30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Tersangka Erwin Berasal Dari Keluarga Polisi

Kediaman orang tua salah seorang pelaku pembunuhan Wahyuni Simangunsong (26) pegawai BRI Syariah Cabang S Parman Medan yakni, Briptu Erwin Panjaitan terletak di Komplek Sri Gunting, Blok G, No. 48 G, Kelurahan Sunggal Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli serdang.

Di rumah bercat putih, berpagar warna hitam dan terparkir sebuah mobil sedan warna merah BK 1030 FL, tampak tenang. Pintu rumahnya pun tertutup.

Salah seorang warga yang ditemui Sumut Pos di rumahnya, yang berada di belakang kediaman orangtua dan enggan disebutkan namanya menuturkan, Erwin Panjaitan adalah seorang personel polisi yang memiliki kepribadian santun, ramah dan pendiam.

“Oo, yang orangnya agak hitam ya. Itu rumah orangtuanya (Erwin Panjaitan, red) Bapak Panjaitan dan Ibu Panjaitan. Dia orangnya baik kok, ramah,” ungkap ibu yang memiliki sebuah kios kecil tepat di depan rumahnya.

Saat mulai ditanya, apakah Erwin Panjaitan telah lama tinggal di situ, ibu berkulit putih itu dengan wajah yang menunjukan raut curiga mengatakan, Erwin sudah lama tinggal di situ. Namun, Erwin juga telah memiliki rumah di tempat lain, sehingga tidak begitu sering lagi datang ke rumah orangtuanya.

“Sudah lama dia tinggal di situ. Tapi ada juga rumahnya sendiri sama istrinya,” jawabnya singkat.
Tak berapa lama, datang juga seorang ibu yang rumahnya berada di belakang rumah orangtua Erwin Panjaitan. Perempuan berpostur tinggi dan kurus tersebut juga menyatakan hal yang sama bahwa Erwin Panjaitan adalah orang yang baik.

“Baik orangnya. Bapak Panjaitan dan Ibu Panjaitan juga baik. Kalau Ibu Panjaitan kalau sore begini sering ke sini, ngobrol-ngobrol lah. Tapi sore ini, belum ada nampak. Mungkin lagi di rumah dia (Ibu Panjaitan, Red),” bebernya.

Tak berapa lama, Sumut Pos kembali berupaya menemui tetangga dari orang tua Erwin Panjaitan yang berselang beberapa rumah dari kediaman Bapak dan Ibu Panjaitan tersebut.
Dari seorang ibu Sumut Pos mendapat keterangan yang cukup berarti. Ibu itu juga membenarkan kalau Erwin Panjaitan memiliki kepribadian yang pendiam namun ramah.

“Kalau ketemu, dia sering menegur. Dia nggak banyak cerita, tapi nggak sombong. Kedua orangtuanya juga baik. Ramah-ramah orang itu. Dia kan punya rumah di daerah Paya Geli sana. Kalau kemari dulunya memang sering, tapi beberapa minggu ini kayaknya nggak pernah nampak,” kisahnya.

Dikatakannya, dalam dua pekan ini, tepatnya sebelum tanggal 1 Agustus atau hari pertama puasa Ramadan, Erwin Panjaitan memang sudah tidak pernah lagi kelihatan datang.
Mengenai berita pembunuhan Wahyuni Simangunsong tersebut juga, sempat menjadi perbincangan di komplek yang mayoritas dihuni para anggota kepolisian tersebut.

“Waktu tanggal 1 Agustus itu, saya ada cerita sama tetangga yang pulang dari Balige. Katanya ada pembunuhan pegawai Bank BRI itu. Tapi, kami tidak menyangka kalau tadi (kemarin pagi, Red) ternyata si Erwin ketangkap polisi katanya dia pelaku pembunuhan itu. Nggak nyangkalah, karena dia itu kan polisi, pendiam, ramah, pokoknya baiklah. Memang sejak 1 Agustus itu, dia nggak pernah lagi kelihatan datang kemari,” tuturnya.

Dijelaskannya, warga komplek sekitar tahu bahwa Erwin terlibat pembunuhan tersebut yakni sekitar pukul 07.00 WIB atau pukul 07.30 WIB, ada petugas polisi berpakaian preman dengan membawa mobil, dan ternyata di dalam mobil itu ada Erwin Panjaitan. Tak lama berselang, ada dua orang yang ditangkap yang katanya orang yang ikut dalam pembunuhan tersebut. Spontan saja, dengan kejadian itu menjadi tontonan warga komplek tersebut.

