26.7 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Anak: Tuhan… Masa Satupun Tidak Bisa Selamat!

Kondisi rumah yang sudah hangus di Jalan Serumput Bawah, Kelurahan Suka Dame, Kecamatan Siantar, Kota Pematangsiantar.

SIANTAR, SUMUTPOS.CO – Suasana di lokasi kebakaran di Jalan Serumpun Bawah, yang menewaskan pasangan suami istri bersama salah satu putrinya seketika dipenuhi hisak tangis.

Itu terjadi saat Babang Marpaung, anak korban yang datang dari Medan bersama dengan istrinya boru Saragih tiba dan melihat kondisi rumah orangtuanya, Selasa (6/3) sekitar pukul 9.00:05 WIB.

Babang dan istrinya yang sedang hamil tua tak kuasa menahan kesedihan mendalamnya. Kematian orang yang ia sayangi cukup tragis.

“Tidak bisa kujaga bapak. Tolonglah dulu Tuhan… Masa satupun tidak bisa selamat. Kenapa harus begini kejadiannya,” isaknya menangis histeris sembari memukul wajahnya berulang-berulang.

Warga yang melihat itu berusaha menenangkan Babang. Sementara istrinya, yang berjarak 10 meter, juga terlihat lemas. Boru Saragih terlihat lemas hingga terlentang di lantai teras rumah warga. Para warga bermohon supaya keduanya tabah serta mampu menahan diri.

“Tenanglah dulu, semua sudah terjadi. Mereka (ketiga korban) sudah dibawa polisi ke rumah sakit,” kata salah seorang warga yang diikuti dengan nasehat puluhan warga lainnya.

Mengetahui orangtuannya dibawa ke rumah sakit, Babang sontak berontak-rontak ingin berlari ke rumah sakit. “Saya mau lihat mereka, ayolah kita. Mana mereka,” ucapnya menangis.

Kembali warga mencoba membujuk Babang. “Tunggu tenanglah. Bagaimana kau kesana kondisimu tidak tenang. Minum lah dulu,” kata warga sambil memberikan segelas air putih.

Kondisi rumah yang sudah hangus di Jalan Serumput Bawah, Kelurahan Suka Dame, Kecamatan Siantar, Kota Pematangsiantar.

SIANTAR, SUMUTPOS.CO – Suasana di lokasi kebakaran di Jalan Serumpun Bawah, yang menewaskan pasangan suami istri bersama salah satu putrinya seketika dipenuhi hisak tangis.

Itu terjadi saat Babang Marpaung, anak korban yang datang dari Medan bersama dengan istrinya boru Saragih tiba dan melihat kondisi rumah orangtuanya, Selasa (6/3) sekitar pukul 9.00:05 WIB.

Babang dan istrinya yang sedang hamil tua tak kuasa menahan kesedihan mendalamnya. Kematian orang yang ia sayangi cukup tragis.

“Tidak bisa kujaga bapak. Tolonglah dulu Tuhan… Masa satupun tidak bisa selamat. Kenapa harus begini kejadiannya,” isaknya menangis histeris sembari memukul wajahnya berulang-berulang.

Warga yang melihat itu berusaha menenangkan Babang. Sementara istrinya, yang berjarak 10 meter, juga terlihat lemas. Boru Saragih terlihat lemas hingga terlentang di lantai teras rumah warga. Para warga bermohon supaya keduanya tabah serta mampu menahan diri.

“Tenanglah dulu, semua sudah terjadi. Mereka (ketiga korban) sudah dibawa polisi ke rumah sakit,” kata salah seorang warga yang diikuti dengan nasehat puluhan warga lainnya.

Mengetahui orangtuannya dibawa ke rumah sakit, Babang sontak berontak-rontak ingin berlari ke rumah sakit. “Saya mau lihat mereka, ayolah kita. Mana mereka,” ucapnya menangis.

Kembali warga mencoba membujuk Babang. “Tunggu tenanglah. Bagaimana kau kesana kondisimu tidak tenang. Minum lah dulu,” kata warga sambil memberikan segelas air putih.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/