Usia, bukan menjadi halangan bagi seseorang untuk tetap berprestasi. Setidaknya itu dibuktikan oleh Angelina. Atlet Bowling Sumatera Utara ini tetap menekuni olahraga yang sudah terlanjur dicintainya ini.
Wanita kelahiran Pekan Baru 46 tahun yang lalu ini, mulai menekuni olah raga bowling sejak 11 tahun yang lalu, atau saat dirinya menginjak usia 34 tahun. Bukan usia muda untuk memulai sesuatu. Tetapi, karena ketelatennya, di usianya yang sudah hampir setengah abad, dirinya bisa mencatatkan berbagai prestasi. Salah satu yang membaganggakan adalah sebagai peserta dalam Turnamen Bowling Dunia di Singapura pada tahun 2004 yang lalu. “Tiap negara, hanya boleh mengirimkan 1 peserta pria dan 1 peserta wanita, dan untuk mewakili Indonesia, saya yang terpilih,” ujar Angelina.
Untuk Medan, Sumatera Utara, olahraga Bowling ini belum terlalu familiar, terutama untuk wanita. Tetapi pengusaha rumah makan di Jalan Emas ini menganggap Bowling sangat potensial untuk dijadikan pijakan. Menurutnya, banyak wanita yang tidak memilih Bowling untuk olahraganya, karena takut, penampilan secara fisik menjadi tidak maksimal. “Begini, olahraga ini bertumpu pada 1 tangan, kalau saya sebelah kanan, jadinya lebih besar sebelah kanan, tetapi menurut saya tidak terlalu kelihatan kok, lihat saja sendiri,” tambah Angelina.
Awal menyukai Bowling, karena melihat adik prianya yang sukses menjadi pemain Bowling, bahkan sang adik selalu berhasil merebut hadiah dalam setiap turnamen. Merasa penasaran, akhirnya dirinya pun mencoba. “Awalnya banyak yang pesimis, bahkan merasa tidak yakin, tapi saya cuek, tidak mau peduli,” ungkap Angelina.
Kecuekannya, menjadi kunci keberhasilannya, hingga dirinya mampu meraih sukses dan tercatat sebagai atlet Bowling. Usia baginya bukan penghalang untuk meraih sukses. “Usia bukan penghalang ya, tapi saya sadari usia saya, yang speed bola tidak seperti yang usianya dibawah saya, tapi usia dan pengalaman menghasilkan tekhnik dan kualitas bola,” tambah Angelina.
Sebagai pengusaha wanita, dirinya juga tidak lepas dari kehidupan sosialita yang dijalaninya bersama dengan teman-temannya. Bahkan tidak jarang dia mencoba untuk mengajak temannya untuk menikmati olahraga ini. Tetapi baru sekali coba, teman-teman langsung menyerah. “Seperti kata pepatah mungkin, bisa karena biasa,” ungkap Angelina.
Tugasnya sebagai atlet juga tidak menghalangi dirinya untuk berinteraksi dengan teman-teman. Bahkan jadwal yang telah ditetapkan untuk melakukan melakukan kegiatan tersebut. “Biasanya setelah ngumpul dengan teman, baru saya latihan, atau sebaliknya, latihan dulu baru saya ngumpul, saya juga butuh rileks dengan bertemu dengan teman-teman,” ungkapnya.
Selayaknya para ibu yang berkumpul, yang menjadi topik dalam pembicaraan juga tidak beda jauh dari keluraga, mulai dari pendidikan anak, sifat anak, suami, dan tentu saja trend yang sedang berkembang.
“Kita selalu tukar pikiran tentang keluarga, tetapi pada umumnya perkembangan anak ya,” ujar Angelina.
Walau tidak semua wanita menyukai olahraga Bowling ini, ternyata semua keluarga nya mendukung hobinya ini. Bahkan, sang suami juga pernah tercatat sebagai atlet Bowling Sumut. Putrinya yang saat ini sedang duduk di bangku kuliahan di China juga sedang tergila-gila dan menikmati olahraga ini. “Unik dan asyik, apalagi saat bola yang kita glinding menabrak semua pin, rasanya senang banget,” tambah Angelina.
Untuk olahraga yang satu ini, Angelina biasanya menggunakan bola yang beratnya sekitar 7 kg atau 14 pon. Walau pernah mencoba bola yang ukurannya lebih berat (8 kg sama dengan 18 pon), tetapi kenyamanan yang didapatnya saat menggelinding bola yang beratnya hanya 7 kg. “Kata pelatih saya, lebih cocok untuk menggunakan bola yang beratnya sektar 7 kg, dan benar, saya juga merasa lebih nyaman,” tambah pengusaha rumah makan mie ini. walau sebenarnya, semakin berat bola, maka akan semakin mudah untuk melakukan strike. Untuk saat ini, Angelina sedang mempersiapkan dirinya untuk mengikuti PON yang akan dilakukan September mendatang. “Kemarin sudah lolos pra PON, jadi sekarang konsen untuk PON nya,” ungkapnya.
Selain berlatih, salah satu yang sering dilakukan Angelina untuk menjaga stamina adalah dengan mendaki gunung, atau latihan menari. “Kalau nari saya agak kaku, karena badan nya tidak terlalu lentur,” tutupnya. (ram)