“Tadi pagi, ada mobil yang katanya dari Polresta Medan. Ternyata di dalamnya ada Erwin Panjaitan. Nggak lama, ada yang ditangkap. Dua orang itu suami istri. Tapi bukan polisi. Mungkin Erwin Panjaitan disuruh polisi Polresta Medan untuk menunjukkan pelaku lainnya. Betul, betul nggak nyangka saya. Tadi heboh lah komplek sini. Tadi Pak Panjaitan sekitar pukul 09.00 WIB, setelah kejadian itu nampak pulang naik mobil sedan merah itu. Mungkin mau ngurus itu ya,” bebernya lagi.

Dikatakannya, Erwin Panjaitan merupakan satu-satunya anak Bapak dan Ibu Panjaitan yang menjadi polisi. Sementara, abang dan adiknya memiliki profesi lain.

“Bapak itu punya tiga orang anak. Pertama abangnya Erwin, tapi sekarang di Jakarta. Katanya pengusaha. Kalau adiknya itu perempuan, dan kerjanya sebagai bidan. Jadi cuma Erwin lah yang jadi polisi. Kalau Pak Panjaitan itu juga polisi, tapi saya nggak tahu tugasnya dimana. Erwin juga saya tidak tahu tugasnya dimana,” paparnya.

Ibu tadi ini juga mengatakan, dua tahun lalu sebenarnya Erwin juga pernah melakukan perampokan. Dan berdasarkan sepengetahuannya, Erwin tidak ditahan. Malah teman Erwin yang dipenjara.
Diceritakannya, perampokan yang dilakukan Erwin saat itu melibatkan salah seorang warga di komplek tersebut bernama Sisu. Sosok Sisu ini adalah sosok warga biasa dan terbilang kurang mampu, serta memiliki satu orang anak.

“Kalau nggak salah dua tahun lalu, dia (Erwin, Red) juga pernah melakukan perampokan. Dia ngajak orang sini, namanya Sisu. Sisu ini orang susah gitulah, tapi sedikit bandal, mau mabuk dan sebagainya. Waktu itu heboh juga di sini, berarti dengan kejadian ini sudah dua kali. Tapi kalau yang itu tidak ada pembunuhan, yang sekarang ini ada pembunuhan. Waktu itu, kayaknya Erwin tidak ditahan. Yang ditahan itu si Sisu. Setelah keluar dari penjara, Sisu membawa istri dan anaknya kembali ke Jawa,” kisahnya.

Ibu itu menduga, dalam kasus ini bisa saja karena faktor percintaan antara Erwin dengan almarhum Wahyuni Simangunsong. “Ya, namanya polisi. Bisa saja kan kayak gitu,” prediksinya.
Keterangan seorang personel Sat Brimob Polda Sumut, Erwin Panjaitan merupakan anak petugas Sat Brimob Polda Sumut yang sekarang bertugas di Langkat.

“Bapaknya itu anggota Brimob juga dulu di Polda Sumut sebelum pindah tugas di Langkat. Sekarang bapaknya di Langkat bertugas,” cetus seorang perwira Sat Brimob.

Ditambahkannya, ibu Erwin Panjaitan juga merupakan pegawai di salah satu dinas di Pemko Medan. “Ibunya itu pegawai PNS di salah satu dinas yang ada di Medan ini dan masih aktif. Kalau saya tidak salah, antara si Erwin Panjaitan dan Ria br Hutabarat itu masih ada hubungan darah” tambahnya.
Kapolresta Medan Kombes Pol Tagam Sinaga kasus kejahatan yang pernah dilakukan Erwin pada tahun 2007. Kasusnya pun bukan penjambretan, tetapi kejahatan yang disebut dengan istilah opskolep, singkatan operasi kolor lepas.

Dalam kejahatan ini, Erwin dan Ria Hutabarat berpura-pura sebagai polisi yang sedang merazia di hotel-hotel kecil. Lantas pasangan mesum yang baru keluar dari hotel langsung diperiksa identitasnya. Jika berbeda alamat identitasnya, keduanya diancam akan diberitahukan kasus perselingkuhannya kepada keluarga yang bersangkutan. Jika tidak ingin diberitahu, maka harus membayar.

Dalam kasus ini, Erwin dihukum empat bulan penjara. Setelah dipenjara, Erwin ditugaskan di Polsek Kutalimbaru. Karena tidak pernah masuk, kemudian ditarik ke Polresta Medan dan dilakukan pembinaan. Berikutnya dalam proses pembinaan di kepolisian, ternyata Erwin kemudian tidak pernah melaporkan diri. Dia desersi sejak satu tahun lalu.

“Dicari tiga kali, tidak ketemu. Gajinya kemudian dihentikan karena desersi. Mungkin karena tidak ada uang makanya dia melakukan tindak kejahatan lagi,” kata Tagam. (jon/ari/mag-7)

Kediaman orang tua salah seorang pelaku pembunuhan Wahyuni Simangunsong (26) pegawai BRI Syariah Cabang S Parman Medan yakni, Briptu Erwin Panjaitan terletak di Komplek Sri Gunting, Blok G, No. 48 G, Kelurahan Sunggal Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli serdang.

