26 C
Medan
Sunday, November 24, 2024
spot_img

M Nuh: Lembaga Pendidikan Pengawal Idealisme yang Tidak Boleh Diganggu

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Peran dan fungsi lembaga kampus sebagai pencetak para orang “hebat” di masa depan, tidak boleh sirna karena adanya politisasi dalam kampus. Berpolitik boleh, karena memang manusia adalah mahluk politik.

“Yang jadi masalah adalah, lembaga pendidikan dipolitisasi, sehingga idealisme mahasiswa dibatasi oleh kepentingan politik praktis. Makanya, lembaga pendidikan sebagai pengawal idealisme, tidak boleh diganggu,” kata H Muhammad Nuh MSP, anggota DPD RI asal Sumatera Utara pada dialog publik bertajuk “Menuju Tahun Politik, Kampus Terlibat Politik Praktis?” yang digelar Negarawan Institute di GH Corner, Jalan DR Mansyur Medan, Jumat (10/3).

Menurut Nuh, mahasiswa harus terus menyuarakan idealismenya dan menjadi agen perubahan dalam segala hal, ketika melihat ada yang tidak beres di kampus harus segera dikritisi dan dicarikan solusinya. “Saya pribadi mengapresiasi dialog publik seperti ini, kekritisan mahasiswa harus selalu diasah dan dialog malam ini menjadi jawabannya,” kata Nuh.

Sedangkan Muhammad Liputra selaku Wakil Presiden Mahasiswa (Wapresma) Universitas Sumatera Utara (USU) sekaligus Direktur Negarawan Institute yang juga menjadi pembicara pada dialog ini, mempertanyakan kehadiran Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah dan Erik Tohir Menteri BUMN yang hadir pada pengukuhan Rektor USU beberapa waktu lalu. “Apakah ini normal atau tidak?” sindirnya.

Reynaldo Ketua MPM USU yang juga menjadi pembicara dalam dialog itu mengatakan, sudah sepatutnya mereka takut berpolitik praktis di lingkungan kampus, apapun itu namanya. “Sudah seharusnya mereka takut berpolitik praktis di lingkungan kampus, karena kita mahasiswa adalah orang-orang yang cerdas dan kritis. Sudah seharusnya kita berpolitik secara sehat dan ini menjadi tanggung jawab pihak rektorat dan kita sebagai mahasiswa,” sebutnya.

Peserta dialog publik kali ini berasal dari berbagai elemen seperti dari Ikatan Pemuda Karya (IPK), Kelompok Aspirasi Mahasiswa (KAM) Erat, KAM Bhineka, KAM Perubahan dan Komisariat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Merah Putih USU jelas Dimas Aditya Presiden Mahasiswa USU. (rel/adz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Peran dan fungsi lembaga kampus sebagai pencetak para orang “hebat” di masa depan, tidak boleh sirna karena adanya politisasi dalam kampus. Berpolitik boleh, karena memang manusia adalah mahluk politik.

“Yang jadi masalah adalah, lembaga pendidikan dipolitisasi, sehingga idealisme mahasiswa dibatasi oleh kepentingan politik praktis. Makanya, lembaga pendidikan sebagai pengawal idealisme, tidak boleh diganggu,” kata H Muhammad Nuh MSP, anggota DPD RI asal Sumatera Utara pada dialog publik bertajuk “Menuju Tahun Politik, Kampus Terlibat Politik Praktis?” yang digelar Negarawan Institute di GH Corner, Jalan DR Mansyur Medan, Jumat (10/3).

Menurut Nuh, mahasiswa harus terus menyuarakan idealismenya dan menjadi agen perubahan dalam segala hal, ketika melihat ada yang tidak beres di kampus harus segera dikritisi dan dicarikan solusinya. “Saya pribadi mengapresiasi dialog publik seperti ini, kekritisan mahasiswa harus selalu diasah dan dialog malam ini menjadi jawabannya,” kata Nuh.

Sedangkan Muhammad Liputra selaku Wakil Presiden Mahasiswa (Wapresma) Universitas Sumatera Utara (USU) sekaligus Direktur Negarawan Institute yang juga menjadi pembicara pada dialog ini, mempertanyakan kehadiran Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah dan Erik Tohir Menteri BUMN yang hadir pada pengukuhan Rektor USU beberapa waktu lalu. “Apakah ini normal atau tidak?” sindirnya.

Reynaldo Ketua MPM USU yang juga menjadi pembicara dalam dialog itu mengatakan, sudah sepatutnya mereka takut berpolitik praktis di lingkungan kampus, apapun itu namanya. “Sudah seharusnya mereka takut berpolitik praktis di lingkungan kampus, karena kita mahasiswa adalah orang-orang yang cerdas dan kritis. Sudah seharusnya kita berpolitik secara sehat dan ini menjadi tanggung jawab pihak rektorat dan kita sebagai mahasiswa,” sebutnya.

Peserta dialog publik kali ini berasal dari berbagai elemen seperti dari Ikatan Pemuda Karya (IPK), Kelompok Aspirasi Mahasiswa (KAM) Erat, KAM Bhineka, KAM Perubahan dan Komisariat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Merah Putih USU jelas Dimas Aditya Presiden Mahasiswa USU. (rel/adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/