LEPAS: Orangutan Paya dilepasliarkan kembali di Cagar Alam Dolok Sibual-Buali, Senin (9/12).
LEPAS: Orangutan Paya dilepasliarkan kembali di Cagar Alam Dolok Sibual-Buali, Senin (9/12).
SIPIROK, SUMUTPOS.CO – Setelah menjalani perawatan sekitar dua bulan di Stasiun Karantina & Rehabilitasi Orangutan di Batu Mbelin, Sibolangit, Orangutan Paya dilepasliarkan kembali di Cagar Alam Dolok Sibual-Buali, Senin (9/12). Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru mendukung penuh kegiatan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara ini, dengan menerjunkan Orangutan Patrol & Monitoring Unit (OPMU).
“Tim patrol ini akan ikut melakukan pemantauan orangutan Paya setelah proses pelepasan kembali,” kata Communications and External Affairs Director PT. North Sumatera Hydro Energy (NSHE), Firman Taufick, di sela pelepasan kembali Orangutan dipimpin oleh Kepala BBKSDA Sumatera Utara, Hotmauli Sianturi, kemarin.
Pelepasan disaksikan oleh sejumlah pihak seperti Camat Sipirok, perwakilan Pusat Rehabilitasi Orangutan Sumatera, petugas BBKSDA, anggota Orangutan Patrol & Monitoring Unit, dan perwakilan PLTA Batang Toru.
“Kami tetap berkomitmen mendukung BBKSDA Sumatera Utara menjaga kelestarian ekosistem di Batangtoru, termasuk Orangutan. Salah satu dukungan yang dilakukan adalah membentuk Orangutan Patrol & Monitoring Unit dengan memberdayakan masyarakat sekitar,” kata Firman Taufick.
Rondang Siregar, ahli orangutan dari Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa PLTA Batang Toru mendukung danberkontribusi untuk membantu kebutuhan yang dibutuhkan BBKSDA dalam pelepasan kembali Paya ke hutan.
“Tim BBKSDA dan OPMU akan memantau orangutan Paya selama lima sampai tujuh hari atau sampai orangutan menghilang. Kegiatan pemantauan Paya akan di lanjutkan oleh tim BKSDA dengan jadwal monitoring berkala mereka. Tim OPMU akan terlibat saat diminta bantuan oleh BKSDA. Tim OPMU merupakan tim monitoring yang dinisiasi oleh PLTA Batang Toru. Dalam bekerja, tim ini akan menggunakan aplikasi SMART Patrol yang selama ini digunakan oleh Pokja SMART Patrol di Kemeterian LIngkungan Hidup dan Kehutanan,” imbuh Rondang.
Senior Advisor on Environment PT NSHE, Agus Djoko Ismanto (Adji) mengatakan Tim Patroli Orangutan PLTA Batang Toru berasal dari warga di 10 desa yang ada di sekitar proyek PLTA. Selama ini mereka dengan kearifan lokalnya telah hidup berdampingan dengan orangutan secara harmonis. “Jadi kami memberdayakan mereka dengan memberikan pengetahuan dan ketrampilan dalam monitoring pergerakan satwa liar di wilayahnya,” kata Adji.
PLTA Batang Toru merupakan program strategis nasional bagian dari pembangunan pembangkit listrik nasional total 35.000 MW. PLTA juga bagian dari upaya nasional dalam mengurangi pemanasan global melalui pengurangan emisi karbon, suatu implementasi dari Perjanjian Paris yang diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia dalam UU No.16/2016.
Pembangkit listrik tenaga air Batang Toru diatur untuk berkontribusi pada pengurangan emisi karbon minimal 1,6 MTon per tahun atau 4% dari target nasional dari sektor energi. Jumlah emisi karbon tersebut setara dengan penyerapan karbon dari 12,3 juta pohon. (rel/me)
REKOR
Gubsu, Edi Ramahyadi bersama Bupati Simalungun JR Saragih menunjukkan sertifikat MURI yang didapat setelah mencatatkan rekor memakai atau melipat Bulang Sullapei terbanyak, pada acara Festival Danau Toba ke-7 tahun 2019, di Parapat, Senin (9/12).
REKOR
Gubsu, Edi Ramahyadi bersama Bupati Simalungun JR Saragih menunjukkan sertifikat MURI yang didapat setelah mencatatkan rekor memakai atau melipat Bulang Sullapei terbanyak, pada acara Festival Danau Toba ke-7 tahun 2019, di Parapat, Senin (9/12).
SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO – Festival Danau Toba (FDT) ke-7 tahun 2019 resmi dibuka di Oven Stage Pagoda, Kelurahan Tigaraja, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Senin (9/12) sore. Peresmian ditandai pemukulan gondang sabangunan dan pelepasan ratusan balon ke udara oleh Gubernur Sumatera Utara, Edy Ramahyadin
Saat memukul gondang, Edy didampingi Ketua TP PKK Sumut, Nawal Edy Rahmayadi, Bupati Simalungun JR Saragih, Walikota Siantar Hefriyansah, Kapolres Simalungun AKBP Heribertus Opungsunggu, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT), Arie Prasetyo, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, dr Ria Nofida Telaumbanua Mkes, Forkopimda Sumut dan Simalungun.
