25.6 C
Medan
Monday, May 6, 2024

Sumut Berpotensi Kabut Asap

Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS Warga menggunakan masker melihat kabut asap dari atas gedung di Jalan Diponegoro Medan, Jumat (23/10). Penyebab kabut asap di wilayah Medan, akibat kebakaran hutan di Riau serta meningkatnya jumlah titik panas sebanyak 771 titik yang tersebar di pulau Sumatera.
Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS
Warga menggunakan masker melihat kabut asap dari atas gedung di Jalan Diponegoro Medan, Jumat (23/10) tahun lalu. Penyebab kabut asap di wilayah Medan, akibat kebakaran hutan di Riau serta meningkatnya jumlah titik panas yang tersebar di pulau Sumatera.

KUALANAMU, SUMUTPOS.CO – Sedikitnya 30 titik api (hot spot) terdeteksi di wilayah Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Daerah paling banyak hot spot di daerah Kabupaten Padang Lawas (Palas) dengan jumlah 12 titik. Jika kondisi ini terus dibiarkan maka Sumut akan berpotensi kabut asap.

Otomatis dampak yang ditimbulkan sangat banyak termasuk gangguan moda transportasi darat, laut dan udara. Disamping itu polusi udara juga terancam hingga sampai pada tingkat pernapasan manusia.

Informasi yang dihimpun, kondisi ini sudah berlangsung pada dua pekan belakangan ini. Hal ini terjadi perkiraan sementara akibat pembakaran lahan pertanian dan lahan gambut dari orang yang tidak bertanggungjawab. Diperparah lagi kondisi daerah tersebut musim kemarau sehingga dimampaatkan orang untuk membuka lahan baru.

Selain di Sumut, di daerah lain khususnya di Pulau Sumatera juga terdeteksi titik api, lebih kurang 195 hot spot, termasuk di Sumbar, Lampung, Sumsel, Jambi, Bengkulu, Riau, Kepri, Babel dan lainya. Namun dari temuan titik tersebut termasuk yang terbesar di Sumut dengan jumlah titik 30 hot spot.

Petugas prakirawan (forecester) Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Kualanamu Nency kepada wartawan pada Senin (8/8) menerangkan jika titik api di Sumut berjumlah 30 hotspot. Khusus Sumut paling banyak ditemukan daerah Kabupaten Palas yang berbatasan dengan Riau.

Tetapi dibeberapa daerah kabupaten lainya juga ditemukan, tetapi tidak sebanyak di Palas. Termasuk, Labuhan Batu ditemukan 2 hot spot, Labuhan Batu Utara 1 hot spot, padang Lawas Utara (Paluta) sebayak 6 hot spot, Tapanuli Selatan (Tapsel) sebayak 4 hot spot, Tobasa 1 hot spot, dan Mandailing Natal (Madina) sebayak 4 hot spot.

Sejauh ini menurut Nency belum menimbulkan dampak khsusnya daerah Medan sekitarnya. Sebab sangat jauh, ditambah pergerakan angin mendukung dari Barat daya ke timur laut. “Masih kecil kemungkinan sampai, karena angin belum mengarah ke Medan sekitarnya,” ujarnya.

Disoal potensi hujan, sebagian hujan dan berawan namun untuk Bandara Kualanamu sendiri berawan, sementara angin masih normal, untuk agin daerah permukaan di Bandara Kualanamu datang dari utara. Sedangkan dilepel atas dari barat daya ke timur dengan kecepatan 5-10 knot ,” jarak pandang (Visibility) 10 Km diambang batas normal,” ujarnya.

Sementara itu duty manajer Bandara Kualanamu Jasirin terkait hos tpot di Pulau Sumatera menurutnya belum berdampak khusnya bagi penerbangan. “Sejauh ini masih normal-normal saja, belum ada kendala,” sebutnya.

