26 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Foto-foto Tokoh Idola

Azrul AnandaHampir semua orang punya poster/foto/tempelan tokoh idola di dinding/meja ketika muda atau sampai sekarang. Punya alasan kenapa memilih orang itu?
***
Di tembok kamar saya waktu muda, banyak hiasannya. Waktu SMP di Surabaya, dinding kamar saya dicat kuning dengan garis hijau dan hitam/biru gelap. Sama dengan corak warna helm pembalap legendaris Ayrton Senna.

Ketika kuliah, lebih variatif. Poster gambar artis cewek, pasti. Siapa? Rahasia. Dan gambarnya memang agak seksi, wkwkwkwk. Diambil dari cover majalah, yang di dalamnya ada pose dia tidak pakai banyak helai.

Plus, ada gambar yang lain-lain. Tapi, yang paling penting mungkin tempelan foto/kartu pos yang ada di meja. Sebab, mereka bukan sekadar tokoh idola. Mereka juga melambangkan hal-hal tertentu.

Ada Ayrton Senna, Steve Jobs, Albert Einstein, Yoda, dan Darth Maul.

Senna? Tidak perlu dijelaskan lagi. Sudah pernah saya tulis mendetail di Happy Wednesday edisi 16. Di deretan itu, dia melambangkan ambisi dan kerja keras seseorang dalam meraih kesempurnaan.

Steve Jobs? Ketika sang legenda meninggal beberapa tahun lalu, saya menulis catatan tentang dia. Kalau mau baca, bisa ikuti link http://www.jawapos.com/baca/op inidetail/18610/Tetaplah-Lapar -Tetaplah-Bodoh dari Jawa Pos edisi Jumat, 7 Oktober 2011.

Di deretan itu, dia melambangkan kreativitas dan visi. Menginspirasi untuk berani berpikir berbeda dan melakukan perubahan.

“Kreativitas hanyalah menyambungkan satu hal dengan yang lain. Ketika Anda tanya orang kreatif bagaimana mereka melakukannya, mereka merasa sedikit bersalah karena mereka tidak benar-benar melakukannya. Mereka hanya melihat sesuatu. Dan itu bisa mereka lihat karena mereka mampu menyambungkan pengalaman-pengalaman yang mereka miliki, lalu meracik hal baru,” kata Jobs soal topik kreativitas.

Albert Einstein? Terus terang, saya juga merasa agak aneh memasang kartu pos dia di deretan ini. Saya melihatnya di sebuah toko, menyukainya, lalu membelinya. Dan kemudian menempelnya bersama tokoh-tokoh lain itu.

Kebetulan mungkin saya penggemar Meg Ryan, dan dia pernah main film romantic comedy berjudul I.Q., yang di dalamnya ada Einstein ikut “meracik cinta” karakter Ryan dengan karakter Tim Robbins. Einstein diperankan Walther Matthau.

Yang pasti, Einstein mungkin adalah orang terpintar di dunia. Saya tak tahu dan tak begitu peduli teori-teori dia apa saja, tapi saya suka kutipan-kutipannya.

“Orang yang tidak pernah membuat kesalahan adalah orang yang tidak pernah mencoba hal-hal baru.” Itu salah satunya.

Dan belakangan saya sadar, Einstein punya kutipan terkenal yang sesuai dengan hobi terbaru saya, bersepeda: “Hidup ini seperti mengendarai sepeda. Untuk menjaga keseimbangan, kita harus terus bergerak.”
Dua yang terakhir? Ketahuan deh kalau saya penggemar Star Wars. Dan dulu pernah menulis di Jawa Pos pengalaman saya antre berjam-jam pada 1999 untuk membeli tiket Star Wars Episode I: The Phantom Menace. Kemudian dapat tiket nonton bioskop jam 7 pagi!
Ada banyak karakter keren dan imajinatif di serial Star Wars. Yang paling saya suka dan saya koleksi mainan/pernak-perniknya adalah Yoda.