Saat tiba di Tano Habonaron do Bona, rombongan Gubsu disambut Tor-tor Simalungun dan Tor-tor Sawan yang dibawakan Yayasan Pusuk Buhit Sorimangaraja.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, Ria Telaumbanua, dalam laporannya selaku ketua panitia menyebutkan, Festival Danau Toba merupakan event tetap tahunan yang dilaksanakan oleh Disbudpar Sumut. Festival Danau Toba kali ini mengusung tema ‘Inspiring Toba’. Maknanya, agar seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat bisa bekerja sama, berinspirasi, membuat ide, buah pikiran, gerak hati, kreatifitas terhadap pengembangan pariwisata di kawasan Danau Toba untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Tujuan dari FDT untuk memperkenalkan serta mempromosikan Danau Toba sebagai kawasan pariwisata Nasional di Indonesia, menyatukan budaya bangsa dan memperkuat persatuan bangsa, sekaligus mengenalkan keajaiban Danau Toba ke seluruh dunia, dan menambah jumlah wisatawan nusantara maupun mancanegara yang datang ke Danau Toba ini,” katanya.
Kegiatan ini berlangsung selama empat hari, yakni 9-12 Desember. Acara akan diisi dengan Lomba Ucok Butet, Koor Raksasa, Tari Kolosal Saoan, Tari Kolosal Multi Etnik, Pelepasan Balon dan Lampion, Hiburan Rakyat, Lomba Paduan Suara, Lomba Solubolon, Lomba Fotografi, Lomba Vokal Grup, Pameran UKM dan lainnya.
Sebelum puncak acara berlangsung, menurut Ria, pihak panitia telah melaksanakan beberapa kegiatan, seperti festival solo, kayak, penanaman pohon, pembersihan kawasan Danau Toba, FGD Geopark dan lari 10 K.
Acara pembukaan FDT ke 7 tahun 2019 diisi dengan sejumlah tarian etnis yang berada di Sumatera Utara, dipadukan dalam satu kesatuan Bhineka Tunggal Ika. Di antaranya Tari Kolosal Saoan, Koor Raksasa, Rekor MURI seni melipat kain Bulang Sulappei, fashion show Etnic (Designer Lokal) dan tari Kolosal Multi Etnis.
Untuk pemecahan rekor MURI, sebanyak 1.024 para pelajar se Kabupaten Simalungun dikerahkan untuk memakai atau melipat bulang Sullapei, pada acara Festival Danau Toba. Pemecahan rekor MURI ini langsung disaksikan oleh Manajer MURI, Jusuf Ngadri, dari Jakarta.
Tujuan pemecahan rekor MURI, kata Ria, untuk melestarikan ulos Simalungun. Sebab, saat ini Bulang Sulappei sudah sangat jarang digunakan masyarakat setempat, bahkan hampir punah.
“Makin sedikitnya masyarakat yang mengenakan ulos itu, makin sedikut pula yang menenun. Pemerintah khawatir, jika hal ini berlangsung terus menerus, bisa jadi generasi penerus makin tak mengenal Bulang Sulappei,” terangnya.
Menurut sejarahnya Bulang Sulappei ini sudah semakin langka dannjarang dikenakan, karena dan masyarakat Simalungun lebih sering memakai Ulos Pamotting, Hio dan Bulang.
Nah Ulos Sulappei adalah Ulos yang dikenakan kaum perempuan dibagian kepala dan dipergunakan sehari-harinya disaat beraktifitasnya. Kisah lainnya di balik Bulang Sulappei ini adalah sebagai lambang bagi setiap Wanita yang telah menikah, secara khusus bagi ibu rumahtangga yang akan menghidangkan makanan, sehingga terhindar dari uraian rambut dan tidak jatuh ke dalam makanan.
Dalam sambutannya, Gubernur Sumut, Edy Ramahyadi mengatakan, masyarakat Sumatera Utara layak bersyukur karena bisa menikmati alam yang begitu indah di dunia, yaitu Danau Toba. “Di Indonesia ada lima tempat yang menjadi prioritas destinasi pariwisata. Yaitu Danau Toba di Sumatera Utara, kedua adalah di Jawa Tengah, ketiga di Sulawesi Utara, ke empat adalah di NTT dan Bali. Untuk itu masyarakat Sumut, ayo beramai-ramai mengunjungi kawasan Danau Toba,” katanya.
Selain lebih murah, keindahan alam di Danau Toba juga tidak kalah dengan destinasi wisata di luar negeri dan Danau Toba tidak kalah indahnya dengan danau atau objek wisata lainnya yang ada di dunia ini. “Mari kita ramaikan bersama Festival Danau Toba 2019 ini. Karena dari target nasional, 20 juta kunjungan wisatawan, Sumut ditargetkan dapat 1 juta kunjungan wisatawan,” ujarnya lagi.
Gubsu juga meminta kepada seluruh bupati/walikota serta masyarakat di pinggiran Danau Toba supaya tetap menjaga kelestarian alam Danau Toba ini. “Jangan membuang sampah dan limbah ke perairan Danau Toba. Mari kita jaga agar danau Toba bersih dari sampah dan limbah,” bilang Edy Ramahyadi.
