26.7 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Apa Hal Paling Keren yang Pernah Anda Lakukan?

Azrul Ananda

Oleh: AZRUL ANANDA

 

Terima kasih Tuhan, saya diberi kesempatan melakukan begitu banyak cool things selama hidup ini. Yang paling keren adalah…

***

Teman saya pernah bilang, kalau saya ini sangat beruntung. ’’Tidak banyak orang punya hidup seperti Mas. Tidak banyak juga yang bisa menceritakan hidupnya seperti Mas,’’ katanya.

Ya, saya sangat bersyukur bisa menjalani banyak hal-hal keren. Mungkin lebih banyak dari kebanyakan orang seumur hidupnya. Saya juga bersyukur dapat kesempatan menceritakan kisah-kisah itu, dengan harapan bisa menghibur atau bahkan memberi inspirasi.

Walau masih banyak lagi cerita-cerita superkeren yang rasanya tidak mungkin bisa ditulis atau disampaikan. Karena alasan kesopanan, kepantasan, dan ketersinggungan. Wkwkwkwk…

Banyak juga yang bertanya, apa hal paling keren yang pernah saya lakukan dalam hidup saya.

Ternyata, menjawabnya sulit sekali.

Setelah berhari-hari berpikir, saya memilih satu kejadian sebagai hal paling keren tersebut. Bukan di luar negeri, bukan saat bersama orang-orang terkenal. Bukan pula sesuatu yang menghasilkan piagam-piagam penghargaan atau piala yang kini tak lagi cukup dipajang di satu ruangan.

Kejadiannya juga tidak terlalu lama terjadi. Pada Juli 2015 lalu di sebuah kawasan di Surabaya Timur. Hanya beberapa hari setelah ulang tahun saya sendiri.

Waktu itu saya menjalani salah satu dari sejumlah tantangan-tantangan ’’gila’’ yang pernah saya lontarkan dan jalani. Kali ini, balapan sepeda dengan sistem handicap.

Tujuan saya waktu itu memotivasi teman sendiri dan teman-teman lain yang kebetulan kelebihan berat badan. Berat badan saya 70 kg, sedangkan teman saya itu di atas 100 kg. Dia tidak mau mengaku berapa pasnya, tapi dengan mudah di atas 100 kg.

Kalau balapan, berat badan saya tentu menguntungkan. Karena itu ada sistem handicap. Dia boleh naik sepeda balap normal, yang beratnya tak sampai 8 kg. Jadi, dia dan sepedanya berbobot tak lebih dari 115 kg.

Saya harus membawa beban lebih. Saya harus naik sepeda tandem, dan istri saya harus membonceng di belakang. Tapi, istri saya tidak boleh ikut mengayuh. Kakinya harus naik di atas frame. Berat saya 70, sepeda tandemnya 19, dan istri saya 45 kg. Jadi, total berat yang harus saya bawa adalah 134 kg. Hampir 20 kg lebih berat.

Azrul Ananda

Oleh: AZRUL ANANDA

 

Terima kasih Tuhan, saya diberi kesempatan melakukan begitu banyak cool things selama hidup ini. Yang paling keren adalah…

***

Teman saya pernah bilang, kalau saya ini sangat beruntung. ’’Tidak banyak orang punya hidup seperti Mas. Tidak banyak juga yang bisa menceritakan hidupnya seperti Mas,’’ katanya.

Ya, saya sangat bersyukur bisa menjalani banyak hal-hal keren. Mungkin lebih banyak dari kebanyakan orang seumur hidupnya. Saya juga bersyukur dapat kesempatan menceritakan kisah-kisah itu, dengan harapan bisa menghibur atau bahkan memberi inspirasi.

Walau masih banyak lagi cerita-cerita superkeren yang rasanya tidak mungkin bisa ditulis atau disampaikan. Karena alasan kesopanan, kepantasan, dan ketersinggungan. Wkwkwkwk…

Banyak juga yang bertanya, apa hal paling keren yang pernah saya lakukan dalam hidup saya.

Ternyata, menjawabnya sulit sekali.

Setelah berhari-hari berpikir, saya memilih satu kejadian sebagai hal paling keren tersebut. Bukan di luar negeri, bukan saat bersama orang-orang terkenal. Bukan pula sesuatu yang menghasilkan piagam-piagam penghargaan atau piala yang kini tak lagi cukup dipajang di satu ruangan.

Kejadiannya juga tidak terlalu lama terjadi. Pada Juli 2015 lalu di sebuah kawasan di Surabaya Timur. Hanya beberapa hari setelah ulang tahun saya sendiri.

Waktu itu saya menjalani salah satu dari sejumlah tantangan-tantangan ’’gila’’ yang pernah saya lontarkan dan jalani. Kali ini, balapan sepeda dengan sistem handicap.

Tujuan saya waktu itu memotivasi teman sendiri dan teman-teman lain yang kebetulan kelebihan berat badan. Berat badan saya 70 kg, sedangkan teman saya itu di atas 100 kg. Dia tidak mau mengaku berapa pasnya, tapi dengan mudah di atas 100 kg.

Kalau balapan, berat badan saya tentu menguntungkan. Karena itu ada sistem handicap. Dia boleh naik sepeda balap normal, yang beratnya tak sampai 8 kg. Jadi, dia dan sepedanya berbobot tak lebih dari 115 kg.

Saya harus membawa beban lebih. Saya harus naik sepeda tandem, dan istri saya harus membonceng di belakang. Tapi, istri saya tidak boleh ikut mengayuh. Kakinya harus naik di atas frame. Berat saya 70, sepeda tandemnya 19, dan istri saya 45 kg. Jadi, total berat yang harus saya bawa adalah 134 kg. Hampir 20 kg lebih berat.

Previous article
Next article

Artikel Terkait

Wayan di New York

Trump Kecele Lagi

Terpopuler

Artikel Terbaru

/