Tokoh mungil berkulit hijau itu tampak lemah, tapi dia adalah Jedi (semacam Pandawa-nya Star Wars) yang paling hebat. Gurunya para Jedi. Jangan pernah menilai seseorang dari ukuran badannya!
Yoda adalah yang paling kuat, tapi juga paling bijak. Mungkin, di deretan itu, dia melambangkan kebijakan.

Darth Maul?
Di kisah Star Wars, Darth Maul adalah seorang Sith (Kurawa-nya Star Wars). Salah satu wakil sisi kegelapan. Di Episode I, terus terang dia tidak nongol banyak. Tapi, dia punya senjata paling keren (double-bladed lightsaber) dan penampilan paling keren (wajah merah bertato dengan sederetan tanduk di kepala).

Adegan pertarungan Darth Maul melawan Qui-Gon Jinn dan Obi-Wan Kenobi mungkin hanya sepuluh menit. Namun, itu adalah adegan yang super superkeren. Saya nonton di bioskop empat kali hanya untuk melihat sepuluh menit ajaib itu.

Saking sukanya dengan Darth Maul, hampir semua mainannya saya punya. Replika pedangnya saya punya. Dan waktu kuliah itu, poster besar badan utuhnya menghiasi dinding ruang tamu apartemen saya.

Ada juga sebuah bust (patung kepala) yang bisa dibuka menjadi tempat kue, yang sangat realistis. Saya pasang di atas lemari, menghadap tempat tidur saya.

Lucu, ketika ibu saya datang berkunjung dan tidur di kamar saya (saya pindah ke sofa), dia selalu minta supaya patung kepala itu dibalik menghadap tembok. Wkwkwkwkwk.

Mengapa ada Darth Maul di situ? Well, harus ada sisi jahat untuk melengkapi sebuah karakter, bukan? Dan kalau harus jadi jahat, jadilah kesatria yang keren dengan gaya yang superkeren pula!

***

Siapa tokoh idola yang gambarnya menempel di dinding/meja Anda? Belakangan, saya sering agak tersipu malu. Banyak teman atau kenalan yang memajang foto ayah saya, baik itu di rumah atau minimal di status BBM-nya.

Saya bilang ke mereka: Saya juga punya foto dia. Tapi, itu namanya bukan tokoh idola. Itu foto keluarga. Wkwkwkwk.

Tentu saja saya bangga, ayah saya jadi idola banyak orang. Dan mungkin karena gengsi pribadi saya saja, saya tidak mau mengaku bahwa saya mengidolakan ayah sendiri.

Orang ini hidupnya benar-benar melampaui segala batas. Saat kecil hidup sangat susah, lalu mampu menjadi seperti sekarang serta memberi kebahagiaan dan kenyamanan bagi keluarganya.

Tuhan juga memberkahinya dengan kondisi fisik yang superman. Tidak banyak orang yang bisa hidup puluhan tahun hanya dengan tidur empat jam sehari. Tidak banyak yang bisa selamat setelah menghadapi ancaman kesehatan begitu hebat. Lebih sedikit lagi yang setelah selamat justru bekerja lebih keras lagi mendedikasikan hidupnya untuk kebaikan orang banyak.

Dan di saat masalah melanda, dia bisa begitu tenang, begitu dingin. Dia berbicara kepada kami sebagai keluarga, tapi tidak mau bertele-tele dan membuat kami (khususnya ibu) ikut terganggu.

Tentu saja apa saja yang dia ucapkan tidak bisa saya tulis di sini. Tapi, yang jelas, dia membuat kami makin bangga.