Namun dirinya tidak memungkiri adanya titik api di Sumut lebih kurang 195 hot spot dan berpotensi kabut apa bila tidak cepat diatasi,” kita tetap berkoordinasi dan memantau titik api tersebut dengan intansi terkait di Bandara Kualanamu untuk antisipasi dari segala hal,”tegas Jasirin. (man)

Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS Warga menggunakan masker melihat kabut asap dari atas gedung di Jalan Diponegoro Medan, Jumat (23/10). Penyebab kabut asap di wilayah Medan, akibat kebakaran hutan di Riau serta meningkatnya jumlah titik panas sebanyak 771 titik yang tersebar di pulau Sumatera.
Foto: DANIL SIREGAR/SUMUT POS
Warga menggunakan masker melihat kabut asap dari atas gedung di Jalan Diponegoro Medan, Jumat (23/10) tahun lalu. Penyebab kabut asap di wilayah Medan, akibat kebakaran hutan di Riau serta meningkatnya jumlah titik panas yang tersebar di pulau Sumatera.

KUALANAMU, SUMUTPOS.CO – Sedikitnya 30 titik api (hot spot) terdeteksi di wilayah Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Daerah paling banyak hot spot di daerah Kabupaten Padang Lawas (Palas) dengan jumlah 12 titik. Jika kondisi ini terus dibiarkan maka Sumut akan berpotensi kabut asap.

Otomatis dampak yang ditimbulkan sangat banyak termasuk gangguan moda transportasi darat, laut dan udara. Disamping itu polusi udara juga terancam hingga sampai pada tingkat pernapasan manusia.

Informasi yang dihimpun, kondisi ini sudah berlangsung pada dua pekan belakangan ini. Hal ini terjadi perkiraan sementara akibat pembakaran lahan pertanian dan lahan gambut dari orang yang tidak bertanggungjawab. Diperparah lagi kondisi daerah tersebut musim kemarau sehingga dimampaatkan orang untuk membuka lahan baru.

Selain di Sumut, di daerah lain khususnya di Pulau Sumatera juga terdeteksi titik api, lebih kurang 195 hot spot, termasuk di Sumbar, Lampung, Sumsel, Jambi, Bengkulu, Riau, Kepri, Babel dan lainya. Namun dari temuan titik tersebut termasuk yang terbesar di Sumut dengan jumlah titik 30 hot spot.

Petugas prakirawan (forecester) Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Kualanamu Nency kepada wartawan pada Senin (8/8) menerangkan jika titik api di Sumut berjumlah 30 hotspot. Khusus Sumut paling banyak ditemukan daerah Kabupaten Palas yang berbatasan dengan Riau.

Tetapi dibeberapa daerah kabupaten lainya juga ditemukan, tetapi tidak sebanyak di Palas. Termasuk, Labuhan Batu ditemukan 2 hot spot, Labuhan Batu Utara 1 hot spot, padang Lawas Utara (Paluta) sebayak 6 hot spot, Tapanuli Selatan (Tapsel) sebayak 4 hot spot, Tobasa 1 hot spot, dan Mandailing Natal (Madina) sebayak 4 hot spot.

Sejauh ini menurut Nency belum menimbulkan dampak khsusnya daerah Medan sekitarnya. Sebab sangat jauh, ditambah pergerakan angin mendukung dari Barat daya ke timur laut. “Masih kecil kemungkinan sampai, karena angin belum mengarah ke Medan sekitarnya,” ujarnya.

Disoal potensi hujan, sebagian hujan dan berawan namun untuk Bandara Kualanamu sendiri berawan, sementara angin masih normal, untuk agin daerah permukaan di Bandara Kualanamu datang dari utara. Sedangkan dilepel atas dari barat daya ke timur dengan kecepatan 5-10 knot ,” jarak pandang (Visibility) 10 Km diambang batas normal,” ujarnya.

Sementara itu duty manajer Bandara Kualanamu Jasirin terkait hos tpot di Pulau Sumatera menurutnya belum berdampak khusnya bagi penerbangan. “Sejauh ini masih normal-normal saja, belum ada kendala,” sebutnya.

Namun dirinya tidak memungkiri adanya titik api di Sumut lebih kurang 195 hot spot dan berpotensi kabut apa bila tidak cepat diatasi,” kita tetap berkoordinasi dan memantau titik api tersebut dengan intansi terkait di Bandara Kualanamu untuk antisipasi dari segala hal,”tegas Jasirin. (man)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/