25 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Tak Perlu Marah, Kualanamu Kelar 2012

Direktur Bandara Dephub RI Jamin Pembangunan Tepat Waktu

JAKARTA-Pernyataan mantan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla terkait proses pembangunan Bandara Kualanamu, mendapat tanggapan pejabat Departemen Perhubungan (Dephub). Direktur Bandara Dephub, Bambang Cahyono mengatakan, tanpa ada yang marah pun, pembangunan bandara pengganti Polonia itu jalan terus dan sudah sesuai schedule.

”Tak perlu ada yang marah. Saya pastikan bahwa target akan terkejar. Hingga saat ini masih on schedule,” ujar Bambang Cahyono kepada Sumut Pos di Jakarta, kemarin (19/7).

Seperti diberitakan, saat pidato di acara pelantikan pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Sumut, Senin (18/7) di Medan Club, Jusuf Kalla (JK) mengatakan, “Penyelesaian Bandara Kuala Namu bisa cepat selesai bila banyak pihak yang marah.”

JK juga menceritakan, ketika menjabat sebagai Wapres sudah tiga kali mendatangi bandara tersebut. Kehadirannya itu setiap enam bulan sekali. “Jadi kalau saya hitung, saya baru tiga kali marah bandara sudah berdiri seperti itu,” katanya sembari tersenyum disambut tawa para undangan.

Bambang Cahyono menjelaskan, saat ini proses pembangunan sudah memasuki minggu ke-182. Dari data yang ada, dari 11 paket pekerjaan di sektor publik, tujuh paket pekerjaan diantaranya sudah mencapai 100 persen atau mendekati angka itu.

Paket pekerjaan yang sudah mencapai 100 persen antara lain, pekerjaan bangunan umum, bangunan penunjang, bangunan operasional. Bangunan penunjang seperti control tower, operational building, general workshop, fire station, emergency building, sub station building, ATC Radar, transmitter station, receiver station, power house, ad bandara, dan general aviation. Pekerjaan bangunan umum seperti bangunan pemerintahan, bangunan ad bandaran
bangunan perumahan, mushala, dan balai pengobatan.

Sedangkan untuk pekerjaan elektrik mekanik, sudah mencapai 90 persen. Pekerjaan navigasi udara sudah 63 persen, dan pekerjaan runway baru mencapai 8,9 persen. “Untuk sektor publik yang dibiayai APBN pekerjaan sudah mencapai 82,4 persen. Selalu ada kemajuan, tidak terlambat, masih on schedulu,” terangnya.

Diakui, pekerjaan  pembangunan runway tergolong paling lambat karena sempat ada masalah pasokan material berupa pasir untuk pemadatan runway (landasan pacu). “Tapi sekarang masalah itu sudah beres, sudah dibicarakan dengan bupati,” ujar Bambang.

Dia mengaku setiap saat selalu memantau data perkembangan pekerjaan. “Data selalu ada di meja saya. Jadi, setiap saya bicara, selalu menggunakan data. Saya monitor terus perkembangannya,” ucapnya.

Bambang menjanjikan, usai lebaran nanti pekerjaan akan lebih dikebut lagi. Dikatakan, progres pembangunan bandara Kualanamu baru saja dilaporkan dan dibahas di Kantor Wapres. “Terakhir, beberapa hari lalu di Wapres, tak ada masalah. Target optimis, Nopember 2012,” ujar Bambang.
Namun, dia mengakui, ada persoalan lain yang akan mengganggu, yakni akses jalan masuk ke Kualanamu. “Ada tanah yang masih dalam proses pembebasan,” katanya.

Kekurangan Pasir

Sementara itu, terhentinya pasokan pasir mengakibatkan terhentinya pembangunan runway Bandara Kuala Namu. Padahal pembangunan runway membutuhkan material quaris (pasir sungai) sekira 1, 500 000 meter kubik.
Pantau awak Sumut Pos, Selasa (19/7), dilokasi Pembangunan Bandara Kualanamu di Kecamatan Beringin dan Pantai Labu, dua unit alat berat buldoser yang sedang berkerja mengeser material pasir. Namun, puluhan truk yang biasanya mengangkut material pasir terlihat parkir di sebelah selatan lokasi bandara. Kondisi truk pengangkut pasir “ngangurnya” ini telah berlangsung hampir sebulan.