Andai waktu muda dulu saya sudah sadar betapa hebatnya “Abah”, mungkin saya tidak perlu foto Senna, Jobs, Einstein, Yoda, dan Darth Maul. Cukup foto keluarga saja. (*)

Azrul AnandaHampir semua orang punya poster/foto/tempelan tokoh idola di dinding/meja ketika muda atau sampai sekarang. Punya alasan kenapa memilih orang itu?
***
Di tembok kamar saya waktu muda, banyak hiasannya. Waktu SMP di Surabaya, dinding kamar saya dicat kuning dengan garis hijau dan hitam/biru gelap. Sama dengan corak warna helm pembalap legendaris Ayrton Senna.

Ketika kuliah, lebih variatif. Poster gambar artis cewek, pasti. Siapa? Rahasia. Dan gambarnya memang agak seksi, wkwkwkwk. Diambil dari cover majalah, yang di dalamnya ada pose dia tidak pakai banyak helai.

Plus, ada gambar yang lain-lain. Tapi, yang paling penting mungkin tempelan foto/kartu pos yang ada di meja. Sebab, mereka bukan sekadar tokoh idola. Mereka juga melambangkan hal-hal tertentu.

Ada Ayrton Senna, Steve Jobs, Albert Einstein, Yoda, dan Darth Maul.

Senna? Tidak perlu dijelaskan lagi. Sudah pernah saya tulis mendetail di Happy Wednesday edisi 16. Di deretan itu, dia melambangkan ambisi dan kerja keras seseorang dalam meraih kesempurnaan.

Steve Jobs? Ketika sang legenda meninggal beberapa tahun lalu, saya menulis catatan tentang dia. Kalau mau baca, bisa ikuti link http://www.jawapos.com/baca/op inidetail/18610/Tetaplah-Lapar -Tetaplah-Bodoh dari Jawa Pos edisi Jumat, 7 Oktober 2011.

Di deretan itu, dia melambangkan kreativitas dan visi. Menginspirasi untuk berani berpikir berbeda dan melakukan perubahan.

“Kreativitas hanyalah menyambungkan satu hal dengan yang lain. Ketika Anda tanya orang kreatif bagaimana mereka melakukannya, mereka merasa sedikit bersalah karena mereka tidak benar-benar melakukannya. Mereka hanya melihat sesuatu. Dan itu bisa mereka lihat karena mereka mampu menyambungkan pengalaman-pengalaman yang mereka miliki, lalu meracik hal baru,” kata Jobs soal topik kreativitas.

Albert Einstein? Terus terang, saya juga merasa agak aneh memasang kartu pos dia di deretan ini. Saya melihatnya di sebuah toko, menyukainya, lalu membelinya. Dan kemudian menempelnya bersama tokoh-tokoh lain itu.

Kebetulan mungkin saya penggemar Meg Ryan, dan dia pernah main film romantic comedy berjudul I.Q., yang di dalamnya ada Einstein ikut “meracik cinta” karakter Ryan dengan karakter Tim Robbins. Einstein diperankan Walther Matthau.

Yang pasti, Einstein mungkin adalah orang terpintar di dunia. Saya tak tahu dan tak begitu peduli teori-teori dia apa saja, tapi saya suka kutipan-kutipannya.

“Orang yang tidak pernah membuat kesalahan adalah orang yang tidak pernah mencoba hal-hal baru.” Itu salah satunya.

Dan belakangan saya sadar, Einstein punya kutipan terkenal yang sesuai dengan hobi terbaru saya, bersepeda: “Hidup ini seperti mengendarai sepeda. Untuk menjaga keseimbangan, kita harus terus bergerak.”
Dua yang terakhir? Ketahuan deh kalau saya penggemar Star Wars. Dan dulu pernah menulis di Jawa Pos pengalaman saya antre berjam-jam pada 1999 untuk membeli tiket Star Wars Episode I: The Phantom Menace. Kemudian dapat tiket nonton bioskop jam 7 pagi!
Ada banyak karakter keren dan imajinatif di serial Star Wars. Yang paling saya suka dan saya koleksi mainan/pernak-perniknya adalah Yoda.

