25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Cuma Dibayar Rp3 Juta

MEDAN-Pembayaran gaji yang dilakukan pada Selasa (16/4) lalu bukannya membuat pemain lega. Pasalnya pembayaran gaji tersebut ternyata hanya Rp3 juta per pemain. Jauh dari pernyataan CEO PSMS, Wimvi Tri Hadi sebelumnya yang menyatakan bahwa pemain bakal menerima sebulan gaji.

Striker Saktiawan Sinaga tak ayal merasa dibohongi. Ia mengungkapkan hanya uang sebesar Rp3 juta yang digelontorkan sore itu kepada hampir rata pemain.

“Kami dapat uang itu hanya Rp3 juta. Itupun katanya pinjaman. Apa pula dibilang setengah bulan gaji. Itu namanya pembohongan publik. Katanya sponsor banyak,” ujar Sakti kemarin.

Yang disesalkan Sakti, justru manajemen tidak jujur dalam kondisi sulit saat ini. “Kenapa manajemen nggak jujur? Kan nggak ada salahnya ngomong apa adanya. Aku sendiri terima kasih sama yang mau bantu kita dengan dana ini,” jelasnya.
Meski mencak-mencak dengan hal itu, Sakti sendiri sudah kembali mengikuti latihan sore kemarin. Sebelumnya ia sempat tidak hadir pada latihan Selasa (16/4).

Pembayaran gaji memang dilakukan tertutup oleh manajemen. Usai latihan mereka dipanggil. Meski enggan berkomentar namun dari mimik wajah para pemain tampak ketidakpuasan.

CEO PSMS LPIS, Wimvi Tri Hadi akhirnya mengakui jika ia keliru mengeluarkan pernyataan sebelumnya. Ia mengaku ada kucuran dana 100 juta dari pihak ketiga yang akhirnya membuatnya harus mendistribusikannya untuk kebutuhan lain. Seperti TC dan perbaikan mess.

“Iya memang saya keliru. Tidak ada sebulan gaji, hanya seperempat dari gaji satu bulan. Uang yang ada di tangan saya hanya Rp100 juta. Uang ini saya bagi ke seluruh pemain, termasuk beberapa ofisial tim. Sisanya saya pakai untuk memperbaiki kamar-kamar mes dan katering. Supaya TC bisa segera dilakukan,” ujarnya saat ditemui di Mess Kebun Bunga kemarin.

Sebelumnya ia mengaku sudah mengkomunikasikan ini kepada seluruh pemain yang hadir pada latihan kemarin. Menurutnya mereka sepakat. “Kondisi ini sudah saya ceritakan semua dengan pemain. Mereka terima kok dengan kondisinya,” katanya.

Wimvi mengakui dirinya masih butuh waktu untuk menggaet pendanaan dari sponsor. Namun waktu yang sudah sedemikian mendesak membuatnya kelimpungan. “Nanti jika kompetisi sudah berjalan dana konkret pasti kami dapatkan. Itulah yang dijanjikan mereka (sponsor-Red)” sebutnya.

Dalam waktu tiga minggu menjabat CEO, Wimvi mengaku sudah menggaet tiga sponsor. Namun Wimvi merasa kesal karena bekerja sendirian tanpa ada bantuan dari pengurus. Selain itu ada yang berusaha menjegalnya untuk lengser dari kursi CEO.
“Saya sudah  capek-capek mengejar sponsor. Lalu ketika sudah dapat dan MoU diteken, oknum-oknum itu yang nikmati hasilnya. Di luar nalar ini. Saya dengar mereka akan menunjuk pengganti. Dulu waktu ditanya siapa yang mau duduk di kursi CEO tidak ada yang mau,” ucapnya mengakhiri. (don)

MEDAN-Pembayaran gaji yang dilakukan pada Selasa (16/4) lalu bukannya membuat pemain lega. Pasalnya pembayaran gaji tersebut ternyata hanya Rp3 juta per pemain. Jauh dari pernyataan CEO PSMS, Wimvi Tri Hadi sebelumnya yang menyatakan bahwa pemain bakal menerima sebulan gaji.

Striker Saktiawan Sinaga tak ayal merasa dibohongi. Ia mengungkapkan hanya uang sebesar Rp3 juta yang digelontorkan sore itu kepada hampir rata pemain.

“Kami dapat uang itu hanya Rp3 juta. Itupun katanya pinjaman. Apa pula dibilang setengah bulan gaji. Itu namanya pembohongan publik. Katanya sponsor banyak,” ujar Sakti kemarin.

Yang disesalkan Sakti, justru manajemen tidak jujur dalam kondisi sulit saat ini. “Kenapa manajemen nggak jujur? Kan nggak ada salahnya ngomong apa adanya. Aku sendiri terima kasih sama yang mau bantu kita dengan dana ini,” jelasnya.
Meski mencak-mencak dengan hal itu, Sakti sendiri sudah kembali mengikuti latihan sore kemarin. Sebelumnya ia sempat tidak hadir pada latihan Selasa (16/4).

Pembayaran gaji memang dilakukan tertutup oleh manajemen. Usai latihan mereka dipanggil. Meski enggan berkomentar namun dari mimik wajah para pemain tampak ketidakpuasan.

CEO PSMS LPIS, Wimvi Tri Hadi akhirnya mengakui jika ia keliru mengeluarkan pernyataan sebelumnya. Ia mengaku ada kucuran dana 100 juta dari pihak ketiga yang akhirnya membuatnya harus mendistribusikannya untuk kebutuhan lain. Seperti TC dan perbaikan mess.

“Iya memang saya keliru. Tidak ada sebulan gaji, hanya seperempat dari gaji satu bulan. Uang yang ada di tangan saya hanya Rp100 juta. Uang ini saya bagi ke seluruh pemain, termasuk beberapa ofisial tim. Sisanya saya pakai untuk memperbaiki kamar-kamar mes dan katering. Supaya TC bisa segera dilakukan,” ujarnya saat ditemui di Mess Kebun Bunga kemarin.

Sebelumnya ia mengaku sudah mengkomunikasikan ini kepada seluruh pemain yang hadir pada latihan kemarin. Menurutnya mereka sepakat. “Kondisi ini sudah saya ceritakan semua dengan pemain. Mereka terima kok dengan kondisinya,” katanya.

Wimvi mengakui dirinya masih butuh waktu untuk menggaet pendanaan dari sponsor. Namun waktu yang sudah sedemikian mendesak membuatnya kelimpungan. “Nanti jika kompetisi sudah berjalan dana konkret pasti kami dapatkan. Itulah yang dijanjikan mereka (sponsor-Red)” sebutnya.

Dalam waktu tiga minggu menjabat CEO, Wimvi mengaku sudah menggaet tiga sponsor. Namun Wimvi merasa kesal karena bekerja sendirian tanpa ada bantuan dari pengurus. Selain itu ada yang berusaha menjegalnya untuk lengser dari kursi CEO.
“Saya sudah  capek-capek mengejar sponsor. Lalu ketika sudah dapat dan MoU diteken, oknum-oknum itu yang nikmati hasilnya. Di luar nalar ini. Saya dengar mereka akan menunjuk pengganti. Dulu waktu ditanya siapa yang mau duduk di kursi CEO tidak ada yang mau,” ucapnya mengakhiri. (don)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/