Areal runway yang baru tertimbun material pasir sungai masih sekira 700 meter. Kondisinya telah dipadatkan mengunakan alat berat “geleder”. Di lokasi yang sama sebagian pekerja yang dipekerjakan terlihat duduk-duduk ditenda yang sengajak dipasang menanti material pasir yang diangkut truk.
“Inilah bang, sudah hampir tiga pekan kami menunggu pasokan pasir,” bilang pekerja penimbunan runway yang mengaku bernama Marwan.

Terpisah, Pejabat SPM Satker Departemen Perhubungan Udara Sigit Widodo, menjelaskan perkerjan penimbunan runway memasuki tahap ke 2. Tahap pertama telah berlangsung tahun 2009 silam dengan mengunakan pasir laut yang diambil dari pantai Pantai Labu.

Untuk tahap ke 2 membutuhkan waktu sekira 22 bulan. Awal pekerjanya awal bulan Januari tahun 2011, diperkirakan selesai November tahun 2012. “Sesuai jadwal tahun 2013 Bandara siap dioperasikan,” bilangnya.

Dilanjutkanya, setiap pelaksana pekerjan pembangunan baik proses penimbunan sesuai dengan prinsip efesiensi biaya, mutu dan waktu (BMW). Biaya penimbunan runway saat ini sekitar Rp400 miliar yang bersumber dari APBN.
Pelaksana penimbunan runway PT Waskita Yasa, mengalami kendala ketersedian pasokan material. Pasalnya beberapa lokasi tambang pasir belum memiliki izin galian C dari Pemkab Deli Serdang.

Selain itu Pemkab Deli Serdang menghentikan kegiatan penambangan galian C tanpa izin. “Pekerjan dihentikan sambil menunggu kontraktur mengurus izin galian C,” bilangnya.

Sedangkan Wakil Bupati Deli Serdang Zainuddin Mars menyatakan, Pemkab Deli Serdang sedang berkoordinasi dengan pihak PT Waskita Yasa membicarakan serta mencari solusi mengatasi terhentinya pasokan pasir.
“Tentunya solusi yang ditempu harus taat aturan serta udang-undang yang ada. Permohonan sudah diajukan, tetapikan perlu diproses dengan mekanisme yang ada,” jelasnya.

Kepala Satuan Kerja Departemen Perhubungan Udara, Darfin Sinaga ketika dijumpai Sumut Pos, di sekretarian Pemkab Deli Serdang seusai rapat beberapa waktu lalu, terkesan menutup diri dan buru-buru meninggalkan lokasi rapat.”mantap-mantap,”ucapnya sebari mengacungkan jempol kanannya.

Wakil Ketua DPRD Sumut Chaidir Ritonga mengingatkan, semakin menipisnya waktu penyelesaian Bandara Kualanamu yang ditarget pada 2012 mendatang DPRD Sumut merasa perlu membentuk Tim Pansus. Hal tersebut ternyata sudah diparipurnakan sejak dua bulan lalu. “Tinggal menunggu antrean pengukuhan saja. Karena banyak tim pansus untuk permasalahan lain yang sebelumnya juga sudah diparipurnakan terlebih dulu, namun, belum dikukuhkan,” ungkap Chaidir, Selasa (19/7).

Kader Golkar ini juga menyatakan, DPRD Sumut menargetkan, pada Ramadan ini Tim Pansus Kualanamu bisa bekerja sesuai tupoksinya. “Karena permasalahan ini termasuk hal yang diprioritaskan. Jadi harapannya, secepatnya tim ini bisa bekerja,” katanya lagi.

Chaidir mengutarakan, sudah seharusnya proyek urgen sekelas Bandara Internasional Kualanamu memiliki orang yang punya perhatian khusus untuk itu. “Saat ini kita butuh sosok JK (Jusuf Kalla), jika beberapa kali saja lagi dia datang memantau proyek itu, maka saya yakin progresnya akan semakin cepat selesai. Saat itu, JK melakukan pantauan setiap enam bulan sekali, dan memang harus seperti itu. Jadi, proyek Bandara Internasional Kualanamu ini membutuhkan pemantau secara berkala seperti yang dilakukan JK,” terang Chaidir.