Tokoh mungil berkulit hijau itu tampak lemah, tapi dia adalah Jedi (semacam Pandawa-nya Star Wars) yang paling hebat. Gurunya para Jedi. Jangan pernah menilai seseorang dari ukuran badannya!
Yoda adalah yang paling kuat, tapi juga paling bijak. Mungkin, di deretan itu, dia melambangkan kebijakan.

Darth Maul?
Di kisah Star Wars, Darth Maul adalah seorang Sith (Kurawa-nya Star Wars). Salah satu wakil sisi kegelapan. Di Episode I, terus terang dia tidak nongol banyak. Tapi, dia punya senjata paling keren (double-bladed lightsaber) dan penampilan paling keren (wajah merah bertato dengan sederetan tanduk di kepala).

Adegan pertarungan Darth Maul melawan Qui-Gon Jinn dan Obi-Wan Kenobi mungkin hanya sepuluh menit. Namun, itu adalah adegan yang super superkeren. Saya nonton di bioskop empat kali hanya untuk melihat sepuluh menit ajaib itu.

Saking sukanya dengan Darth Maul, hampir semua mainannya saya punya. Replika pedangnya saya punya. Dan waktu kuliah itu, poster besar badan utuhnya menghiasi dinding ruang tamu apartemen saya.

Ada juga sebuah bust (patung kepala) yang bisa dibuka menjadi tempat kue, yang sangat realistis. Saya pasang di atas lemari, menghadap tempat tidur saya.

Lucu, ketika ibu saya datang berkunjung dan tidur di kamar saya (saya pindah ke sofa), dia selalu minta supaya patung kepala itu dibalik menghadap tembok. Wkwkwkwkwk.

Mengapa ada Darth Maul di situ? Well, harus ada sisi jahat untuk melengkapi sebuah karakter, bukan? Dan kalau harus jadi jahat, jadilah kesatria yang keren dengan gaya yang superkeren pula!

***

Siapa tokoh idola yang gambarnya menempel di dinding/meja Anda? Belakangan, saya sering agak tersipu malu. Banyak teman atau kenalan yang memajang foto ayah saya, baik itu di rumah atau minimal di status BBM-nya.

Saya bilang ke mereka: Saya juga punya foto dia. Tapi, itu namanya bukan tokoh idola. Itu foto keluarga. Wkwkwkwk.

Tentu saja saya bangga, ayah saya jadi idola banyak orang. Dan mungkin karena gengsi pribadi saya saja, saya tidak mau mengaku bahwa saya mengidolakan ayah sendiri.

Orang ini hidupnya benar-benar melampaui segala batas. Saat kecil hidup sangat susah, lalu mampu menjadi seperti sekarang serta memberi kebahagiaan dan kenyamanan bagi keluarganya.

Tuhan juga memberkahinya dengan kondisi fisik yang superman. Tidak banyak orang yang bisa hidup puluhan tahun hanya dengan tidur empat jam sehari. Tidak banyak yang bisa selamat setelah menghadapi ancaman kesehatan begitu hebat. Lebih sedikit lagi yang setelah selamat justru bekerja lebih keras lagi mendedikasikan hidupnya untuk kebaikan orang banyak.

Dan di saat masalah melanda, dia bisa begitu tenang, begitu dingin. Dia berbicara kepada kami sebagai keluarga, tapi tidak mau bertele-tele dan membuat kami (khususnya ibu) ikut terganggu.

Tentu saja apa saja yang dia ucapkan tidak bisa saya tulis di sini. Tapi, yang jelas, dia membuat kami makin bangga.

Andai waktu muda dulu saya sudah sadar betapa hebatnya “Abah”, mungkin saya tidak perlu foto Senna, Jobs, Einstein, Yoda, dan Darth Maul. Cukup foto keluarga saja. (*)

Artikel Terkait

Wayan di New York

Trump Kecele Lagi

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/