25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Sukses, Diikuti 3 Ribuan Anak

Sunat Massal Sumut Pos

MEDAN-Lebih dari 3 ribu anak laki-laki akhirnya dikhitan massal yang tersebar di 30 lokasi di kota Medan, Rabu (29/6). Pelaksanaan khitanan massal yang bertepatan perayaan Isra’ Mi’raj Rasulullah Muhammad SAW yang jatuh pada 27 Rajab 1432 Hijriyah ini berlangsung sukses dan meriah.

Di lokasi utama khitanan massal yangd igelar Sumut Pos beserta sejumlah organisasi keagamaan dan kemasyarakatan berlangsung di Masjid Taqwa Jalan Pertiwi, Kecamatan Medan Tembung. Sebanyak 100 anak terdaftar sebagai peserta. Tetapi karena tingginya peminta, panitia menerima tambahan 20 anak yang mendaftar di hari Hn
Jumlah itu pun terpaksa dibatasi dengan mempertimbangkan jumlah tenaga medis yang memberikan tenaganya dengan sukarela.

“Tetapi itu semua tidak masalah. Panitia akan melayaninya bila kebutuhan obat masih cukup,” ujar Haryono, penangung jawab khitanan massal di Masjid Taqwa Jalan Pertiwi.

Dari 60 tim medis dari Fakultas Kedokteran UISU, terdiri dari 10 Dokter dan 50 lagi coas serta mahasiwa yang bertugas sebagai asisten dokter. “Kami sudah sering, dan menjadi agenda setahun dua kali. Jadi  sudah terbiasa menghadapi anak-anak, namanya juga anak-anak harus dihadapi dengan baik. Selain itu, praktek ini sudah dipelajari dalam pelajaran dikampus kuliah dan sekarang tinggal aplikasinya saja, “ kata dr Efriandi penanggung jawab tim medis.

Proses khitan pun dimulai. Air mendidih yang dipanaskan di kompor sudah disiapkan untuk membersihkan perlatan medis sambil menunggu anak-anak dipanggil panitia untuk masuk ke ruangan.

Anak-anak berbaris di halaman. Awalnya, 10 anak yang sudah mendaftar ulang masuk secara satu persatu ditemani orangtuanya. Setelah mendapat pengarahan dari dokter, anak-anak dibaringkan di meja yang sudah dilapisi karpet.
Khitanan Masal pun dimulai, seorang anak yang bernama Irwansyah menjerit meminta tolong saat disuntik obat bius lokal. “Mak…” jeritnya sambil memegang tangan orangtuanya. Tim medis menghiburnya sambil menyebut sakit akibat suntikan itu hanya seperti digigit semut.

Tidak hanya Irwansayah yang menjerit, Sulaiman ikut-ikutan meminta tolong kepada orangtuanya. Suasana di dua ruangan yang dipakai untuk khitanan massal menjadi gaduh dengan suara jeritan anak-anak yang bermacam-macam jeritan dicampur tangis. “Tolong…, Udah bang sakit… sakit…,” suara jeritan bersahutan.

Padahal, banyak anak-anak tersebut menjerit ketika dokter belum lagi melakukan tindakan apa-apa. “Sakit?” Tanya dokter sambil menempelkan gunting tumpul. “Sakiiitt…,” jawab seorang anak. “Padahal kan belum diapa-apain,” canda dokter yang disambut tawa orangtua peserta sunat.

Suasana menjadi ceria kembali dengan canda tawa dokter bersama orangtua yang mejaganya.
Dokter, juga tidak sembarangan melakukan khitanan terhadap anak tersebut. Bila dalam pemeriksaan ada ditemukan sedang yang sakit, pihak dokter tidak mengizinkannya untuk khitanan. “Maaf ya bu…. Anak ibu sedang sakit cacar air. Jadi belum bisa kita melakukan khitanan,” ungklap dokter itu.

Ketua Pimpinan Wilayah Muhamaddiyah Sumut, Hasmani, yang datang ke lokasi bersama rombongan menyatakan dukungan penuh dengan terlaksananya acara tersebut. “Ini ibadah sosial, ke depan kita akan melaksanakan acara ini agar semakin sukses. Insya Allah,” katanya di sela-sela acara.

Sedangkan di lokasi di SMP Muhammadiyah Tegal Sari Mandala, 60 mengikuti gelaran khitan massal. Dengan sabar menanti acara tersebut dimulai. Mereka tetap ceria meski acara sempat tertunda satu jam dari jadwal semula dan baru dimulai pukul 09.00 WIB.