Masalah yang timbul saat ini menurut Chaidir, Indonesia tak memiliki individu seperti sosok JK. “Seharusnya yang melakukan pantauan ini adalah Wapres Budiono. Beliau harus siap ‘marah-marah’ agar Bandara Internasional Kualanamu ini cepat selesai. Marah maksudnya melakukan evaluasi, dan pengecekan secara berkala dan intensif,” ujarnya. (Wakil Ketua DPRD Sumut Chaidir Ritonga mengingatkan, semakin menipisnya waktu penyelesaian Bandara Kualanamu yang ditarget pada 2012 mendatang DPRD Sumut merasa perlu membentuk Tim Pansus. Hal tersebut ternyata sudah diparipurnakan sejak dua bulan lalu. “Tinggal menunggu antrean pengukuhan saja. Karena banyak tim pansus untuk permasalahan lain yang sebelumnya juga sudah diparipurnakan terlebih dulu, namun, belum dikukuhkan,” ungkap Chaidir, Selasa (19/7).

Kader Golkar ini juga menyatakan, DPRD Sumut menargetkan, pada Ramadan ini Tim Pansus Kualanamu bisa bekerja sesuai tupoksinya. “Karena permasalahan ini termasuk hal yang diprioritaskan. Jadi harapannya, secepatnya tim ini bisa bekerja,” katanya lagi.

Chaidir mengutarakan, sudah seharusnya proyek urgen sekelas Bandara Internasional Kualanamu memiliki orang yang punya perhatian khusus untuk itu. “Saat ini kita butuh sosok JK (Jusuf Kalla), jika beberapa kali saja lagi dia datang memantau proyek itu, maka saya yakin progresnya akan semakin cepat selesai. Saat itu, JK melakukan pantauan setiap enam bulan sekali, dan memang harus seperti itu. Jadi, proyek Bandara Internasional Kualanamu ini membutuhkan pemantau secara berkala seperti yang dilakukan JK,” terang Chaidir.

Masalah yang timbul saat ini menurut Chaidir, Indonesia tak memiliki individu seperti sosok JK. “Seharusnya yang melakukan pantauan ini adalah Wapres Budiono. Beliau harus siap ‘marah-marah’ agar Bandara Internasional Kualanamu ini cepat selesai. Marah maksudnya melakukan evaluasi, dan pengecekan secara berkala dan intensif,” ujarnya. (saz/btr/saz)

Direktur Bandara Dephub RI Jamin Pembangunan Tepat Waktu

JAKARTA-Pernyataan mantan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla terkait proses pembangunan Bandara Kualanamu, mendapat tanggapan pejabat Departemen Perhubungan (Dephub). Direktur Bandara Dephub, Bambang Cahyono mengatakan, tanpa ada yang marah pun, pembangunan bandara pengganti Polonia itu jalan terus dan sudah sesuai schedule.

”Tak perlu ada yang marah. Saya pastikan bahwa target akan terkejar. Hingga saat ini masih on schedule,” ujar Bambang Cahyono kepada Sumut Pos di Jakarta, kemarin (19/7).

Seperti diberitakan, saat pidato di acara pelantikan pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Sumut, Senin (18/7) di Medan Club, Jusuf Kalla (JK) mengatakan, “Penyelesaian Bandara Kuala Namu bisa cepat selesai bila banyak pihak yang marah.”

JK juga menceritakan, ketika menjabat sebagai Wapres sudah tiga kali mendatangi bandara tersebut. Kehadirannya itu setiap enam bulan sekali. “Jadi kalau saya hitung, saya baru tiga kali marah bandara sudah berdiri seperti itu,” katanya sembari tersenyum disambut tawa para undangan.

Bambang Cahyono menjelaskan, saat ini proses pembangunan sudah memasuki minggu ke-182. Dari data yang ada, dari 11 paket pekerjaan di sektor publik, tujuh paket pekerjaan diantaranya sudah mencapai 100 persen atau mendekati angka itu.

Paket pekerjaan yang sudah mencapai 100 persen antara lain, pekerjaan bangunan umum, bangunan penunjang, bangunan operasional. Bangunan penunjang seperti control tower, operational building, general workshop, fire station, emergency building, sub station building, ATC Radar, transmitter station, receiver station, power house, ad bandara, dan general aviation. Pekerjaan bangunan umum seperti bangunan pemerintahan, bangunan ad bandaran
bangunan perumahan, mushala, dan balai pengobatan.

