26.7 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Banjir Bandang Itu Tanda Ada Penggundulan Hutan di Hulu

Foto: Sabam/PM Korban tewas banjir bandang air terjun Dua Warna, Sibolangit, Deliserdang, Minggu (15/5/2016), ditemukan tertimpa batu besar.
Foto: Sabam/PM
Korban tewas banjir bandang air terjun Dua Warna, Sibolangit, Deliserdang, Minggu (15/5/2016), ditemukan tertimpa batu besar.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tragedi maut di lokasi wisata Air Terjun Dua Warna, di Desa Durin Sirugun, Sibolangit, Deliserdang Minggu (15/5) petang, mengindikasikan kondisi hutan di wilayah Sumut. Bahkan, Plt Gubernur Sumut HT Erry Nuradi sudah menemukan ada pembalakan liar di hulu Air Terjun Dua Warna.

Karakter banjir bandang yang menerjang secara tiba- tiba dan menghanyutkan 20 mahasiswa asal Medan, menandakan adanya illegal logging besar-besaran di bagian hulu aliran air terjun itu.Hal tersebut disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, setelah mendengar cerita dari salah seorang mahasiswa yang selamat.

“Ada mahasiswa yang selamat cerita, semula hanya gerimis, lantas hujan lebat, dan tiba-tiba banjir bandang, yang datang begitu cepat,” ujar Sutopo kepada Sumut Pos di Jakarta, Selasa (17/5).

Sutopo menjelaskan, karakteristik hidrologi seperti itu, dimana banjir bandang datang secara cepat, menandakan rusaknya tutupan hutan di bagian hulu sungai. “Aliran air di permukaan tidak bisa meresap, tapi langsung menggelontor jadi lintasan air yang besar. Biasanya diwarnai longsoran di bagian hulu. Ini juga terlihat dari banyaknya batu-batu yang ikut dibawa banjir bandang itu,” terangnya.

Diakibatkan karakteristik banjir bandang yang begitu mengerikan, korban yang ditemukan ada yang hanyut, ada yang juga terjepit material berupa batu-batu besar. “Ada yang tertimbun material,” imbuhnya lagi.

Karakteristik banjir bandang di Sibolangit ini, lanjutnya, sama persis dengan yang terjadi di Sinabung beberapa waktu lalu, yang memakan korban tewas dua orang. “Kondisi lingkungannya sudah sangat rusak, illegal logging tampaknya sudah lama terjadi di sana,” duga pria bergelar doktor itu.

Sutopo mengingatkan warga masyarakat agar di bulan-bulan ini selalu meningkatkan kewaspadaan ketika beraktivitas di dekat aliran sungai. Dikatakan, Mei ini merupakan musim peralihan, namun cenderung “basah”, ditandai masih seringnya hujan deras.“Hujan deras melimpah masih berpotensi muncul di kawasan Sumatera, Kalimantan, dan sebagian Jawa. Yang bisa mendaki, arum jeram, dan warga yang beraktivitas di sekitar sungai, kalau sudah mendung, lebih baik segera menyingkir, jauhi sungai,” pesannya.

Sementara itu, Plt Gubsu Erry Nuradi tidak membantah telah terjadi pembalakan liar di kawasan hutan Air Terjun Dua Warna, Sibolangit, Deliserdang. Hal inilah yang diduga menjadi salah satu penyebab banjir bandang yang terjadi di tempat wisata alam tersebut dan menewaskan 21 pengunjung.

“Saya sudah cek ke Dinas Kehutanan memang ada ya di hulu, itu di atas berarti kan ada pembalakan liar, apakah mungkin terjadi oleh perusahaan atau masyarakat,” kata Erry saat ditemui di gedung DPRD Sumut, Selasa (17/5).

Erry menegaskan, dalam penelusuran pembalakan liar ditemukan unsur kesengajaan, baik oleh pihak perusahaan maupun masyarakat, maka pihaknya akan menyerahkan hal tersebut kepada penegak hukum. “Saya sudah minta didalami. Kalau berhubungan dengan masalah hukum kita teruskan ke penegak hukum,” tegasnya.

Saat kunjungi posko pencarian Air Terjun Dua Warna, Senin (16/5), Erry menyebutkan, ada dugaan kuat telah terjadi pembalakan liar di hulu kawasan tersebut. “Ini kan hujan di atas gunung sedangkan di lokasi kejadian tidak hujan tapi air mengalir demikian derasnya. Ini penyebabnya tidak ada hambatan, termasuk pohon-pohon yang tidak bisa menjaga kondisi tanah,” katanya.

Erry meminta Bupati Karo sebagai pemegang wilayah di hulu untuk menelusuri kondisi hutan saat ini. Hal tersebut untuk menghindari kembali terulangnya bencana serupa di waktu yang akan datang.