Menurutnya, semakin lama turis tinggal di Danau Toba, maka semakin banyak pula uang yang dikeluarkan untuk berbelanja. (bbs)
RINGSEK: Mobil Land Cruiser Prado yang ditemukan warga di jurang kebun sawit, Desa Namo Rindang, Kutalimbaru, Jumat (29/11). Didalam mobil ini ditemukan jasad Hakim PN Medan, Jamaluddin.
idris/sumut pos
RINGSEK: Mobil Land Cruiser Prado yang ditemukan warga di jurang kebun sawit, Desa Namo Rindang, Kutalimbaru, Jumat (29/11). Didalam mobil ini ditemukan jasad Hakim PN Medan, Jamaluddin.
idris/sumut pos
Hingga hari ke-11 sejak Hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan, Jamaluddin (55), ditemukan tewas terikat di mobil miliknya di kawasan Kutalimbaru, Deliserdang, Sumut, Polda Sumut telah memeriksa 25 saksi. Termasuk di antaranya istri Jamaluddin, Zuraida Hanum (42), tiga anak Jamaluddin, serta adik perempuan Zuraida. Hingga kemarin, polisi masih mendalami alibi istri Jamaluddin dan para saksi lainnya.
“PERKEMBANGAN Jamaluddin, sampai saat ini saksi yang diperiksa sudah 25 orang. Anak dan istri dari Jamaluddin juga ikut diperiksa. Kita masih mendalami informasi-informasi dan alibi para saksi. Yang pasti, motifnya (pembunuhan, Red) bukan penanganan perkara bersangkutan,” ujar Kapolda Sumut Agus Andrianto usai menghadiri acara di Mapolrestabes Medan, Senin (9/12).
Dijelaskan Agus, pihaknya masih meng-crosscheck keterangan istri Jamaluddin dan para saksi lainnya. Juga menganalisa hasil pemeriksaan labfor dan forensik, dengan harapan kasus ini bisa segera selesai dan terungkap.
Dalam penyidikan kasus pembunuhan pria berusia 55 tahun itu, aparat kepolisian sudah mengantongi sejumlah barang bukti. Salahsatunya hasil otopsi jenazah Jamaluddin di Rumah Sakit Bhayangkara, Medan, Sumatera Utara.
Mengenai adanya informasi forensik yang menyebutkan korban meninggal dalam rentang waktu 12 hingga 20 jam sebelum diautopsi, Agus Andrianto belum bisa menyimpulkan waktu sebenarnya. “Hasil otopsi mengatakan tewas 20 jam sebelum otopsi. Tapi itu ‘kan antara, bisa dalam rentang waktu itu tapi tidak bisa kita pastikan bahwa itu 20 jam. Jadi hasil labfor dari pemeriksaan dokter forensik akan kami periksa lagi,” kata Agus.
Walaupun sudah mengarah kepada tersangka dalam penyidikan kasus pembunuhan Jamaluddin, Agus mengaku tidak mau gegabah. “Kasus itu sangat tergantung pada alat bukti dan saksi yang kita miliki. Saya sudah bisa menduga kasus ini kasus apa. Saya juga bisa menduga keterkaitan pembunuhan dengan apa,” ujar jenderal bintang dua itu.
Berdasarkan hasil otopsi, diketahui korban sudah meninggal 20 jam sebelum dilakukan autopsi. Artinya, hakim Jamaluddin sudah meninggal sekitar pukul 03.00 atau 04.00 pagi.
Namun, istri Jamaluddin yakni Zuraida Hanum (42) menyebutkan bahwa suaminya meninggalkan rumah sekitar pukul 05.00 WIB.
Satpam Perumahan Royal Monaco, Muhyadin juga menyebutkan pada 29 November subuh, ia melihat Zuraida Hanum yang membuka pagar. Saat itu sekitar pukul 05.00 WIB. “Saya yang jaga malam terakhir itu memang ada lihat bapak itu keluar jam 5 pagi dari rumah. Tapi tidak tahu bapak itu, apakah sama teman atau sendiri. Tapi yang buka gerbang rumah itu istrinya,” jelasnya, Jumat (6/12) lalu.
Kejanggalan lain terkait CCTV di rumah hakim Jamaluddin. Humas PN Medan, Erintuah Damanik menjelaskan saat kematian Hakim Jamaluddin pada 29 November 2019 lalu, ternyata CCTV di rumahnya dicabut. “Info dari kepolisian itu menyebutkan kalau CCTV itu tidak dicolokkan, tapi sebenarnya itu berfungsi, jadi disengaja,” tuturnya.
Untungnya, polisi menemukan CCTV di sebelah rumah hakim Jamaluddin. Dalam rekaman CCTV itu terlihat pukul 04.00 WIB ada mobil Land Crusher Prado yang keluar dari rumah hakim Jamaluddin, namun ke arah berbeda. “Jadi hal janggal lainnya diambil dari CCTV rumah tetangga. Kalau biasanya mobil itu keluar mengarah ke kanan, hari itu ke kiri, bukan ke arah pengadilan. Dan setelah mobil itu lewat, ada sepeda motor yang mengikuti,” jelasnya.
Untuk mencocokkan sejumlah fakta, Tim Poldasu dan Polrestabes Medan minggu lalu telah bertolak ke Aceh untuk melakukan pemeriksaan intensif terhadap Zuraida Hanum. Zuraida diperiksa di rumah orangtuanya di Desa Suak Bilie, Kecamatan Suka Makmue, Nagan Raya, selama tiga hari yang berakhir pada Kamis (5/11). Selain Zuraida, polisi juga memeriksa tiga anak Jamaluddin dan adik perempuan Zuraida Hanum.