Sedangkan untuk pekerjaan elektrik mekanik, sudah mencapai 90 persen. Pekerjaan navigasi udara sudah 63 persen, dan pekerjaan runway baru mencapai 8,9 persen. “Untuk sektor publik yang dibiayai APBN pekerjaan sudah mencapai 82,4 persen. Selalu ada kemajuan, tidak terlambat, masih on schedulu,” terangnya.

Diakui, pekerjaan  pembangunan runway tergolong paling lambat karena sempat ada masalah pasokan material berupa pasir untuk pemadatan runway (landasan pacu). “Tapi sekarang masalah itu sudah beres, sudah dibicarakan dengan bupati,” ujar Bambang.

Dia mengaku setiap saat selalu memantau data perkembangan pekerjaan. “Data selalu ada di meja saya. Jadi, setiap saya bicara, selalu menggunakan data. Saya monitor terus perkembangannya,” ucapnya.

Bambang menjanjikan, usai lebaran nanti pekerjaan akan lebih dikebut lagi. Dikatakan, progres pembangunan bandara Kualanamu baru saja dilaporkan dan dibahas di Kantor Wapres. “Terakhir, beberapa hari lalu di Wapres, tak ada masalah. Target optimis, Nopember 2012,” ujar Bambang.
Namun, dia mengakui, ada persoalan lain yang akan mengganggu, yakni akses jalan masuk ke Kualanamu. “Ada tanah yang masih dalam proses pembebasan,” katanya.

Kekurangan Pasir

Sementara itu, terhentinya pasokan pasir mengakibatkan terhentinya pembangunan runway Bandara Kuala Namu. Padahal pembangunan runway membutuhkan material quaris (pasir sungai) sekira 1, 500 000 meter kubik.
Pantau awak Sumut Pos, Selasa (19/7), dilokasi Pembangunan Bandara Kualanamu di Kecamatan Beringin dan Pantai Labu, dua unit alat berat buldoser yang sedang berkerja mengeser material pasir. Namun, puluhan truk yang biasanya mengangkut material pasir terlihat parkir di sebelah selatan lokasi bandara. Kondisi truk pengangkut pasir “ngangurnya” ini telah berlangsung hampir sebulan.

Areal runway yang baru tertimbun material pasir sungai masih sekira 700 meter. Kondisinya telah dipadatkan mengunakan alat berat “geleder”. Di lokasi yang sama sebagian pekerja yang dipekerjakan terlihat duduk-duduk ditenda yang sengajak dipasang menanti material pasir yang diangkut truk.
“Inilah bang, sudah hampir tiga pekan kami menunggu pasokan pasir,” bilang pekerja penimbunan runway yang mengaku bernama Marwan.

Terpisah, Pejabat SPM Satker Departemen Perhubungan Udara Sigit Widodo, menjelaskan perkerjan penimbunan runway memasuki tahap ke 2. Tahap pertama telah berlangsung tahun 2009 silam dengan mengunakan pasir laut yang diambil dari pantai Pantai Labu.

Untuk tahap ke 2 membutuhkan waktu sekira 22 bulan. Awal pekerjanya awal bulan Januari tahun 2011, diperkirakan selesai November tahun 2012. “Sesuai jadwal tahun 2013 Bandara siap dioperasikan,” bilangnya.

Dilanjutkanya, setiap pelaksana pekerjan pembangunan baik proses penimbunan sesuai dengan prinsip efesiensi biaya, mutu dan waktu (BMW). Biaya penimbunan runway saat ini sekitar Rp400 miliar yang bersumber dari APBN.
Pelaksana penimbunan runway PT Waskita Yasa, mengalami kendala ketersedian pasokan material. Pasalnya beberapa lokasi tambang pasir belum memiliki izin galian C dari Pemkab Deli Serdang.

Selain itu Pemkab Deli Serdang menghentikan kegiatan penambangan galian C tanpa izin. “Pekerjan dihentikan sambil menunggu kontraktur mengurus izin galian C,” bilangnya.

Sedangkan Wakil Bupati Deli Serdang Zainuddin Mars menyatakan, Pemkab Deli Serdang sedang berkoordinasi dengan pihak PT Waskita Yasa membicarakan serta mencari solusi mengatasi terhentinya pasokan pasir.
“Tentunya solusi yang ditempu harus taat aturan serta udang-undang yang ada. Permohonan sudah diajukan, tetapikan perlu diproses dengan mekanisme yang ada,” jelasnya.