Di rumah bercat putih, berpagar warna hitam dan terparkir sebuah mobil sedan warna merah BK 1030 FL, tampak tenang. Pintu rumahnya pun tertutup.

Salah seorang warga yang ditemui Sumut Pos di rumahnya, yang berada di belakang kediaman orangtua dan enggan disebutkan namanya menuturkan, Erwin Panjaitan adalah seorang personel polisi yang memiliki kepribadian santun, ramah dan pendiam.

“Oo, yang orangnya agak hitam ya. Itu rumah orangtuanya (Erwin Panjaitan, red) Bapak Panjaitan dan Ibu Panjaitan. Dia orangnya baik kok, ramah,” ungkap ibu yang memiliki sebuah kios kecil tepat di depan rumahnya.

Saat mulai ditanya, apakah Erwin Panjaitan telah lama tinggal di situ, ibu berkulit putih itu dengan wajah yang menunjukan raut curiga mengatakan, Erwin sudah lama tinggal di situ. Namun, Erwin juga telah memiliki rumah di tempat lain, sehingga tidak begitu sering lagi datang ke rumah orangtuanya.

“Sudah lama dia tinggal di situ. Tapi ada juga rumahnya sendiri sama istrinya,” jawabnya singkat.
Tak berapa lama, datang juga seorang ibu yang rumahnya berada di belakang rumah orangtua Erwin Panjaitan. Perempuan berpostur tinggi dan kurus tersebut juga menyatakan hal yang sama bahwa Erwin Panjaitan adalah orang yang baik.

“Baik orangnya. Bapak Panjaitan dan Ibu Panjaitan juga baik. Kalau Ibu Panjaitan kalau sore begini sering ke sini, ngobrol-ngobrol lah. Tapi sore ini, belum ada nampak. Mungkin lagi di rumah dia (Ibu Panjaitan, Red),” bebernya.

Tak berapa lama, Sumut Pos kembali berupaya menemui tetangga dari orang tua Erwin Panjaitan yang berselang beberapa rumah dari kediaman Bapak dan Ibu Panjaitan tersebut.
Dari seorang ibu Sumut Pos mendapat keterangan yang cukup berarti. Ibu itu juga membenarkan kalau Erwin Panjaitan memiliki kepribadian yang pendiam namun ramah.

“Kalau ketemu, dia sering menegur. Dia nggak banyak cerita, tapi nggak sombong. Kedua orangtuanya juga baik. Ramah-ramah orang itu. Dia kan punya rumah di daerah Paya Geli sana. Kalau kemari dulunya memang sering, tapi beberapa minggu ini kayaknya nggak pernah nampak,” kisahnya.

Dikatakannya, dalam dua pekan ini, tepatnya sebelum tanggal 1 Agustus atau hari pertama puasa Ramadan, Erwin Panjaitan memang sudah tidak pernah lagi kelihatan datang.
Mengenai berita pembunuhan Wahyuni Simangunsong tersebut juga, sempat menjadi perbincangan di komplek yang mayoritas dihuni para anggota kepolisian tersebut.

“Waktu tanggal 1 Agustus itu, saya ada cerita sama tetangga yang pulang dari Balige. Katanya ada pembunuhan pegawai Bank BRI itu. Tapi, kami tidak menyangka kalau tadi (kemarin pagi, Red) ternyata si Erwin ketangkap polisi katanya dia pelaku pembunuhan itu. Nggak nyangkalah, karena dia itu kan polisi, pendiam, ramah, pokoknya baiklah. Memang sejak 1 Agustus itu, dia nggak pernah lagi kelihatan datang kemari,” tuturnya.

Dijelaskannya, warga komplek sekitar tahu bahwa Erwin terlibat pembunuhan tersebut yakni sekitar pukul 07.00 WIB atau pukul 07.30 WIB, ada petugas polisi berpakaian preman dengan membawa mobil, dan ternyata di dalam mobil itu ada Erwin Panjaitan. Tak lama berselang, ada dua orang yang ditangkap yang katanya orang yang ikut dalam pembunuhan tersebut. Spontan saja, dengan kejadian itu menjadi tontonan warga komplek tersebut.