Tim turun ke Aceh, karena sudah hampir sepekan terakhir istri dan anak Jamaluddin berada di kampungnya. Pasalnya, jenazah Jamaluddin dikebumikan di tanah kelahirannya Desa Nigan, Kecamatan Seunagan, Nagan Raya. Namun Zuraida Hanum atau pihak keluarganya enggan berkomentar terkait pemeriksaan tersebut.
Pekan lalu, Agus pernah mengungkapkan, aktor di balik tewasnya Jamaluddin didalangi oleh orang terdekat korban. Meski demikian, kemarin Agus menegaskan, belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka, termasuk juga terhadap istri korban yang belakangan ini menjadi pusat perhatian publik. Untuk menentukan siapa tersangkanya, Agus mengaku polisi tidak boleh sembarangan.
“Supaya kita jangan sampai salah menduga orang, menempatkan orang sebagai tersangka karena dampaknya kepada orang dan keluarga,” ujar Agus.
Karena itulah, tim gabungan dari Poldasu dan Polrestabes Medan masih terus mencari alat bukti tambahan, terkait kasus kematian hakim Jamaluddin.
Salahsatu bukti penting lainnya adalah handphone milik hakim Jamaluddin. Karena keterangan Zuraida, Jamaluddin sempat ditelepon seseorang minta dijemput di Bandara Kualanamu Internasional, sebelum ditemukan tak bernyawa di dalam mobilnya.
Menurut Zuraida Hanum, suaminya sempat pamit untuk ke bandara. Saat itu, suaminya berangkat sekira pukul 05.00 WIB subuh. Menurut Zuraida, almarhum juga mengatakan setelah ke bandara akan langsung ke kantor PN Medan. “Siapa yang akan dijumpai saya tidak tahu. Bapak tidak cerita ke saya siapa yang ingin berjumpa,” sebutnya.
Zuraida mengaku dirinya tidak menaruh rasa curiga lantaran selama ini suaminya terkadang pulang larut malam, dan pergi ke kantor meski hari masih subuh. Untuk itu, Zuraida meminta kepolisian di Medan dapat mengungkap kasus tersebut dan menangkap pelaku. Sebab ia menilai kasus kematian suaminya di dalam mobil adalah kondisi tidak wajar.
Untuk mengungkap kasus itu, Kapoldasu Irjen Agus memohon doa restu. “Mohon doa restu, kita tidak punya niat untuk menghambat apalagi menutup-nutupi hasil penyidikan. Kita lebih senang perkara itu terungkap, supaya kita bisa sampaikan ke publik,” tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, Jamaluddin, SH, MH, warga Perumahan Royal Monaco Blok B No. 22 Kelurahan Gedung Johor, Kecamatan Medan Johor, ditemukan tewas terikat dalam mobil, yang terperosok di jurang areal kebun sawit di Dusun II Namo Bintang Desa Suka Dame, Kecamatan Kutalimbaru, Deli Serdang, Jumat (29/11) siang. Saat ditemukan jasad korban terbaring di posisi kursi tengah mobilnya, yakni Toyota Land Cruiser Prado berpelat polisi BK 77 HD warna hitam. (ris/bbs)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Jelang momen Natal 25 Desember 2019 dan Tahun Baru 1 Januari 2020, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Medan telah menyiapkan posko-posko pengamanan lalu lintas di sejumlah titik di Kota Medan sebagai antisipasi untuk membantu mengamankan arus lalu lintas yang diperkirakan akan mengalami lonjakan tajam.
Kepala Dishub Kota Medan, Iswar S.SiT MT mengatakan sebagai salah satu bentuk antsipasi tersebut, pihaknya bersama Satlantas Polrestabes Medan akan segera membangun Posko-posko pengalaman lalu lintas tersebut.
“Biasanya dari tahun ke tahun, posko itu akan dibuat sekitar H-10 hari raya Natal dan H+10 Tahun Baru. Untuk tanggal pastinya nanti akan kit koordinasi kembali,” ucap Iswar kepada Sumut Pos, Senin (9/12).
Dikatakan Iswar, posko-posko itu akan dibangun di sejumlah tempat di Kota Medan yang dinilai berpotensi mengalami peningkatan arus lalu lintas secara signifikan.
“Misalnya di sekitar stasiun atau terminal bus, di sekitar stasiun kereta (api), di sejumlah persimpangan jalan yang volume kendaraannya diprediksi meningkat tajam hingga dinilai berpotensi mengalami gangguan arus lalu lintas. Itu titik-titik yang akan dibangun posko, petugas kita akan membantu proses kelancaran lalu lintas,” ujarnya.
Menurutnya, para pemudik yang akan menuju kawasan-kawasan yang disebutkan tadi, dapat secara tertib dalam berlalu lintas dengan tetap mengutamakan keselamatan berlalu lintas dari pada hal-hal lainnya.
“Karena petugas kita dilapangan yang membantu pihak kepolisian juga sering tidak diindahkan arahannya dari para pemudik. Alasannya ingin cepat, buru-buru, hingga takut ketinggalan alat transportasi yang akan digunakan untuk perjalanan mudik,” sebutnya.
