25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kepling Martubung Aniaya Istri

Foto: Fachril/Posmetro Medan/JPNN Nita Rahayu dan anaknya usai membuat laporan ke Polres Pelabuhan Belawan.
Foto: Fachril/Posmetro Medan/JPNN
Nita Rahayu dan anaknya usai membuat laporan ke Polres Pelabuhan Belawan.

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Nita Rahayu (36) warga Jalan Anggrek, Lingk. V, Kel. Martubung, Kec. Medan Labuhan benar-benar tak tahan dengan prilaku kasar suaminya, Ibrahim (40) yang telah menunjang, menampar dan mencekiknya.

Tak terima dengan kekerasan itu, ibu anak tiga itu melaporkan suaminya yang berprofesi sebagai Kepling di Lingkungan V, Kel. Martubung, Kec. Medan Labuhan itu ke Mapolres Pelabuhan Belawan, Kamis (19/12) siang.

Kepada polisi, Nita mengaku prilaku kasar Ibrahim berlangsung sejak dia mengetahui perselingkuh suaminya itu dengan wanita idaman lain. Perselingkuhan suaminya diketahui melalui SMS mesra wanita lain yang masuk ke ponsel Ibrahim.

Sejak ketahuan memiliki wanita lain, hubungan rumah tangga Nita dengan Ibrahim mulai tak akur. Keributan selalu terjadi diantara mereka. “Suami saya memang sudah lama ketahuan saya selingkuh, selama ini saya sabar saja,” kata Nita di kantor polisi.

Nah, sebulan lalu kesabaran Nita telah habis melihat perselingkuhan suaminya semakin menjadi-jadi. Ibu anak tiga itu mengambil kartu selular dari ponsel suaminya.

Ketika kartu itu dibukanya di hapenya, banyak pesan singkat berisikan kata-kata mesra. Akibatnya terjadi keributan hingga akhirnya malam itu suaminya membuat sepotong surat perceraian. “Kami sudah sebulan pisah, karena saya tak tahan dengan prilakunya makanya saya minta cerai,” ungkap Nita kepada polisi.

Setelah membaca sepotong surat perceraian, Nita pulang ke rumah orang tuanya di  Jalan Pancing III, Gang Rukun, Kel. Besar, Kec. Medan Labuhan. Setelah sebulan tak bersama lagi, Rabu (18/12) malam, Ibrahim mendatangi Nita di rumah orang tuanya untuk meminta kartu seluler yang dipegang istrinya.

Kedatangan Ibrahim meminta paksa kartu selulernya mengundang keributan. Karena kartu tak diberikan, Ibrahim emosi dan menendang perut Nita. Karena tak tahan dianiaya, Nita memilih menyerahkan kartu seluler itu kepada suaminya. Setelah itu suaminya pulang ke rumah. Tak lama Nita menyusul suaminya ke rumah yang mereka tempati selama ini.

Kedatangan Nita untuk meminta haknya atas rumah yang sudah mereka bangun selama ini, akhirnya berujung keributan. Kali ini Ibahim menampar dan mencekik leher Nita. Tak sanggup menerima kekerasan itu, Nita dengan keadaan tak kuasa melinangkan air mata pulang ke rumah orang tuanya.

“Malam itu aku habis dipukuli dia, aku benar-benar tak tahan dipukulinya, tangan aku juga dipijaknya sampai memar,” keluh Nita kepada polisi.

Tak terima dengan kekerasan dalam rumah tangga dialaminya, maka Nita melapokan suaminya ke Mapoles Pelabuhan Belawan.

Ibrahim dikonfimasi melalui via telepon berulang kali dihubungi tak mau mengangkat telepon genggamnya.

Terpisah, Lurah Martubung, Edi Syafrizal dikonfimasi membenarkan Ibahim adalah keplingnya. Terkait keributan rumah tangganya, sudah pernah diselesaikannya secara kekeluargaan. “Kita sudah penah duduk samakan mereka, waktu itu mereka aku damai saja,” kata Edi Syafrizal.

