31 C
Medan
Thursday, October 31, 2024
spot_img

Simplifikasi Olahraga

Azrul Ananda

Oleh: AZRUL ANANDA

 

Olahraga benar-benar bisnis ”emosi”. Sesuatu yang begitu besar, yang ketika indah bisa membuat semua orang lupa dan buta. Ketika terpuruk, memberi kesedihan atau amarah luar biasa. Dan, baik dan buruk sering tetap mengabaikan akal sehat.

***

Bicara soal olahraga, Indonesia ini terus-menerus dilanda kesedihan dan kekecewaan. Walau sesekali muncul kabar gembira dan membanggakan, tetap saja sepertinya lebih sering sedih dan kecewa.

Kalah dalam hal ini, merosot dalam hal itu, terpuruk dalam hal yang lain. Naik gemilang di satu sisi, tenggelam di sisi-sisi lain.

Meski demikian, ada satu hal yang luar biasa dalam menyikapi situasi ini. Masyarakat Indonesia itu luar biasa bersemangat dan bangganya, tak pernah berhenti memberikan dan menyampaikan dukungan walau sudah berkali-kali dilanda kekecewaan menyakitkan.

Olahraga memang hebat.

Mungkin benar, kalau bicara bisnis, olahraga itu masuk dalam kategori langka. Yaitu kategori bisnis emosi yang tak bisa mati. Seperti kesehatan dan pendidikan.

Sayangnya, masih banyak yang belum sadar, tetap harus ada ketenangan dan akal sehat untuk menjaganya.

Tulisan ini sebenarnya berisi banyak cuplikan dari tulisan-tulisan lama saya dalam hal olahraga, yang terbitnya tersebar mungkin dalam 15 tahun terakhir.

Kebetulan, saya juga telanjur sering basah di dunia olahraga. Dulu pernah ikut klub bulu tangkis Djarum dan klub sepak bola Indonesia Muda di Surabaya serta belakangan pernah mengelola liga basket nasional plus sekarang mengelola Persebaya Surabaya.

Bukan berarti saya paling mengerti, karena saya pasti bukan yang paling mengerti. Saya selalu menekankan di berbagai tulisan bahwa saya bukan paling pintar, saya bukan paling jago. Tapi, kebetulan mungkin saya agak punya gambaran soal ini.

Dan siapa tahu, unek-unek saya bisa merangkum dan memberi alternatif pemikiran supaya Indonesia kelak tidak terus murung soal olahraga di masa mendatang…

Azrul Ananda

Oleh: AZRUL ANANDA

 

Olahraga benar-benar bisnis ”emosi”. Sesuatu yang begitu besar, yang ketika indah bisa membuat semua orang lupa dan buta. Ketika terpuruk, memberi kesedihan atau amarah luar biasa. Dan, baik dan buruk sering tetap mengabaikan akal sehat.

***

Bicara soal olahraga, Indonesia ini terus-menerus dilanda kesedihan dan kekecewaan. Walau sesekali muncul kabar gembira dan membanggakan, tetap saja sepertinya lebih sering sedih dan kecewa.

Kalah dalam hal ini, merosot dalam hal itu, terpuruk dalam hal yang lain. Naik gemilang di satu sisi, tenggelam di sisi-sisi lain.

Meski demikian, ada satu hal yang luar biasa dalam menyikapi situasi ini. Masyarakat Indonesia itu luar biasa bersemangat dan bangganya, tak pernah berhenti memberikan dan menyampaikan dukungan walau sudah berkali-kali dilanda kekecewaan menyakitkan.

Olahraga memang hebat.

Mungkin benar, kalau bicara bisnis, olahraga itu masuk dalam kategori langka. Yaitu kategori bisnis emosi yang tak bisa mati. Seperti kesehatan dan pendidikan.

Sayangnya, masih banyak yang belum sadar, tetap harus ada ketenangan dan akal sehat untuk menjaganya.

Tulisan ini sebenarnya berisi banyak cuplikan dari tulisan-tulisan lama saya dalam hal olahraga, yang terbitnya tersebar mungkin dalam 15 tahun terakhir.

Kebetulan, saya juga telanjur sering basah di dunia olahraga. Dulu pernah ikut klub bulu tangkis Djarum dan klub sepak bola Indonesia Muda di Surabaya serta belakangan pernah mengelola liga basket nasional plus sekarang mengelola Persebaya Surabaya.

Bukan berarti saya paling mengerti, karena saya pasti bukan yang paling mengerti. Saya selalu menekankan di berbagai tulisan bahwa saya bukan paling pintar, saya bukan paling jago. Tapi, kebetulan mungkin saya agak punya gambaran soal ini.

Dan siapa tahu, unek-unek saya bisa merangkum dan memberi alternatif pemikiran supaya Indonesia kelak tidak terus murung soal olahraga di masa mendatang…

Artikel Terkait

Wayan di New York

Trump Kecele Lagi

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/