Belajar dari tahun-tahun sebelumnya, khusus untuk momen Natal dan Tahun baru, kata Iswar, arus lalu lintas di Kota Medan justru lebih lengang bila dibandingkan dengan hari-hari biasanya. Hal itu disebabkan karena banyaknya masyarakat di Kota Medan yang mudik ke kampung halamannya.
“Jadi sebenarnya kalau momen Natal dan Tahun Baru itu yang padat lalu lintasnya itu ya di jalan Lintas Sumatera, bukan di Kota Medannya. Justru Kota Medan cukup lengang karena orang-orangnya sudah pada mudik. Yang ramai itu biasanya hanya kawasan Terminal, Stasiun, Pelabuhan dan Bandara serta akses jalan menuju tempat-tempat itu,” katanya.
Oleh sebab itu, lanjut Iswar, pihaknya juga akan menurunkan para petugasnya untuk fokus kepada lokasi-lokasi parkir seperti di sekitar Terminal, Stasiun dan beberapa lokasi lainnya agar tetap tertib hingga tidak menimbulkan kemacetan. (map/ila)
RDP: Komisi II DPRD Medan saat menggelar RDP bersama Dinas Sosial.
markus/sumutpos
RDP: Komisi II DPRD Medan saat menggelar RDP bersama Dinas Sosial. Markus/sumutpos
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Komisi II DPRD Medan meminta Dinas Sosial (Dinsos) melakukan pendataan ulang kembali bagi warga miskin penerima bantuan dari pemerintah, seperti BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI) Kesehatan dan Program Keluarga Harapan.
Sebab, Komisi II DPRD Medan mendapatkan banyak laporan di lapangan terkait banyaknya penduduk kurang mampu yang belum menjadi peserta BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI) Kesehatan dan Program Keluarga Harapan (PKH). Ironisnya, warga yang perekonomiannya lebih baik dan tidak tergolong miskin, namun justru menerima bantuan dari pemerintah.
Hal ini dikatakan Ketua Komisi II DPRD Medan, H Aulia Rachman SE dari Fraksi Gerindra, Senin (9/12) saat mengadakan rapat dengar pendapat (RDP) evaluasi program kerja Dinas Sosial, BPJS Kesehatan dan Dinas Kesehatan yang dihadiri sejumlah anggota komisi II seperti Afif Abdillah, Drs Wong Chun Sen Tarigan, Dhiyaul Hayati SAg MPd dan lainnya.
“Kita minta Dinas Sosial segera memberikan data-data warga kurang mampu yang valid, penerima program PBI Kesehatan dan PKH, agar bisa diketahui. Kami ingin warga yang betul-betul memerlukan dan kurang mampu yang mendapatkan bantuan dari pemerintah tersebut,” ujarnya.
Komisi II juga meminta agar penyerapan anggaran yang telah disetujui terhadap dinas tersebut dapat tersalurkan kepada orang yang tepat. “Di lapangan yang kita lihat adalah masyarakat tidak mampu bukan karena enggan membayar, namun karena memang tidak mampu untuk membayar (BPJS Mandiri). Seharusnya ini yang mendapatkan bantuan tersebut,” terangnya.
Dalam kesempatan itu, Politisi PDI Perjuangan Wong Chun Sen Tarigan mengatakan, agar anggaran yang telah disetujui dan diberikan ke Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan dapat tersampaikan agar tidak banyak terjadi Silpa.
“Kita minta juga agar Dinas Sosial tidak mempersulit warga ketika datang untuk mengurus surat keterangan tidak mampu (SKTM). Sebab kita banyak menerima laporan susahnya untuk pengurusan SKTM dan warga akhirnya pulang dengan kebingungan,” ujarnya.
Sementara itu, Dhiyaul Hayati dari Fraksi PKS mengatakan agar data penduduk miskin untuk kepesertaan PBI melalui Dinas Sosial benar-benar mengacu kepada Permensos No 5 Tahun 2016. “Tapi kita tetap meminta verifikasi dari Dinas Sosial,” ujarnya.
Menjawab itu, Suprianto mewakili BPJS Kesehatan Medan mengaku saat ini secara nasional ada Rp19 triliun tunggakan peserta belum terbayarkan. Untuk Kota Medan sendiri, ada sebanyak 283 ribu peserta yang menunggak. Rinciannya, 52 ribu peserta untuk Kelas I, 48 ribu peserta untuk Kelas II dan 183 ribu peserta untuk Kelas III.
Sementara itu, Kadis Kesehatan Kota Medan, Edwin dalam kesempatan itu mengatakan, terkait kepesertaan BPJS Kesehatan Kelas III yang dengan hanya menunjukkan KTP setempat akan diterapkan di Kota Medan dengan mengikuti kebijakan yang telah dijalankan di beberapa kota di Indonesia. Namun hal itu akan disesuaikan dengan kemampuan anggaran Pemko.
Ketua Fraksi NasDem DPRD Medan, Afif Abdillah menyatakan sangat setuju jika Medan juga dapat menerapkan program bantuan kesehatan gratis bagi warga untuk kelas III. Mengingat, anggaran Kota Medan juga sangat besar setiap tahunnya dan hal itu juga didukung seluruh Anggota Komisi II termasuk pihak BPJS Kesehatan Medan, Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Medan.