Foto: Sabam/PM Korban tewas banjir bandang air terjun Dua Warna, Sibolangit, Deliserdang, Minggu (15/5/2016), ditemukan tertimpa batu besar.
Foto: Sabam/PM
Korban tewas banjir bandang air terjun Dua Warna, Sibolangit, Deliserdang, Minggu (15/5/2016), ditemukan tertimpa batu besar.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Tragedi maut di lokasi wisata Air Terjun Dua Warna, di Desa Durin Sirugun, Sibolangit, Deliserdang Minggu (15/5) petang, mengindikasikan kondisi hutan di wilayah Sumut. Bahkan, Plt Gubernur Sumut HT Erry Nuradi sudah menemukan ada pembalakan liar di hulu Air Terjun Dua Warna.

Karakter banjir bandang yang menerjang secara tiba- tiba dan menghanyutkan 20 mahasiswa asal Medan, menandakan adanya illegal logging besar-besaran di bagian hulu aliran air terjun itu.Hal tersebut disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, setelah mendengar cerita dari salah seorang mahasiswa yang selamat.

“Ada mahasiswa yang selamat cerita, semula hanya gerimis, lantas hujan lebat, dan tiba-tiba banjir bandang, yang datang begitu cepat,” ujar Sutopo kepada Sumut Pos di Jakarta, Selasa (17/5).

Sutopo menjelaskan, karakteristik hidrologi seperti itu, dimana banjir bandang datang secara cepat, menandakan rusaknya tutupan hutan di bagian hulu sungai. “Aliran air di permukaan tidak bisa meresap, tapi langsung menggelontor jadi lintasan air yang besar. Biasanya diwarnai longsoran di bagian hulu. Ini juga terlihat dari banyaknya batu-batu yang ikut dibawa banjir bandang itu,” terangnya.

Diakibatkan karakteristik banjir bandang yang begitu mengerikan, korban yang ditemukan ada yang hanyut, ada yang juga terjepit material berupa batu-batu besar. “Ada yang tertimbun material,” imbuhnya lagi.

Karakteristik banjir bandang di Sibolangit ini, lanjutnya, sama persis dengan yang terjadi di Sinabung beberapa waktu lalu, yang memakan korban tewas dua orang. “Kondisi lingkungannya sudah sangat rusak, illegal logging tampaknya sudah lama terjadi di sana,” duga pria bergelar doktor itu.

Sutopo mengingatkan warga masyarakat agar di bulan-bulan ini selalu meningkatkan kewaspadaan ketika beraktivitas di dekat aliran sungai. Dikatakan, Mei ini merupakan musim peralihan, namun cenderung “basah”, ditandai masih seringnya hujan deras.“Hujan deras melimpah masih berpotensi muncul di kawasan Sumatera, Kalimantan, dan sebagian Jawa. Yang bisa mendaki, arum jeram, dan warga yang beraktivitas di sekitar sungai, kalau sudah mendung, lebih baik segera menyingkir, jauhi sungai,” pesannya.

Sementara itu, Plt Gubsu Erry Nuradi tidak membantah telah terjadi pembalakan liar di kawasan hutan Air Terjun Dua Warna, Sibolangit, Deliserdang. Hal inilah yang diduga menjadi salah satu penyebab banjir bandang yang terjadi di tempat wisata alam tersebut dan menewaskan 21 pengunjung.

“Saya sudah cek ke Dinas Kehutanan memang ada ya di hulu, itu di atas berarti kan ada pembalakan liar, apakah mungkin terjadi oleh perusahaan atau masyarakat,” kata Erry saat ditemui di gedung DPRD Sumut, Selasa (17/5).

Erry menegaskan, dalam penelusuran pembalakan liar ditemukan unsur kesengajaan, baik oleh pihak perusahaan maupun masyarakat, maka pihaknya akan menyerahkan hal tersebut kepada penegak hukum. “Saya sudah minta didalami. Kalau berhubungan dengan masalah hukum kita teruskan ke penegak hukum,” tegasnya.

Saat kunjungi posko pencarian Air Terjun Dua Warna, Senin (16/5), Erry menyebutkan, ada dugaan kuat telah terjadi pembalakan liar di hulu kawasan tersebut. “Ini kan hujan di atas gunung sedangkan di lokasi kejadian tidak hujan tapi air mengalir demikian derasnya. Ini penyebabnya tidak ada hambatan, termasuk pohon-pohon yang tidak bisa menjaga kondisi tanah,” katanya.

Erry meminta Bupati Karo sebagai pemegang wilayah di hulu untuk menelusuri kondisi hutan saat ini. Hal tersebut untuk menghindari kembali terulangnya bencana serupa di waktu yang akan datang.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/