Kepala Satuan Kerja Departemen Perhubungan Udara, Darfin Sinaga ketika dijumpai Sumut Pos, di sekretarian Pemkab Deli Serdang seusai rapat beberapa waktu lalu, terkesan menutup diri dan buru-buru meninggalkan lokasi rapat.”mantap-mantap,”ucapnya sebari mengacungkan jempol kanannya.

Wakil Ketua DPRD Sumut Chaidir Ritonga mengingatkan, semakin menipisnya waktu penyelesaian Bandara Kualanamu yang ditarget pada 2012 mendatang DPRD Sumut merasa perlu membentuk Tim Pansus. Hal tersebut ternyata sudah diparipurnakan sejak dua bulan lalu. “Tinggal menunggu antrean pengukuhan saja. Karena banyak tim pansus untuk permasalahan lain yang sebelumnya juga sudah diparipurnakan terlebih dulu, namun, belum dikukuhkan,” ungkap Chaidir, Selasa (19/7).

Kader Golkar ini juga menyatakan, DPRD Sumut menargetkan, pada Ramadan ini Tim Pansus Kualanamu bisa bekerja sesuai tupoksinya. “Karena permasalahan ini termasuk hal yang diprioritaskan. Jadi harapannya, secepatnya tim ini bisa bekerja,” katanya lagi.

Chaidir mengutarakan, sudah seharusnya proyek urgen sekelas Bandara Internasional Kualanamu memiliki orang yang punya perhatian khusus untuk itu. “Saat ini kita butuh sosok JK (Jusuf Kalla), jika beberapa kali saja lagi dia datang memantau proyek itu, maka saya yakin progresnya akan semakin cepat selesai. Saat itu, JK melakukan pantauan setiap enam bulan sekali, dan memang harus seperti itu. Jadi, proyek Bandara Internasional Kualanamu ini membutuhkan pemantau secara berkala seperti yang dilakukan JK,” terang Chaidir.

Masalah yang timbul saat ini menurut Chaidir, Indonesia tak memiliki individu seperti sosok JK. “Seharusnya yang melakukan pantauan ini adalah Wapres Budiono. Beliau harus siap ‘marah-marah’ agar Bandara Internasional Kualanamu ini cepat selesai. Marah maksudnya melakukan evaluasi, dan pengecekan secara berkala dan intensif,” ujarnya. (Wakil Ketua DPRD Sumut Chaidir Ritonga mengingatkan, semakin menipisnya waktu penyelesaian Bandara Kualanamu yang ditarget pada 2012 mendatang DPRD Sumut merasa perlu membentuk Tim Pansus. Hal tersebut ternyata sudah diparipurnakan sejak dua bulan lalu. “Tinggal menunggu antrean pengukuhan saja. Karena banyak tim pansus untuk permasalahan lain yang sebelumnya juga sudah diparipurnakan terlebih dulu, namun, belum dikukuhkan,” ungkap Chaidir, Selasa (19/7).

Kader Golkar ini juga menyatakan, DPRD Sumut menargetkan, pada Ramadan ini Tim Pansus Kualanamu bisa bekerja sesuai tupoksinya. “Karena permasalahan ini termasuk hal yang diprioritaskan. Jadi harapannya, secepatnya tim ini bisa bekerja,” katanya lagi.

Chaidir mengutarakan, sudah seharusnya proyek urgen sekelas Bandara Internasional Kualanamu memiliki orang yang punya perhatian khusus untuk itu. “Saat ini kita butuh sosok JK (Jusuf Kalla), jika beberapa kali saja lagi dia datang memantau proyek itu, maka saya yakin progresnya akan semakin cepat selesai. Saat itu, JK melakukan pantauan setiap enam bulan sekali, dan memang harus seperti itu. Jadi, proyek Bandara Internasional Kualanamu ini membutuhkan pemantau secara berkala seperti yang dilakukan JK,” terang Chaidir.

Masalah yang timbul saat ini menurut Chaidir, Indonesia tak memiliki individu seperti sosok JK. “Seharusnya yang melakukan pantauan ini adalah Wapres Budiono. Beliau harus siap ‘marah-marah’ agar Bandara Internasional Kualanamu ini cepat selesai. Marah maksudnya melakukan evaluasi, dan pengecekan secara berkala dan intensif,” ujarnya. (saz/btr/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/