Di penghujung RDP tersebut, Ketua Komisi II juga mengusulkan agar Dinas Sosial juga memberikan nomor kontak petugas pendamping di Medan Utara yang meliputi Medan Labuhan, Medan Belawan, Medan Deli dan Medan Marelan. Sebab saat ini Dinas Sosial sedang melakukan pendataan di empat kecamatan tersebut. (map/ila)
RAPAT: Rapat Kordinasi KPPU, Pemko Medan dan Polrestabes Medan terkait jaminan stok pangan saat Natal dan Tahun Baru.
bagus/sumu tpos
Stok Pangan Aman & Stabil
RAPAT: Rapat Kordinasi KPPU, Pemko Medan dan Polrestabes Medan terkait jaminan stok pangan saat Natal dan Tahun Baru.
bagus/sumu tpos
Kantor Wilayah (Kanwil) I Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menggelar rapat kordinasi dengan Pemerintah Kota (Pemko) Medan dan Polrestabes Medan, Senin (9/12), di Kantor KPPU di Jalan Gatot Subroto Medan. Rapat ini digelar guna menjamin pasokan atau pendistribusian kebutuhan pokok menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) 2019n
Rapat kordinasi itu, dipimpin langsung oleh Kepala Kanwil I KPPU, Ramli Simanjuntak. Kemudian dihadiri Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Medan, Emilia Lubis dan Iptu M. Karo-karo dari Satuan Tugas (Satgas) Pangan Kota Medan.
Kepala Kanwil I KPPU, Ramli Simanjuntak mengungkapkan, rapat ini sebagai wujud komitmen dalam upaya menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pasokan barang kebutuhan pokok pada sektor strategis pangan di Sumatera Utara, terutama menjelang HBKN 2019.
“KPPU terus bersinergi dengan pemerintah daerah dan satgas pangan dengan mengundang seluruh distributor pada komoditas pangan di Kota Medan untuk memberikan advokasi dan memastikan harga dan pasokan bapok di daerah aman sebelum HBKN 2019,” kata Ramli kepada wartawan usai rapat.
Ramli menjelaskan, KPPU senantiasa melihat berbagai aspek yang terjadi dalam sudut pandang regulasi dan kebijakan ekonomi nasional, terutama terkait dengan sektor pangan. Khususnya, melihat harga bahan pokok yang bersumber dari pangan dan keterkaitannya dengan pasokan.
Kemudian, lanjutnya, keterkaitan harga dan pasokan ini tentunya akan mengarah pada keberpihakan yang lebih baik kepada konsumen, di mana dengan pasokan yang memadai maka harga juga akan terjangkau di tingkat konsumen.
“Selama ini KPPU telah beberapa kali menanganani perkara kartel pangan, dan saat ini KPPU tengah mengawasi berbagai komoditas pangan seperti beras, bawang merah, bawang putih, cabai, jagung, ayam/telur, daging sapi, garam, gula dan komoditas pangan lainnya, khususnya pada komoditas pangan strategis yang selama ini harganya berfluktuasi,” jelas Ramli.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Medan, Emilia Lubis mengajak kepada pihak pendistributor dan pelaku usaha untuk dapat bekerja sama dengan Pemko Medan dalam menjaga inflasi di Kota Medan dan ketersedian barang.
“Koordinasi perlu dilakukan dengan maksud agar dapat mengidentifikasi potensi dan permasalahan yang timbul dalam pengembangan cadangan pangan masyarakat, sekaligus untuk mengadakan pembinaan, pengembangan alternatif peningkatan ketersediaan dan cadangan pangan,” papar Emilia.
Dengan itu, kata Emalia, saat Natal dan Tahun Baru 2020, terjamin stok bahan pokok aman dengan meningkatkan konsumsi tinggi serta menjamin harga tetap stabil di pasaran.
“Oleh karena itu kami berharap seluruh distributor juga dapat menyampaikan data ketersediaan pasokannya secara kooperatif sehingga pemerintah daerah dapat mengambil langkah-langkah strategis secara tepat,” pungkasnya.
Sementara itu, anggota Satgas Pangan Kota Medan, Iptu M Karo-karo menyampaikan peran Satgas Pangan dalam membantu tingkat stabilitas pasokan dan harga pangan. Satgas pangan akan mewaspadai peningkatan harga pangan karena permintaan pasar yang tinggi atau perilaku pedagang yang cenderung meningkatkan harga secara tidak wajar.
“Jajaran kami dari Polda sampai Polsek secara rutin akan memantau ketersediaan dan harga pangan pokok dan strategis. Kami juga melakukan tindakan prefentif sampai represif agar kondisi pasokan dan harga pangan terjaga dan stabil. Kami juga mengimbau agar jangan sampai ditemukan adanya penimbunan, pengoplosan, peredaran pangan kadaluarsa dan sebagainya yang dilakukan oleh pelaku pasar,” imbaunya.
Pada kesempatan yang sama seluruh distributor diminta untuk menyampaikan kondisi ketersediaan masing-masing komoditi dalam menjelang Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. Dari hasil diskusi tersebut dapat disimpulkan bahwa stok ketersediaan komoditas pangan masih sangat mencukupi kebutuhan masyarakat sampai pada 3 bulan ke depan .
Mengakhiri pertemuan tersebut Ramli menegaskan kalau tahun baru ini, stok bahan pokok masih terpenuhi di pasaran. “Jika terjadi lonjakan di saat pasokan aman, KPPU dan Satgas Pangan siap untuk melakukan tindakan tegas,” pungkasnya.(gus/ila)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Untuk memberikan dan meningkatkan profesional kepada para jurnalis, Pengurus Besar (PB) Aliansi Media Cyber Indonesia (AMCI) dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumatera Utara akan mengadakan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) angkatan ke-30 pada tanggal 20 dan 21 Desember 2019 yang akan datang.