Ketua Panitia local, Erwin Muslim, membuka acara dilanjutkan sambutan Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Tegal Sari Mandala Ismeth Syah, kemudian dilanjutkan oleh tokoh masyarakat N Rangkuti.
Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Tegal Sari Ismeth Syah menyatakan, seharusnya peserta khitanan massal sebanyak 130 peserta. Namun karena banyak titik khitan massal, peserta berpindah ke lokasi terdekat dari rumah mereka.

Setelah itu, khitanan massal dimulai. Beberapa peserta yang pertama dikhitan adalah Rizky Maulana. Anak berusia 9 tahun ini didampingi ibunya Nurani (39). Rizky terus-menerus membaca ayat-ayat suci Alqur’an. Surat al Fatihah, Al Ikhlas terus-terusan berkumandang dari bibir mungilnya.

Lain halnya dengan Rasyid Ridho. Anak kelas 1 SMP berusia 13 tahun yang didampingi sang kakek N Rangkuti terus mengerang. Bukan karena kesakitan, melainkan karena ketakutan terhadap jarum suntik.
“Aduh, aduh…sakit,” ungkap Rasyid Ridho saat jarum suntik mulai disuntikan kepada Rasyid. Melihat itu, sang kakek berupaya untuk menenangkannya.

Sedangkan  Anggi Hasonangan Daulay (14) yang juga dikhitan, tampak tenang. “Ini anak kami ketiga dari tiga bersaudara,” kata ayah Anggi, Abdul Kadir Daulay (53) didampingi ibunya Nurmawani Hasibuan (42) kepada Sumut Pos.

Suara tangisan pun pecah di lokasi khitan massal lainnya di Jalan Sekata No 55 Sei Agul Kecamatan Medan Barat.
Junaidi (9), anak Hamdani (43), Ketua Panitia Khitan Massal di lokasi tersebut menangis sejadi-jadinya. Namun, Hamdani sabar memberi semangat kepada putranya.

Mengenai penyelenggaraan khitan massal di lokasi tersebut, Hamdani menjelaskan, gelaran itu diikuti 30 anak. Dokter yang bertugas pada khitan massal tersebut berasal dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) sebanyak 15 orang.

“Seharusnya 60 orang peserta, tapi ya itu karena banyak titiknya jadi peserta yang telah mendaftar akhirnya khitan di lokasi lainnya,” terangnya.(adl/ari)

Sunat Massal Sumut Pos

MEDAN-Lebih dari 3 ribu anak laki-laki akhirnya dikhitan massal yang tersebar di 30 lokasi di kota Medan, Rabu (29/6). Pelaksanaan khitanan massal yang bertepatan perayaan Isra’ Mi’raj Rasulullah Muhammad SAW yang jatuh pada 27 Rajab 1432 Hijriyah ini berlangsung sukses dan meriah.

Di lokasi utama khitanan massal yangd igelar Sumut Pos beserta sejumlah organisasi keagamaan dan kemasyarakatan berlangsung di Masjid Taqwa Jalan Pertiwi, Kecamatan Medan Tembung. Sebanyak 100 anak terdaftar sebagai peserta. Tetapi karena tingginya peminta, panitia menerima tambahan 20 anak yang mendaftar di hari Hn
Jumlah itu pun terpaksa dibatasi dengan mempertimbangkan jumlah tenaga medis yang memberikan tenaganya dengan sukarela.

“Tetapi itu semua tidak masalah. Panitia akan melayaninya bila kebutuhan obat masih cukup,” ujar Haryono, penangung jawab khitanan massal di Masjid Taqwa Jalan Pertiwi.

Dari 60 tim medis dari Fakultas Kedokteran UISU, terdiri dari 10 Dokter dan 50 lagi coas serta mahasiwa yang bertugas sebagai asisten dokter. “Kami sudah sering, dan menjadi agenda setahun dua kali. Jadi  sudah terbiasa menghadapi anak-anak, namanya juga anak-anak harus dihadapi dengan baik. Selain itu, praktek ini sudah dipelajari dalam pelajaran dikampus kuliah dan sekarang tinggal aplikasinya saja, “ kata dr Efriandi penanggung jawab tim medis.

Proses khitan pun dimulai. Air mendidih yang dipanaskan di kompor sudah disiapkan untuk membersihkan perlatan medis sambil menunggu anak-anak dipanggil panitia untuk masuk ke ruangan.