“Tadi pagi, ada mobil yang katanya dari Polresta Medan. Ternyata di dalamnya ada Erwin Panjaitan. Nggak lama, ada yang ditangkap. Dua orang itu suami istri. Tapi bukan polisi. Mungkin Erwin Panjaitan disuruh polisi Polresta Medan untuk menunjukkan pelaku lainnya. Betul, betul nggak nyangka saya. Tadi heboh lah komplek sini. Tadi Pak Panjaitan sekitar pukul 09.00 WIB, setelah kejadian itu nampak pulang naik mobil sedan merah itu. Mungkin mau ngurus itu ya,” bebernya lagi.

Dikatakannya, Erwin Panjaitan merupakan satu-satunya anak Bapak dan Ibu Panjaitan yang menjadi polisi. Sementara, abang dan adiknya memiliki profesi lain.

“Bapak itu punya tiga orang anak. Pertama abangnya Erwin, tapi sekarang di Jakarta. Katanya pengusaha. Kalau adiknya itu perempuan, dan kerjanya sebagai bidan. Jadi cuma Erwin lah yang jadi polisi. Kalau Pak Panjaitan itu juga polisi, tapi saya nggak tahu tugasnya dimana. Erwin juga saya tidak tahu tugasnya dimana,” paparnya.

Ibu tadi ini juga mengatakan, dua tahun lalu sebenarnya Erwin juga pernah melakukan perampokan. Dan berdasarkan sepengetahuannya, Erwin tidak ditahan. Malah teman Erwin yang dipenjara.
Diceritakannya, perampokan yang dilakukan Erwin saat itu melibatkan salah seorang warga di komplek tersebut bernama Sisu. Sosok Sisu ini adalah sosok warga biasa dan terbilang kurang mampu, serta memiliki satu orang anak.

“Kalau nggak salah dua tahun lalu, dia (Erwin, Red) juga pernah melakukan perampokan. Dia ngajak orang sini, namanya Sisu. Sisu ini orang susah gitulah, tapi sedikit bandal, mau mabuk dan sebagainya. Waktu itu heboh juga di sini, berarti dengan kejadian ini sudah dua kali. Tapi kalau yang itu tidak ada pembunuhan, yang sekarang ini ada pembunuhan. Waktu itu, kayaknya Erwin tidak ditahan. Yang ditahan itu si Sisu. Setelah keluar dari penjara, Sisu membawa istri dan anaknya kembali ke Jawa,” kisahnya.

Ibu itu menduga, dalam kasus ini bisa saja karena faktor percintaan antara Erwin dengan almarhum Wahyuni Simangunsong. “Ya, namanya polisi. Bisa saja kan kayak gitu,” prediksinya.
Keterangan seorang personel Sat Brimob Polda Sumut, Erwin Panjaitan merupakan anak petugas Sat Brimob Polda Sumut yang sekarang bertugas di Langkat.

“Bapaknya itu anggota Brimob juga dulu di Polda Sumut sebelum pindah tugas di Langkat. Sekarang bapaknya di Langkat bertugas,” cetus seorang perwira Sat Brimob.

Ditambahkannya, ibu Erwin Panjaitan juga merupakan pegawai di salah satu dinas di Pemko Medan. “Ibunya itu pegawai PNS di salah satu dinas yang ada di Medan ini dan masih aktif. Kalau saya tidak salah, antara si Erwin Panjaitan dan Ria br Hutabarat itu masih ada hubungan darah” tambahnya.
Kapolresta Medan Kombes Pol Tagam Sinaga kasus kejahatan yang pernah dilakukan Erwin pada tahun 2007. Kasusnya pun bukan penjambretan, tetapi kejahatan yang disebut dengan istilah opskolep, singkatan operasi kolor lepas.

Dalam kejahatan ini, Erwin dan Ria Hutabarat berpura-pura sebagai polisi yang sedang merazia di hotel-hotel kecil. Lantas pasangan mesum yang baru keluar dari hotel langsung diperiksa identitasnya. Jika berbeda alamat identitasnya, keduanya diancam akan diberitahukan kasus perselingkuhannya kepada keluarga yang bersangkutan. Jika tidak ingin diberitahu, maka harus membayar.

Dalam kasus ini, Erwin dihukum empat bulan penjara. Setelah dipenjara, Erwin ditugaskan di Polsek Kutalimbaru. Karena tidak pernah masuk, kemudian ditarik ke Polresta Medan dan dilakukan pembinaan. Berikutnya dalam proses pembinaan di kepolisian, ternyata Erwin kemudian tidak pernah melaporkan diri. Dia desersi sejak satu tahun lalu.

“Dicari tiga kali, tidak ketemu. Gajinya kemudian dihentikan karena desersi. Mungkin karena tidak ada uang makanya dia melakukan tindak kejahatan lagi,” kata Tagam. (jon/ari/mag-7)

Artikel Terkait

Gatot Ligat Permulus Jalan Sumut

Gatot-Sutias Saling Setia

Erry Nuradi Minta PNS Profesional

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/