Uji Kompetensi Wartawan (UKW) ini akan diikuti dari para jurnalis di Kota Medan dan Kabupaten Toba Samosir sebanyak tiga kelas atau 18 peserta yang menyerahkan berkas kepada panitia. “Antusias para wartawan untuk mengikuti UKW sangat tinggi, namun keterbatasan persyaratan dalam menentukan keikutan peserta sangat menentukan. Sebab harus sesuai persyaratan yang telah di tentukan Dewan Pers sebagai penentu peserta,” ungkap Ketua Panitia UKW, Waliyono usai rapat koordinasi bersama PB AMCI dan PWI Sumut di Kantor PWI Jalan Adinegoro No.4 Medan, Jumat (6/12/2019).
Waliyono juga menjelaskan bahwa persyaratan yang diambil berawal dari legalitas perusahaan media hingga pengalaman di dunia jurnalis selama ini diikuti oleh para perserta.“Memang persyaratan ini sebagai penentu ikut atau tidaknya para wartawan dalam mengikuti UKW, bahkan Panitia sudah memberikan waktu panjang untuk membuka para wartawan untuk melengkapi persyaratannya,” jelas Wali sapaan sebagai Ketua Panitia ini.
Wali juga menjelaskan bahwa kegiatan ini dilakukan selama dua hari pada hari Jumat dan Sabtu, tanggal 20 dan 21 Desember 2019 bertempat Gedung Unilad Plaza. “Sebelumnya kita inginkan UKW diadakan di Porsea Kabupaten Samosir, namun karena ada kendala kita buat aja di Medan biar lebih praktis,” kata Wali usai rapat yang dihadiri dari Ketua PWI Sumut, H.Hermansjah, Sekretaris PWI Sumut, Edward Thair, S.Sos, Wakil Ketua Bidang Pendidikan PWI Sumut Rizal Rudi Surya dan Sekretaris PB AMCI Dedy Armaya, S.Sos.
Sementara itu Ketua PWI Sumatera Utara, H. Hermansjah dalam hal ini mengungkapkan bahwa PWI Sumut siap bekerja sama kepada Lembaga Orga-nisasi profesional di dunia jurnalistik.
Bahkan Wali yang merupakan Ketua Panitia mengucapkan terima kasih kepada sponsorship dari PT. Toba Pulp Lestari (TPL), PT Inalum, PT Pertamina, PT Asia Agri, PT Pengadian, Kejari Medan, Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan, Dinas Pertamanan Kota Medan dan Dinas Perdaggangan Kota Medan yang telah membantu terselenggaranya UKW yang dilakukan PB AMCI dan PWI Sumut.
Sementara itu Ketua PWI Sumatera Utara, H. Hermansjah dalam hal ini mengungkapkan bahwa PWI Sumut siap bekerja sama kepada Lembaga Organisasi profesional di dunia jurnalistik.
“Kita siap bekerja sama dalam kegiatan UKW, kecuali lembaga yang sama fungsinya seperti PWI. Sebab kita memiliki tim penguji yang telah disiapkan, dalam uji ini para peserta harus sesuai persyaratan yang telah ditentukan oleh Dewan Pers,” ungkap Hermansjah.
Hermansjah juga menginginkan dalam UKW ini, para peserta harus memiliki kerapian dalam mengikuti uji kompetensi yang akan dilakukan. “Diharapkan para peserta harus berpakaian rapi, sebab para jurnalis biasanya diindentikan sebagai urakan,” sebut Hermansjah.
Hermansjah berharap kegiatan ini bisa terlaksana dengan sesuai yang diinginkan dan semoga persiapan para peserta dalam UKW ini, sudah dipersiapkan. (rel)
SERAHKAN MANDAT:
Ketua DPD IPK Sumut, Bastian Panggabean saat menyerahkan mandat pengurus DPD IPK Kota Medan, diterima Ketua dan Sekretaris, Franky Simatupang didampingi Sekretaris Rahmansyah Sibarani di Medan.
SERAHKAN MANDAT:
Ketua DPD IPK Sumut, Bastian Panggabean saat menyerahkan mandat pengurus DPD IPK Kota Medan, diterima Ketua dan Sekretaris, Franky Simatupang didampingi Sekretaris Rahmansyah Sibarani di Medan.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Ikatan Pemuda Karya (IPK) Provinsi Sumatera Utara menunjuk dan memberikan mandat kepada Franky Simatupang ST dan Rahmansyah Sibarani SH sebagai ketua dan sekretaris DPD IPK Kota Medan untuk periode 2020-2025.
Selain Franky dan Rahmansyah, DPD IPK Sumut juga menunjuk Robin Yip Ho ST sebagai Bendahara, Dolli Sinaga SE (Wakil Ketua), Irwansyah Wanca (Wakil Sekretaris) dan pengurus lainnya. Penunjukan itu tertuang dalam Surat Mandat DPD IPK Sumut nomor : SK.319/B/DPD-IPK/SU/XII/2019, ditandatangani Ketua dan sekretaris DPD IPK Sumut, Bastian Panggabean,S.Si.Apt dan Tengku Nyak Ziral Ukri. Penyerahan mandat diterima Franky dan Rahmansyah didampingi pengurus dan kader IPK di kantor DPD IPK Sumut, Senin (9/12).
