32.8 C
Medan
Thursday, May 9, 2024

Melarat, Ibu Muda Jual Bayinya Rp1,5 Juta

Bayi-ilustrasi
Bayi-ilustrasi

RANTAUPRAPAT, SUMUTPOS.CO – Perjuangan antara hidup dan mati Ayu Mandasari menjadi sia-sia, karena bayinya harus dijual. Hidup melarat, membuat dia tak mampu membayar biaya melahirkan. Ironisnya, perempuan 29 tahun ini hanya dapat uang jamu dari hasil ‘usahanya’ itu.

Miris. Persoalan himpitan ekonomi kerap menjadikan manusia terpaksa pasrah dengan keadaan. Seperti pasrahnya Ayu Mandasari, yang harus operasi caesar di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuhanhatu.

Dengan mata berkaca kaca, warga Gang Aman Jalan Ahmad Yani Kelurahan Kota Rantau Prapat Kecamatan Rantau Utara Labuhanbatu ini, mengaku rela menjual bayi keduanya karena himpitan ekonomi.

“Sebenarnya berat pak, ya dengan hati terpaksalah dikarenakan tidak mempunyai uang untuk biaya operasi bedah bersalin di rumah sakit dan juga untuk menyelamatkan nyawa saya dan anak saya. Dengan terpaksa saya relakan anak saya diambil orang, walaupun dengan terpaksa,” aku Ayu dikediamannya, Senin (01/08).

Sebelumnya ia telah memiliki seorang anak yang masih ikut dengannya sampai saat ini. Sedangkan anak yang baru dilahirkannya bernama Salsabila Lubis adalah anak keduanya yang dengan terpaksa direlakannya diambil orang.

“Namanya Syahrul, tinggal dan memiliki usaha rumah makan di Simpang Psar Glugur Rantauprapat,” katanya menyebut orang yang membeli anaknya itu.

Ayu juga mengungkapkan, selain yang pertama, melahirkan anak yang kedua, ia juga harus dioperasi di ruang bedah RSUD Labuhanbatu. Usai operasi, dirinya bingung kemana harus mencari biayanya. Karena sudah 8 hari dirawat dan pihak rumah sakit telah menagih rekening biaya operasinya.

Sementara, untuk mengandalkan Kartu BPJS nya, sudah tidak tidak berlaku lagi. “Kartu BPJS tersebut sudah lama dan sebelum dirinya berumah tangga dan tidak bisa digunakan lagi,” sebutnya.

Tidak berapa lama kemudian, lanjut Ayu, datang seorang perawat yang bertugas di Bagian Poli Bedah Bu Edeng menawarkan kepadanya bahwa ada orang mencari anak untuk dijadikan anak angkat.

Atas ide Bu Edeng dan juga karena butuh uang dengan berat hati dirinya harus merelakan anak bayinya yang baru berumur delapan hari diambil orang.

Ayu juga mengungkapkan, bahwa biaya operasi melahirkan di RSUD Labuhanbatu sebesar Rp6 juta ditanggung oleh orang yang mengambil anaknya, ditambah untuk perawatan bayi selama di RSUD senilai Rp1,5 juta.

Sedangkan dia hanya diberikan untuk beli jamu sebesar Rp1,5 juta. “Biaya rumah sakit kata perawatnya Bu Edeng sebesar Rp7,5 juta semuanya. Ya sudah lah, apa mau saya katakan lagi. Sedangkan bayi saya sudah dibawa orang yang bernama Sahrul itu,” ujar Ayu dengan nada sedih.

Bayi-ilustrasi
Bayi-ilustrasi

RANTAUPRAPAT, SUMUTPOS.CO – Perjuangan antara hidup dan mati Ayu Mandasari menjadi sia-sia, karena bayinya harus dijual. Hidup melarat, membuat dia tak mampu membayar biaya melahirkan. Ironisnya, perempuan 29 tahun ini hanya dapat uang jamu dari hasil ‘usahanya’ itu.

Miris. Persoalan himpitan ekonomi kerap menjadikan manusia terpaksa pasrah dengan keadaan. Seperti pasrahnya Ayu Mandasari, yang harus operasi caesar di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuhanhatu.

Dengan mata berkaca kaca, warga Gang Aman Jalan Ahmad Yani Kelurahan Kota Rantau Prapat Kecamatan Rantau Utara Labuhanbatu ini, mengaku rela menjual bayi keduanya karena himpitan ekonomi.

“Sebenarnya berat pak, ya dengan hati terpaksalah dikarenakan tidak mempunyai uang untuk biaya operasi bedah bersalin di rumah sakit dan juga untuk menyelamatkan nyawa saya dan anak saya. Dengan terpaksa saya relakan anak saya diambil orang, walaupun dengan terpaksa,” aku Ayu dikediamannya, Senin (01/08).

Sebelumnya ia telah memiliki seorang anak yang masih ikut dengannya sampai saat ini. Sedangkan anak yang baru dilahirkannya bernama Salsabila Lubis adalah anak keduanya yang dengan terpaksa direlakannya diambil orang.

“Namanya Syahrul, tinggal dan memiliki usaha rumah makan di Simpang Psar Glugur Rantauprapat,” katanya menyebut orang yang membeli anaknya itu.

Ayu juga mengungkapkan, selain yang pertama, melahirkan anak yang kedua, ia juga harus dioperasi di ruang bedah RSUD Labuhanbatu. Usai operasi, dirinya bingung kemana harus mencari biayanya. Karena sudah 8 hari dirawat dan pihak rumah sakit telah menagih rekening biaya operasinya.

Sementara, untuk mengandalkan Kartu BPJS nya, sudah tidak tidak berlaku lagi. “Kartu BPJS tersebut sudah lama dan sebelum dirinya berumah tangga dan tidak bisa digunakan lagi,” sebutnya.

Tidak berapa lama kemudian, lanjut Ayu, datang seorang perawat yang bertugas di Bagian Poli Bedah Bu Edeng menawarkan kepadanya bahwa ada orang mencari anak untuk dijadikan anak angkat.

Atas ide Bu Edeng dan juga karena butuh uang dengan berat hati dirinya harus merelakan anak bayinya yang baru berumur delapan hari diambil orang.

Ayu juga mengungkapkan, bahwa biaya operasi melahirkan di RSUD Labuhanbatu sebesar Rp6 juta ditanggung oleh orang yang mengambil anaknya, ditambah untuk perawatan bayi selama di RSUD senilai Rp1,5 juta.

Sedangkan dia hanya diberikan untuk beli jamu sebesar Rp1,5 juta. “Biaya rumah sakit kata perawatnya Bu Edeng sebesar Rp7,5 juta semuanya. Ya sudah lah, apa mau saya katakan lagi. Sedangkan bayi saya sudah dibawa orang yang bernama Sahrul itu,” ujar Ayu dengan nada sedih.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/