Anak-anak berbaris di halaman. Awalnya, 10 anak yang sudah mendaftar ulang masuk secara satu persatu ditemani orangtuanya. Setelah mendapat pengarahan dari dokter, anak-anak dibaringkan di meja yang sudah dilapisi karpet.
Khitanan Masal pun dimulai, seorang anak yang bernama Irwansyah menjerit meminta tolong saat disuntik obat bius lokal. “Mak…” jeritnya sambil memegang tangan orangtuanya. Tim medis menghiburnya sambil menyebut sakit akibat suntikan itu hanya seperti digigit semut.

Tidak hanya Irwansayah yang menjerit, Sulaiman ikut-ikutan meminta tolong kepada orangtuanya. Suasana di dua ruangan yang dipakai untuk khitanan massal menjadi gaduh dengan suara jeritan anak-anak yang bermacam-macam jeritan dicampur tangis. “Tolong…, Udah bang sakit… sakit…,” suara jeritan bersahutan.

Padahal, banyak anak-anak tersebut menjerit ketika dokter belum lagi melakukan tindakan apa-apa. “Sakit?” Tanya dokter sambil menempelkan gunting tumpul. “Sakiiitt…,” jawab seorang anak. “Padahal kan belum diapa-apain,” canda dokter yang disambut tawa orangtua peserta sunat.

Suasana menjadi ceria kembali dengan canda tawa dokter bersama orangtua yang mejaganya.
Dokter, juga tidak sembarangan melakukan khitanan terhadap anak tersebut. Bila dalam pemeriksaan ada ditemukan sedang yang sakit, pihak dokter tidak mengizinkannya untuk khitanan. “Maaf ya bu…. Anak ibu sedang sakit cacar air. Jadi belum bisa kita melakukan khitanan,” ungklap dokter itu.

Ketua Pimpinan Wilayah Muhamaddiyah Sumut, Hasmani, yang datang ke lokasi bersama rombongan menyatakan dukungan penuh dengan terlaksananya acara tersebut. “Ini ibadah sosial, ke depan kita akan melaksanakan acara ini agar semakin sukses. Insya Allah,” katanya di sela-sela acara.

Sedangkan di lokasi di SMP Muhammadiyah Tegal Sari Mandala, 60 mengikuti gelaran khitan massal. Dengan sabar menanti acara tersebut dimulai. Mereka tetap ceria meski acara sempat tertunda satu jam dari jadwal semula dan baru dimulai pukul 09.00 WIB.

Ketua Panitia local, Erwin Muslim, membuka acara dilanjutkan sambutan Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Tegal Sari Mandala Ismeth Syah, kemudian dilanjutkan oleh tokoh masyarakat N Rangkuti.
Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Tegal Sari Ismeth Syah menyatakan, seharusnya peserta khitanan massal sebanyak 130 peserta. Namun karena banyak titik khitan massal, peserta berpindah ke lokasi terdekat dari rumah mereka.

Setelah itu, khitanan massal dimulai. Beberapa peserta yang pertama dikhitan adalah Rizky Maulana. Anak berusia 9 tahun ini didampingi ibunya Nurani (39). Rizky terus-menerus membaca ayat-ayat suci Alqur’an. Surat al Fatihah, Al Ikhlas terus-terusan berkumandang dari bibir mungilnya.

Lain halnya dengan Rasyid Ridho. Anak kelas 1 SMP berusia 13 tahun yang didampingi sang kakek N Rangkuti terus mengerang. Bukan karena kesakitan, melainkan karena ketakutan terhadap jarum suntik.
“Aduh, aduh…sakit,” ungkap Rasyid Ridho saat jarum suntik mulai disuntikan kepada Rasyid. Melihat itu, sang kakek berupaya untuk menenangkannya.

Sedangkan  Anggi Hasonangan Daulay (14) yang juga dikhitan, tampak tenang. “Ini anak kami ketiga dari tiga bersaudara,” kata ayah Anggi, Abdul Kadir Daulay (53) didampingi ibunya Nurmawani Hasibuan (42) kepada Sumut Pos.

Suara tangisan pun pecah di lokasi khitan massal lainnya di Jalan Sekata No 55 Sei Agul Kecamatan Medan Barat.
Junaidi (9), anak Hamdani (43), Ketua Panitia Khitan Massal di lokasi tersebut menangis sejadi-jadinya. Namun, Hamdani sabar memberi semangat kepada putranya.

Mengenai penyelenggaraan khitan massal di lokasi tersebut, Hamdani menjelaskan, gelaran itu diikuti 30 anak. Dokter yang bertugas pada khitan massal tersebut berasal dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) sebanyak 15 orang.

“Seharusnya 60 orang peserta, tapi ya itu karena banyak titiknya jadi peserta yang telah mendaftar akhirnya khitan di lokasi lainnya,” terangnya.(adl/ari)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/