksi selama 12 bulan, estimasi kerugian negara lebih kurang sebesar Rp267.885.400 sampai Rp360.945.400,” beber Dadan, didampingi Dandenpom 1/5 Medan.

Dadan juga menjelaskan, dalam penggerebekan itu pihaknya mengamankan 5 tersangka, saat ini masih dilakukan pengembangan hasil penggerebekan tersebut.

“Dari hasil penyelidikan, sudah banyak miras ilegal beredar dan dipasarkan di Medan dan Deliserdang. Untuk kasus ini, kami masih terus melakukan pengembangan,” imbuhnya.

Terhadap para tersangka yang telah diamankan, akan dijerat dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007, tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995, tentang Cukai Pasal 50, 54 dan 56.

“Giat gempur ini dilaksanakan sebagai wujud perlindungan Bea dan Cukai kepada masyarakat, dari peredaran Barang Kena Cukai (BKC) ilegal yang masih merebak di pasaran. Kami mengharapkan peran masyarakat untuk ikut serta dalam pemberantasan peredaran BKC ilegal ini, untuk Indonesia Maju, Bea Cukai Makin Baik,” pungkas Dadan. (fac/saz)