Mengenai masalah keributan masih belanjut hingga ke kantor polisi, Edi Syafrizal belum mengetahui. “Kemarin saya lihat istrinya masih hadir dalam acara ibu PKK, saya kirain mereka baikan, soal bagaimana sekarang ini kita tak mungkin campuri lagi,” kata Edi Syafrizal. (ril/bud)

Foto: Fachril/Posmetro Medan/JPNN Nita Rahayu dan anaknya usai membuat laporan ke Polres Pelabuhan Belawan.
Foto: Fachril/Posmetro Medan/JPNN
Nita Rahayu dan anaknya usai membuat laporan ke Polres Pelabuhan Belawan.

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Nita Rahayu (36) warga Jalan Anggrek, Lingk. V, Kel. Martubung, Kec. Medan Labuhan benar-benar tak tahan dengan prilaku kasar suaminya, Ibrahim (40) yang telah menunjang, menampar dan mencekiknya.

Tak terima dengan kekerasan itu, ibu anak tiga itu melaporkan suaminya yang berprofesi sebagai Kepling di Lingkungan V, Kel. Martubung, Kec. Medan Labuhan itu ke Mapolres Pelabuhan Belawan, Kamis (19/12) siang.

Kepada polisi, Nita mengaku prilaku kasar Ibrahim berlangsung sejak dia mengetahui perselingkuh suaminya itu dengan wanita idaman lain. Perselingkuhan suaminya diketahui melalui SMS mesra wanita lain yang masuk ke ponsel Ibrahim.

Sejak ketahuan memiliki wanita lain, hubungan rumah tangga Nita dengan Ibrahim mulai tak akur. Keributan selalu terjadi diantara mereka. “Suami saya memang sudah lama ketahuan saya selingkuh, selama ini saya sabar saja,” kata Nita di kantor polisi.

Nah, sebulan lalu kesabaran Nita telah habis melihat perselingkuhan suaminya semakin menjadi-jadi. Ibu anak tiga itu mengambil kartu selular dari ponsel suaminya.

Ketika kartu itu dibukanya di hapenya, banyak pesan singkat berisikan kata-kata mesra. Akibatnya terjadi keributan hingga akhirnya malam itu suaminya membuat sepotong surat perceraian. “Kami sudah sebulan pisah, karena saya tak tahan dengan prilakunya makanya saya minta cerai,” ungkap Nita kepada polisi.

Setelah membaca sepotong surat perceraian, Nita pulang ke rumah orang tuanya di  Jalan Pancing III, Gang Rukun, Kel. Besar, Kec. Medan Labuhan. Setelah sebulan tak bersama lagi, Rabu (18/12) malam, Ibrahim mendatangi Nita di rumah orang tuanya untuk meminta kartu seluler yang dipegang istrinya.

Kedatangan Ibrahim meminta paksa kartu selulernya mengundang keributan. Karena kartu tak diberikan, Ibrahim emosi dan menendang perut Nita. Karena tak tahan dianiaya, Nita memilih menyerahkan kartu seluler itu kepada suaminya. Setelah itu suaminya pulang ke rumah. Tak lama Nita menyusul suaminya ke rumah yang mereka tempati selama ini.

Kedatangan Nita untuk meminta haknya atas rumah yang sudah mereka bangun selama ini, akhirnya berujung keributan. Kali ini Ibahim menampar dan mencekik leher Nita. Tak sanggup menerima kekerasan itu, Nita dengan keadaan tak kuasa melinangkan air mata pulang ke rumah orang tuanya.

“Malam itu aku habis dipukuli dia, aku benar-benar tak tahan dipukulinya, tangan aku juga dipijaknya sampai memar,” keluh Nita kepada polisi.

Tak terima dengan kekerasan dalam rumah tangga dialaminya, maka Nita melapokan suaminya ke Mapoles Pelabuhan Belawan.

Ibrahim dikonfimasi melalui via telepon berulang kali dihubungi tak mau mengangkat telepon genggamnya.

Terpisah, Lurah Martubung, Edi Syafrizal dikonfimasi membenarkan Ibahim adalah keplingnya. Terkait keributan rumah tangganya, sudah pernah diselesaikannya secara kekeluargaan. “Kita sudah penah duduk samakan mereka, waktu itu mereka aku damai saja,” kata Edi Syafrizal.

Mengenai masalah keributan masih belanjut hingga ke kantor polisi, Edi Syafrizal belum mengetahui. “Kemarin saya lihat istrinya masih hadir dalam acara ibu PKK, saya kirain mereka baikan, soal bagaimana sekarang ini kita tak mungkin campuri lagi,” kata Edi Syafrizal. (ril/bud)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/