“Atas nama keluarga besar DPD IPK Kota Medan Medan, kami menyampaikan terimakasih atas amanah dan kepercayaan yang telah diberikan Ketua dan Sekretaris DPD IPK Sumut, kakanda Bastian Panggabean dan Tengku Nyak Ziral Ukri. Kami akan semaksimal mungkin memajukan IPK Kota Medan dan kembali menjadi organisasi ini sebagai organisasi yang disegani namun juga disenangi masyarakat Kota Medan,”kata Franky dan Rahmansyah .
Franky dan Rahmansyah menjelaskan, selain mengamanahkan mandat sebagai pimpinan pengurus IPK Kota Medan, pihaknya juga diamankan untuk melaksanakan konsolidasi serta menyusun kepengurusan defenitif DPD IPK Kota Medan periode 2020-2025 “Kita akan semaksimal mungkin terus menjaga soliditas dan konsolidasi agar IPK Kota Medan semakin maju dan luar biasa,” katanya
Franky dan Rahmansyah menyatakan, DPD IPK Kota Medan akan semaksimal mungkin menjadikan organisasi yang aktif menjaga ketertiban dan keamanan. “Khususnya menjaga keutuhan NKRI dari segala ancaman dan upaya perpecahan bangsa,” ucapnya. (adz/ila)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Jaksa Penuntut Umum (JPU) menuntut tiga terdakwa kasus pengancaman serta pemerasan, dituntut masing-masing selama 6 bulan penjara, dalam sidang di ruang Kartika Pengadilan Negeri (PN) Medan, Senin (9/12).
Dalam nota tuntutannya, ketiga terdakwa yakni Anton Sutomo (45), Ng Sui Kui alias Akui (59), dan Citra Dewi alias Atong (49), dinyatakan melanggar Pasal 335 KUHPidana tentang pencemaran nama baik.
“Meminta kepada majelis hakim agar menghukum para terdakwa dengan pidana penjara selama 6 bulan penjara,” ucap Jaksa Nelson Victor.
Para terdakwa melakukan tindakan pengancaman terhadap Ali Sutomo selaku korban dan anak-anaknya. Hal yang memberatkan, perbuatan ketiga terdakwa telah membuat rasa trauma kepada korban dan anak-anaknya.
“Sedangkan hal yang meringankan para terdakwa, ketiganya belum pernah dihukum,” tandasnya.
Usai pembacaan tuntutan, Ketua Majelis hakim, Erintuah Damanik memberikan waktu terdakwa mengajukan pembelaan (pledoi) pada sidang pekan depan.
Diketahui, dalam kasus ini, tiga orang yang masih memiliki hubungan saudara menjadi terdakwa karena kasus pengancaman lewat jasa pembunuh bayaran. Ketiga terdakwa berniat ingin menguasai harta korban Ali Sutomo yang tak lain adalah abang kandung mereka.
Kasus ini bermula pada tahun 2011 lalu. Saat itu, ketiga terdakwa dibantu Harris Anggara (DPO) melakukan pengancaman dengan menyewa pembunuh bayaran guna menguasai harta milik Ali Sutomo. Namun, karena berada di bawah ancaman, dengan terpaksa Ali Sutomo menyerahkan aset harta miliknya. Akibatnya Ali Sutomo mengalami kerugian sekitar Rp30 miliar.(man/btr)
TEWAS: Jasad Anggun (7) ditabrak kereta api bersama orangtuanya di Persimpangan Rel Jalan Tembakau Deli, Batang Kuis.
TEWAS: Jasad Anggun (7) ditabrak kereta api bersama orangtuanya di Persimpangan Rel Jalan Tembakau Deli, Batang Kuis.
LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Pasangan Suami isteri (pasutri) dan dua anaknya ditabrak kereta api di Persimpangan Rel Jalan Tembakau Deli Desa Tanjung Sari Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deliserdang, Minggu (8/12) sekira pukul 18.00 WIB. Anggun (7) tewas sedangkan Feri (31) Beti (36) dan Nino Saferi Ega (6) mengalami luka.
Informasi dihimpun, sebelumnya, Feri susanto warga Jalan Nusa Indah Kecamatan Batang Kuis mengendarai sepeda motor Yamaha Mio Soul warna Biru BK 3782 AFI dengan membonceng isteri beserta kedua anaknya melintas dari arah Desa Tan jung Sari menuju ke arah Desa Batang Kuis Pekan.
Saat di persimpangan rel KA palang pintu rel kereta api sudah turun akan tetapi korban tetap menerobos palang pintu rel Kereta api sehingga korban tertabrak kereta api dengan Nomor U 42 dari arah Medan menuju Bandara Kuala Namu.
Akibatnya, Anggun (7) tewas di tempat. Sedangkan Feri Susanto dan isterinya Beti mengalami luka berat serta Nino Saferi Ega (6) mengalami luka ringan. Selanjutnya korban tewas dibawa kerumah duka dan 3 orang korban luka-luka dibawa ke RSUD Deliserdang.
Kapolsek Batang Kuis AKP Madianta Ginting SH saat dikonfirmasi membenarkan kejadian itu dan masih melakukan penyelidikan. (btr)